31 Maret 2013

OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA, berbahayakah?

Obstructive sleep apnea (OSA) adalah salah satu tipe gangguan tidur atau sleep apnea. Prinsip utama OSA adalah terdorongnya lidah dan palatum ke belakang hingga menempel pada dinding faring posterior, menyebabkan oklusi nasofaring dan orofaring. Kolaps saluran napas atas terjadi bila tekanan negatif orofaring saat inspirasi melampaui batas batas stabilisasi otot dilator dan abduktor saluran napas atas. Baik faktor struktural maupun fungsional memegang peran dalam menentukan tekanan kritis kolaps saluran napas.

SLEEP APNEA, berbahayakah terhadap kardiovaskular?

Sleep apnea adalah terhentinya aliran udara melalui hidung dan mulut secara berulang yang berhubungan dengan terbangun dari tidur dan desaturasi oksigen. Sleep apnea terbagi atas

27 Maret 2013

TIDUR, pengaruhnya terhadap pernapasan

Tidur dibedakan atas nonrapid eye movement (nREM) atau tidur tenang dan rapid eye movement (REM) atau tidur aktif. Tidur nREM mencakup 4 tingkat kedalaman, tingkat 3 dan 4 merupakan tidur gelombang pendek. Saat tidur REM, terjadi saat bermimpi, aktivitas metabolisme otak meningkat dan sistem saraf pusat tereksitasi.

23 Maret 2013

PPOK, adakah penyakit lain yang mirip?


Banyak yang belum tahu apa itu PPOK (penyakit paru obstruktif kronik), termasuk sebagian tenaga kesehatan. Gejala dan tanda PPOK sering didiagnosis sebagai penyakit lain, sehingga pengobatannya tidak benar dan penyakit makin memberat dengan cepat. Apalagi banyak penyakit yang gejala dan tandanya menyerupai PPOK. Karena itu diagnosis PPOK harus berdasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemriksaan penunjang.

18 Maret 2013

TEMBAKAU TAK BERASAP, lebih ramah daripada tembakau berasap?

WHO memperkirakan di seluruh dunia tembakau tanpa asap (tembakau oral) dikonsumsi oleh hampir 400 juta orang dan menyebabkan sekitar 100.000 kematian per tahun pada laki-laki dan 50.000 pada perempuan. Tembakau tanpa asap mengandung lebih dari 2.000 zat kimia, suatu jumlah yang dapat menyebabkan kanker.

16 Maret 2013

UJI TUBERKULIN, efek samping

Bula
Reaksi merugikan (adverse reaction) yang terjadi akibat uji tuberkulin bisa bersifat lokal dan sistemik namun jarang terjadi. Reaksi lokal terjadi di tempat suntikan pada subjek yang sangat sensitif berupa eritema, vesikel, bula, ulkus atau nekrosis. Reaksi merugikan lain adalah rasa nyeri, tidak nyaman dan pruritus yang bisa diobati dengan steroid topikal.

UJI TUBERKULIN, spesifisitas dan pedoman penilaian

Spesifisitas uji adalah proporsi subjek sehat yang memberikan hasil uji diagnostik negatif dibandingkan seluruh subjek yang tidak sakit. Hasil positif semu akan menurunkan spesifisitas uji. Uji tuberkulin positif semu terjadi pada seseorang yang telah terinfeksi oleh Mycobacterium selain Mycobancterium tuberculosis, termasuk vaksinasi BCG. 

12 Maret 2013

PENYAKIT PARU BAWAH AIR, pada penyelam


Menyelam merupakan salah satu olahraga yang populer dan banyak digemari namun jarang yang menjadikan menyelam sebagai suatu pekerjaan yang rutin dilakukan. Penyelaman dapat dilakukan dengan menahan napas atau menggunakan peralatan di bawah air yang dinamakan self-contained underwater breathing apparatus (SCUBA).

11 Maret 2013

PENYAKIT PARU KETINGGIAN, pada pendaki gunung

Setiap tahun jutaan orang berada di ketinggian karena berbagai keperluan misalnya mendaki gunung, ski, hiking atau dalam pesawat udara. Penurunan tekanan barometer pada ketinggian menyebabkan penurunan tekanan partial oksigen (pO2) inspirasi, bisa menjadi masalah pada sebagian orang. Namun sulit untuk mengetahui pada ketinggian berapa seseorang dapat mengalami gangguan akibat ketinggian.

