Bernapas dan
makan merupakan dua proses dasar kehidupan yang saling berhubungan erat dalam
mekanisme, asosiasi emosi dan fisiologi. Udara dan makanan kadang masuk bersama saat menelan, lalu sementara mengalami proses yang terpisah, kemudian bergabung lagi dalam aliran darah dan didistribusikan ke seluruh tubuh untuk selanjutnya terjadi produksi energi.
Meskipun ada ketergantungan antara nutrisi dan bernapas, nutrisi masih merupakan daerah "terabaikan" dalam kedokteran respirasi, dan hanya sedikit dipelajari dalam kurikulum kedokteran maupun keperawatan. Malnutrisi sering mencapai "proporsi marasmus" pada pasien PPOK. Sebagai contoh: 47% pasien PPOK stabil memperlihatkan kelainan nutrisi dan angkanya meningkat menjadi 50% pada pasien yang dirawat.
Fisioterapi pada pasien malnutrisi membuat kerja napas meningkat. Fakta berikut menunjukkan kaitan langsung nutrisi dengan fisioterapi:
- Seorang dengan malnutrisi tidak mampu meningkatkan fungsi otot dan toleransi latihan
- Kekurangan gizi menghambat mobilitas dan menekan motivasi.
- Pasien PPOK stabil dengan nutrisi baik tidak terjadi kelelahan kronik.
Penyebab nutrisi buruk bisa disebabkan karena beberapa faktor sebagai berikut:
- Makan menjadi pilihan berikutnya setelah bisa bernapas dengan nyaman. Karena kombinasi aktivitas keduanya merupakan kompetisi, akhirnya pasien cenderung memilih bernapas dengan nyaman tanpa terganggu oleh proses makan.
- Ukuran normal makanan akan mengganggu mekanik diafragma, terutama bila disertai dengan udara yang tertelan saat bernapas.
- Nafsu makan berkurang akibat merokok, depresi, rasa sputum dan beberapa obat
- Keterbatasan latihan dan kelelahan mematahkan semangat menyiapkan makanan sehat.
- Penurunan saturasi oksigen saat makan bisa disebabkan oleh menahan napas saat menelan dan aktivitas metabolisme yang diperlukan untuk pencernaan makanan.
- Peningkatan kerja napas meningkatkan kebutuhan kalori. Seorang dengan emfisema, energy expenditure akan meningkat 25%.
- Salbutamol meningkatkan kebutuhan energi
- Terapi oksigen atau pernapasan melalui mulut menyebabkan mulut kering
- Nutrisi akan terganggu oleh hipoksemia, alkoholisme, dan sedang sakit
- Hospital malnutrition atau malnutrisi karena perawatan rumah sakit gangguan nutrisi karena makanan (RS) yang tidak menimbulkan selera, tidak makan karena uji atau prosedur, dukungan nutrisi bukan prioritas utama, pasien dengan terapi steroid, eksaserbasi dengan pengecilan otot. Nutrisi hampir semua pasien memburuk rerata dalam 2 minggu masa perawatan.
Efek nutrisi buruk
Berkurangnya nutrisi akan mengganggu motilitas silia, memperburuk proses emfisematous, mengikis otot, mengurangi surfaktan, meningkatkan kerja pernapasan, memperburuk elastisitas jaringan, menghalangi keseimbangan cairan, mempercepat gagal napas hiperkapnia, menurunkan kapasitas latihan, menyebabkan depresi dan apati, meningkatkan risiko infeksi dan kematian, dan memperkuat semua proses tersebut dengan mempertumpul rasa lapar.
Sumber: General management (nutrition). In: Hough A. Physiotherapy in respiratory care 3ed.2001. p. 131-133
Tidak ada komentar:
Posting Komentar