Press Release Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
Dalam rangka
PERINGATAN HARI ASMA SEDUNIA 2018
“NEVER TOO EARLY, NEVER TOO LATE”.
It’s always the right time to address airways disease
Selasa 1 Mei 2018-World Asthma Day: World Asthma Day mengingatkan jutaan orang di seluruh dunia mengenai penyakit asma. Melalui peringatan ini, profesional dalam bidang kesehatan di seluruh dunia didorong melakukan kegiatan untuk mensosialisasikan penyakit asma, meningkatkan kualitas kontrol serta menurunkan kematian akibat asma melalui upaya preventif sebagai prioritas, diagnosis yang cepat dan tepat, dan pengobatan yang optimal.
Mengacu pada data dari WHO, saat ini ada sekitar 300 juta orang yang menderita asma di seluruh dunia. Terdapat sekitar 250.000 kematian yang disebabkan oleh serangan asma setiap tahunnya, dengan jumlah terbanyak di negara dengan ekonomi rendah-sedang. Prevalensi asma terus mengalami peningkatan terutama di negara-negara berkembang akibat perubahan gaya hidup dan peningkatan polusi udara. Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, melaporkan prevalensi asma di Indonesia adalah 4,5% dari populasi, dengan jumlah kumulatif kasus asma sekitar 11.179.032. Asma berpengaruh pada disabilitas dan kematian dini terutama pada anak usia 10-14 tahun dan orang tua usia 75-79 tahun. Diluar usia tersebut kematian dini berkurang, namun lebih banyak memberikan efek disabilitas. Saat ini, asma termasuk dalam 14 besar penyakit yang menyebabkan disabilitas di seluruh dunia.
Serangan asma paling banyak dipicu oleh infeksi saluran napas bagian atas dan aktivitas fisik, pemicu lainnya meliputi faktor lingkungan, stres emosional dan konsumsi beberapa makanan, minuman, atau obat-obatan. Faktor lingkungan yang dapat memprovokasi terjadinya serangan asma meliputi alergen inhalasi yang didapatkan di rumah atau di tempat kerja, iritan inhalasi dari polusi udara misalnya asap rokok, asap industri dan asap kendaraan. Asap kendaraan sendiri merupakan 70% atau bahkan lebih sebagai penyebab tingginya polusi udara di Indonesia, yang menjadikan Indonesia peringkat kedelapan di dunia dalam hal polusi udara.
Tingginya jumlah penderita asma saat ini dan kondisi lingkungan yang berpotensi menyebabkan jumlah kasus semakin bertambah di kemudian hari, menjadi masalah kesehatan yang serius. Serangan asma dapat mengganggu pekerjaan pada orang dewasa dan mengganggu aktivitas belajar pada anak-anak. Pada kondisi yang lebih berat, asma dapat mengancam jiwa dan menurunkan kwalitas hidup penderita. Ini mencerminkan adanya kebutuhan edukasi untuk meningkatkan kesadaran seluruh lapisan masyarakat terhadap penyakit asma. Sangat penting mencegah individu dengan predisposisi asma berkembang menjadi asma, dan mencegah pasien asma mengalami serangan asma atau asma yang menetap.
World Asthma Day yang dipelopori oleh Global Initiative for Asthma (GINA), setiap tahun diperingati untuk meningkatkan kesadaran seputar penyakit asma dan penatalaksanaannya di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Kegiatannya bervariasi dari interaksi langsung dengan pasien di pelayanan kesehatan, sosialisasi di tempat-tempat umum hingga seminar tenaga kesehatan untuk meningkatkan kwalitas pelayanan pada pasien asma. Tahun ini, World Asthma Day mengambil tema “Never too early, never too late”. Meningkatkan kesadaran setiap orang untuk selalu mengetahui waktu yang tepat mengatasi penyakit saluran pernapasan.
Jakarta, 1 Mei 2018
Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
2 komentar:
Selamat siang,
Saya mendapat pertanyaan dari anak saya yang kuliah tentang 'Nilai Normal faal paru orang indonesia pada usia sekolah dan pekerja dewasa berdasarkan rekomendasi American Trhoracic Society', ada data th 1993 (tulisan Alsegaff dan Mangunnegoro). Pertanyaan pada masa sekarang 2018 (setelah 25 th) apakah nilainya ada perubahanan ? Kalau ada perubahan, adakah pubikasinya ? Terima kasih.
Untung Santoso
0811363392
tungsantoso@gmail.com
Bp. Untung S: benar, pernah ada pengukuran faal paru pada tahun 1992 dan di publikasi tahun 1993 untuk subjek berusia 13 - 70 tahun dan tinggi badan 150-172 cm. Melihat perubahan kondisi Indonesia dalam 25 tahun terakhir, kemungkinan nilai normal faal paru orang Indonesia juga berubah. Namun sampai saat ini belum ada penelitian besar seperti penelitian Pneumobile Indonesia tahun 1992.
Posting Komentar