10 Maret 2013

BRONCHOALVEOLAR LAVAGE (BAL)

Bronchoalveolar lavage (BAL) adalah teknik pengambilan spesimen saluran napas bagian bawah dengan cara memasukkan cairan fisiologis dan kemudian mengambilnya kembali.  Konsep dasarnya adalah bahwa komponen selular dan nonselular permukaan epitel alveoli merupakan manifestasi proses inflamasi saluran napas bawah, komponen tersebut bisa diambil dengan BAL.

9 Maret 2013

UJI TUBERKULIN, interptretasi

Pemeriksaan uji tuberkulin dilakukan untuk menentukan apakah seseorang pernah terinfeksi oleh kuman Mycobacterium tuberculosis (M.tb). Interpretasi uji tuberkulin ditentukan oleh sensitivitas dan spesifisitas ujin selain itu perlu dipertimbangkan juga nilai prediksi positif dan nilai prediksi negatif uji.

UJI TUBERKULIN, pengertian

Reaksi tuberkulin merupakan reaksi hipersensitivitas tipe lambat atau delayed-type hipersensitivity (DTH) berupa indurasi di tempat suntikan pada pejamu yang tersensitisasi. DTH, disebut juga hipersensitivitas tipe IV, merupakan sistem imun yang bekerja berdasarkan imunitas selular. Sesuai dengan namanya DTH merupakan reaksi selular tipe lambat terhadap antigen yang terlokalisisr, biasanya kulit. Individu yang pernah terpajan kuman Mycobacterium tuberculosis (M.tb) atau pernah menerima vaksinasi BCG

6 Maret 2013

dots (kalau diputar jadi stop)

Kata DOTS sering disebut hampir di semua negara, bila sedang membicarakan pemberantasan penyakit TB. Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyetakan bahwa kunci sukses penanggulangan TB adalah menerapkan strategi DOTS. Sebagai negara kelima (sebelumnya negara ketiga) dengan jumlah penderita TB terbanyak di dunia, Indonesia juga menerapkan strategi DOTS. Agar strategi ini dapat berjalan dengan baik maka pemahaman tentang DOTS sangat diperlukan.

5 Maret 2013

KOR PULMONALE, mana duluan yang sakit?


Pada tahun 1963 WHO mendefinisikan cor pulmonale sebagai hipertrofi ventrikel kanan akibat penyakit paru yang mempengaruhi fungsi dan atau struktur paru kecuali bila gangguan paru terjadi akibat penyakit yang secara primer mengenai sisi kiri jantung atau pada penyakit jantung kongenital. Berkembangnya pemahaman terhadap patofisiologi kor pulmonale menyebabkan pergeseran paradigma sehingga alterasi struktur dan fungsi ventrikel kanan lebih menjadi titik tolak dibandingkan terjadinya hipertrofi.

4 Maret 2013

HIPERTENSI PULMONER, bedakah dengan hipertensi yang selama ini dikenal?


Sirkulasi pulmoner mempunyai ciri khas bertekanan dan bertahanan rendah maka pada keadaan normal tekanan sistolik dan diastolik sirkulasi pulmoner lebih rendah dibandingkan sirkulasi sistemik. Pada permukaan laut, tekanan arteri pulmoner berkisar 18-25 mmHg pada puncak sistolik dan 6-10 mmHg pada akhir diastolik, tekanan rata-rata 12-16 mmHg. Jika rerata tekanan arteri pulmoner ≥ 35 mmHg saat aktivitas atau ≥ 25 mmHg saat istirahat disebut hipertensi pulmoner (HP). 

3 Maret 2013

PENYAKIT ABDOMEN, bisakah menyebabkan kelainan paru?


Proses kehidupan dalam tubuh manusia bisa berlangsung karena dukungan berbagai sistem yang bertanggung jawab terhadap fungsi tertentu, misalnya sistem kardiovaskuler, sistem pencernaan, sistem pernapasan, sistem neuromuskuler dll. Meskipun setiap sistem bertanggung jawab terhadap fungsi tertentu, namun antara sistem yang satu dengan lainnya saling mempengaruhi. Gangguan fungsi salah satu organ penyusun suatu sistem, selain bisa mempengaruhi fungsi sistem tersebut, bisa juga mempengaruhi organ pada sistem yang lain.