Dispnea
adalah sensasi subjektif yang sulit diukur karena sangat bervariasi antara
individu dan dapat dipengaruhi oleh keadaan mental seseorang. Dua alasan utama
melakukan pengukuran terhadap dispnea adalah untuk membedakan beratnya gejala
antar individu dan menilai perjalanan dispnea individu. Metode psikofisik dan skala
klinis telah digunakan untuk menilai dispnea walaupun manfaat klinis
pengukurannya masih dalam perdebatan.
Psikofisik adalah ilmu yang
mempelajari hubungan antara rangsang dan respons. Ilmu ini digunakan untuk
menilai dispnea dengan cara mengukur perubahan persepsi pola bernapas akibat
penambahan beban dari luar.
Skala
klinis. Ada
beberapa skala klinis yang digunakan dalam usaha menderajatkan dispnea yaitu:
1.
Visual analogue scale (VAS= sklala analog visual)
2.
Skala
Borg yang dimodifikasi
3.
Skala sesak Medical Research council (MRC)
4.
Baseline dyspnea index (BDI)
5.
Transitional dyspnea index (TDI)
1. Visual analogue scale (VAS= sklala analog visual)
Digunakan
untuk menilai dispnea selama uji latih. Subjek diminta memberikan penilaian
tentang sesaknya dengan cara menandai garis vertical atau horizontal yang
panjangnya 10 cm sesuai dengan intensitas sesaknya. Derajat 0 untuk tidak sesak
sama sekali sampai derajat 10 untuk sesak berat. Skala ini paling sering
digunakan karena pemakaiannya lebih sederhana dan reproduksibel.
2. Skala Borg yang
dimodifikasi
skala
ini berupa garis vertical yang diberi nilai 0 sampai 10 dan tiap nilai
mempunyai deskripsi verbal untuk membantu penderita menderajatkan intensitas
sesak dari derajat ringan sampai berat. Nilai tiap deskripsi verbal tersebut
dibuat skor sehingga tingkat aktivitas dan derajat sesak dapat dibandingkan
antar individu. Skala ini memiliki reproduksibilitas yang baik pada individu
sehat dan dapat diterapkan untuk menentukan dispnea pada penderita penyakit
kardiopulmoner serta untuk parameter statistik.
PERINGKAT
INTENSITAS
0
Tidak sesak sama sekali
0,5 Sesak
sangat ringan sekali
1
Sesak sangat ringan
2
Sesak ringan
3
Sesak sedang
4
Sesak kadang berat
5
Sesak berat
6
7
Sesak sangat berat
8
9
10
Sesak sangat berat sekali, hampir maksimal
3. Skala sesak Medical Research council (MRC)
Skala MRC telah
digunakan sejak tahun 1956, mampu memprediksi risiko kematian beberapa penyakit
dan mempunyai manfaat epidemiologis. Namun skala ini tidak sensitive terhadap
perubahan kecil antar individu.
DESKRIPSI
|
PERINGKAT
|
DERAJAT
|
Tidak sesak saat berjalan bergegas atau sedikit mendaki |
0
|
-
|
Sesak saat berjalan bergegas atau sedikit mendaki |
1
|
Ringan
|
Berjalan lebih lambat dibanding orang seumur oleh karena sesak atau harus berhenti untuk bernapas saat berjalan biasa |
2
|
Sedang
|
Berhenti untuk bernapas setelah berjalan 100 yard atau setelah berjalan beberapa menit pada ketinggian tetap Terlapau sesak untuk keluar rumah atau sesak saat berpakaian atau melepas pakaian |
3
|
Berat |
4
|
Sangat berat
|
4. Skala sesak ATS
Skala ini menggunakan deskripsi verbal untuk menderajatkan
intensitas gejala dan telah dikunakan secara luas.
Derajat 1
|
Tidak sesak
kecuali aktivitas latihan berat
|
Derajat 2
|
Sesak saat
menaiki tangga secara tergesa-gesa atau saat mendaki bukit kecil
|
Derajat 3
|
Berjalan lebih
lambat dibandingkan kebanyakan orang
|
Derajat 4
|
Harus berhenti
untuk bernafas setelah berjalan kira-kira 100 yard
|
Derajat 5
|
Terlalu sesak
untuk keluar rumah atau sesak saat menggunakan atau melepas pakaian.
|
5. Baseline
dyspnea index (BDI)
BDI
adalah indeks klinis yang membedakan derajat berat dispnea pada satu waktu
tertentu
6. Transitional dyspnea index (TDI)
Indeks
sesak ini dibuat untuk menilai perubahan setelah beberapa intervensi dalam
waktu tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar