18 Oktober 2015

ISPU dan kebakaran hutan

Monitor ISPU di Balikpapan
Kebakaran hutan yang terjadi setiap musim kemarau beberapa tahun terakhir di Sumatra dan Kalimantan menimbulkan berbagai dampak negatif tidak hanya di tempat terjadinya kebakaran hutan, namun juga meluas ke berbagai daerah lain dan bahkan negara tetangga.  Salah satu dampak kebakaran hutan adalah terjadinya pencemaran udara yang berpotensi mengganggu kesehatan setelah menghirup udara tersebut selama beberapa jam/hari/bulan.. Keparahan pencemaran udara bisa diukur dengan berbagai cara, yang paling sering digunakan adalah Insdeks Standar Pencemaran Udara (ISPU).

28 Mei 2015

Magnesium sulfat pada asma akut berat

Asma eksaserbasi akut berat berpotensi mengancam  jiwa pasien karena itu penatalaksanaannya perlu penilaian yang tepat dan pemantauan ketat. Pemberian bronkodilator dengan inhalasi short acting beta-2 agonis (SABA) beberapa kali akan segera membuka saluran napas, sambil menunggu penyebab perburukan asma dikendalikan atau peningkatkan dosis obat pengontrol  mulai bekerja. Selain SABA, pada asma eksaserbasi akut berat, perlu ditambahkan kortikosteroid, antikolinergik, aminofilin/teofilin, dan megnesium.

8 Mei 2015

Aminoglikosid, obat anti tuberkulosis

Antibiotik aminoglikosid merupakan obat yang efektif untuk melawan berbagai bakteri meliputi enterokokus, bakteri gram negatif dan mikobakterium. Penelitian Waksman pada tahu 1940 an membuktikan manfaat streptomisin untuk melawan kuman TB. Sejak itu beberapa aminoglikosida baru ditemukan dengan aktifitas antimikroba yang luas. Aminoglikosida yang terbukti mampu melawan kuman TB adalah streptomisin, kanamisin dan amikasin.

15 April 2015

Etambutol, obat antituberkulosis (OAT)

Struktur etambutol
Etambutol ditemukan pertama kali 1961 dan dianjurkan penggunaannya sebagai OAT pada 1966. Diberikan secara oral, 70-80% obat diabsorbsi. Makanan tidak mengganggu uptake obat, namun absorbsi akan berkurang bila diminum bersamaan dengan antasida. Obat ini terdistribusi dengan cepat ke seluruh tubuh kecuali sistem saraf pusat, hanya 10-50% dibandingkan kadar obat dalam plasma.