30 April 2013

FLU BURUNG subtipe H5N1, langkah diagnostik

GEJALA KLINIS
Umumnya gejala klinis flu burung yang sering ditemukan adalah demam > 38 oC, batuk dan nyeri tenggorok. Gejala lain yang mungkin ditemukan adalah pilek, sakit kepala, nyeri otot, infeksi selaput mata, diare dan gangguan saluran cerna. Bila ditemukan gejala sesak, merupakan tanda terdapat kelainan saluran napas bawah yang berisiko terjadi perburtukan.

STOP MEROKOK, adakah manfaatnya?

Berbagai manfaat akan didapat perokok bila mereka berhenti merokok. Manfaat tersebut bisa dilihat dari segi kesehatan, mental, sosial dan ekonomi. ari sisi kesehatan, berhenti merokok akan menurunkan risiko kematian jauh lebih besar dibandingkan dengan penurunan kolesterol atau penurunan tekanan darah. Semakin awal seseorang berhenti merokok akan meningkatkan usia harapan hidup menjadi lebih panjang.

28 April 2013

FLU BURUNG SUBTIPE H5N1, diagnosis

Masa inkubasi virus flu burung subtipe H5N1 kemungkinan lebih lama daripada massa inkubasi influenza pada manusia tipe lain yang selama ini dikenal. Sebagian besar kasus muncul pada 2-4 hari setelah pajanan dan diperkirakan 8-17 hari akan muncul gejala jika ada kemungkinan kpontak denghan binatang yang terinfeksi atau lingkungan yang berkaitan. 

FLU BURUNG SUBTIPE H5N1, patofisiologi

Flu burung atau Avian influenza (AI) jenis baru telah muncul di China yaitu H7N9. Meskipun belum cukup bukti bahwa virus ini bisa menular antar manusia, namun penularan virus ini dari unggas ke manusia lebih mudah dibandingkan virus tipe sebelumnya (H5N1). Belum banyak yang diketahui tentang virus ini, sehingga pedoman tatalaksana masih diragukan efektifitasnya. Meskipun kemungkinan akan banyak perbedaan, kali ini kita akan pelajari patofisiologi yang sudah jelas yaitu virus flu burungsubtipe H5N1

26 April 2013

FLU BURUNG, sejarah

Saat ini sedang berkembang virus flu burung jenis baru (H7N9) yang menulari lebih dari 100 orang dan menewaskan 22 orang diantaranya, terjadi di 7 propinsi dan kota di China. Saat ini belum cukup bukti bahwa virus tersebut bisa menular antar manusia dengan mudah. Virus ini lebih mudah menular dari unggas ke manusia dibandingkan tipe H5N1 (WHO).

23 April 2013

SIDEROSIS, inhalasi debu besi

Debu besi adalah debu anorganik sehingga penyakit paru kerja yang berhubungan dengan debu besi termasuk pneumokoniosis debu anorganik, antara lain: siderosis, Welder's siderosis dan siderosilikosis. Siderosis adalah penyakit paru kerja akibat pengumpulan debu besi yang mengandung persenyawaan zat besi  (Fe2O3) di paru.

20 April 2013

NIKOTIN, withdrawal effect

Withdrawal effect atau efek putus nikotin salah satu kendala yang penting. Reward fisiologis berupa produksi dopamin yang tinggi dan tidak tahan terhadap gejala putus nikotin membuat perokok terus merokok. Pada saat seorang berhenti merokok, maka jumlah nikotin yang mencapai reseptor di otak menurun dan hal ini menyebabkan penurunan pelepasan dopamin dan neurotransmiter lainnya sehingga

18 April 2013

NIKOTIN, adiksi dan dampak fisiologis

Adiksi nikotin merupakan salah satu faktor kendala berhenti merokok dari aspek biologis dan fisiologis. Dibandingkan dengan 4 zat lain penyebab adiksi seperti kokain, morfin, kafein, dan alkohol, ternyata nikotin menempati urutan pertama penyebab kematian, adiksi dan tingkat kesulitan untuk tidak menggunakannya lagi. Adiksi nkotin dapat membuat pasien kembali merokok meskipun telah mengalami berbagai penyakit,

16 April 2013

ASAP ROKOK, karakteristik

Semula, rokok yang dijual secara komersial tersusun atas tembakau (nicotiana tabacum), kertas dan penyaring atau sering dikenal dengan filter. Rokok yang beredar sekarang, tidak hanya terdiri atas tembakau saja, namun juga dutambah zat lain (zat adiktif). Zat adiktif tersebut antara lain gliserol, sorbitol, propilen glikol, kalium sorbat, asam benzoat, natrium benzoat, cengkeh, menthol, cokelat, vanila dan zat-zat lainnya. 

11 April 2013

PPOK, sel inflamasi

Inflamasi saluran napas pasien PPOK merupakan amplifikasi respons inflamasi normal akibat iritasi kronik, misalnya asap rokok atau polusi rumah tangga. sel inflamasi pada PPOK ditandai dengan peradangan pola tertentu yang melibatkan neutrofil, makrofag dan limfosit. sel-sel tersebut melepaskan mediator inflamasi dan berinteraksi dengan sel-sel struktural dalam saluran napas dan parenkim paru.

7 April 2013

SESAK NAPAS, identifikasi dan macamnya

Sesak napas diartikan sebagai sensasi atau rasa tidak nyaman dalam bernapas, berbeda dengan sensasi-sensasi yang lain karena jalan saraf yang mendasarinya belum diketahui dengan pasti. Ujung saraf bebas mentransmisikan sinyal nyeri ke sistem saraf pusat, tapi tidak ada reseptor khusus untuk sesak napas. Demikian pula untuk identifikasi lokasi, walaupun daerah auditori, visual, olfaktori, somatosensori telah diketahui lokasinya di korteks serebri, akan tetapi daerah yang memproses informasi berkaitan dengan sesa napas pada korteks serebri masih belum dapat diidentifikasi.

4 April 2013

EFUSI PLEURA GANAS, patofisiologi

Ada berbagai mekanisme timbulnya efusi pleura pada keganasan, secara garis besar dibagi menjadi langsung dan tidak langsung sebagai berikut:
  • Secara langsung
    • Metastasis ke pleura dengan peningkatan permeabilitas permukaan pleura
    • Metastasis dengan obstruksi pembuluh limfe di pleura
    • Pembesaran kelenjar getah bening mediastinum yang mengakibatkan penurunan kemampuan drainase pleura melalui sistem limfatik

3 April 2013

EFUSI PLEURA GANAS, etiologi

Efusi pleura ganas (EPG) adalah efusi pleura yang disebabkan oleh proses keganasan, baik primer atau sekunder atau metastasis. Cairan efusi biasanya berupa eksudat, namun sebagian kecil dapat bersifat transudat. EPG biasanya unilateral sesuai letak proses keganasan meskipun dapat pula bilateral.Ciri lain efusi pleura ini adalah banyaknya jumlah cairan dan cepatnya cairan terakumulasi kembali di rongga pleura meskipun telah dilakukan torakosentesis berkali-kali.

2 April 2013

PLEURA, bisakah terganggu?

Pleura adalah membran tipis yang terdiri dari dua lapisan pleura yaitu pleura viseralis (lapisan dalam) dan pleura parietalis (lapisan luar). Kedua lapisan tersebut bersatu di daerah hilus dan mengadakan penetrasi dengan cabang utama bronkus, arteri dan vena bronkialis, serabut saraf serta pembuluh limfe. Secara histologis kedua lapisan tersebut terdiri atas sel mesotelial, jaringan ikat, pembuluh darah kapiler dan pembuluh getah bening.