30 November 2014

Senam Asma, mengapa penting?

Senam Asma Indonesia (SAI) merupakan bentuk latihan pendukung terapi bagi penderita asma karena pola gerakannya sangat cocok bagi penderita asma, sehingga akan mengoptimalkan program pengobatan asma. Senam ini mudah dipahami, mudah dikerjakan, mudah diajarkan, tepat guna dan tepat sasaran. Selain itu SAI sangat bermanfaat baik dari segi fisik maupun psikis. Kali ini kita akan bahas beberapa alasan mengapa SAI sangat di  perlukan penderita asma.

1. Senam pernapasan
Senam asma dilakukan dengan pola gerakan tertentu yang melibatkan sebagian besar sendi dan otot, terutama di rongga dada. Senam ini bertujuan memperbaiki kelenturan otot pernapasan di dinding dada dan otot diafragma. Kelenturan otot-otot dinding dada akan meningkatkan kemampuan paru untuk mengembang dan mengempis secara optimal, sedang kelenturan diafragma akan membantu pada saat pernapasan perut. Tujuan lain adalah menghilangkan otot yang selalu menegang (kaku atau memendek), sehingga terjadi pernapasan yang benar dan postur tubuh menjadi lebih baik. 

2. Latihan pernapasan
Latihan pernapasan bila dilakukan secara rutin akan membentruk pola pernapasan yang benar dan efisien. Pelaksanaan latihan pernapasan sesuai tabel berikut ini.

INSPIRASI
EKSPIRASI
Hidung
Hirup
Tanpa aliran udara
Mulut
Tutup
Mecucu
Perut
Kembungkan
Kempiskan
Perhatian
Focus
Focus

Saat inspirasi (menarik napas) melalui hidung (bukan mulut) karena udara yang dihirup akan 
- lebih bersih, karena efek rambut, cilia dan mukosa rongga hidung
- lebih hangat, karena peran pembuluh darah hidung yang banyak dan berdinding tipis
- lebih lembab, oleh peran lendir dalam dinding rongga hidung

Pada saat inspirasi, perut dikembungkan semaksimal mungkin sehingga bentuk diafragma akan berubah dari posisi melengkung ke atas menjadi lurus atau mendatar. Perubahan posisi tersebut menyebabkan rongga dada menjadi semakin luas sehingga udara yang masuk ke paru bisa lebih banyak. 

Pada SAI tahap Latihan Inti, setelah inspirasi maksimal (tempo satu hitungan), dilanjutkan tahan napas sejenak dan diikuti ekspirasi perlahan (tempo 3 hitungan). Ekspirasi yang diperpanjang akan membantu pengeluaran karbondioksida dari paru penyandang asma. Bersamaan dengan ekspirasi melalui mulut, perut dikempiskan sehingga diafragma yang sebelumnya datar akan melengkung ke atas, akibatnya volume rongga dada berkurang yang akan mengusir udara (karbondioksida) keluar dari paru. 

Selama proses pernapasan berlangsung, perhatian peserta senam difokuskan pada proses masuk dan keluarnya udara melaui hidung-paru-mulut, diharapkan mereka akan terbebas dari perasaan takut atau tegang saat serangan asma datang. 

3. Latihan relaksasi
Saat terjadi serangan asma otot pernapasan berkontraksi dan kaku sehingga sering muncul perasaan takut dan tegang pada penderita. Tujuan latihan relaksasi pada Senam Asma Indonesia adalah untuk mencapai kondisi relaks secara fisik dan psikis, baik saat serangan maupun saat stabil di luar serangan asma. Latihan relaksasi dilakukan dengan cara kontraksi optimal pada otot disusul dengan relaksasi.

4. Latihan untuk memperbaiki postur tubuh
Ada bukti keterkaitan antara pernapasan paradoksal saat serangan asma dengan otot-otot yang membesar dan kaku serta pengaruhnya terhadap postur tubuh. Dalam SAI, latihan ini dilakukan dengan cara berdiri tegak, kepala pada posisi tertinggi dan bahu sedikit ditarik ke belakang.

5. Latihan membuang sekret
Produksi sekret penderita asma cenderung meningkat, terutama yang tidak terkontrol atau lagi serangan asma, pada sebagian penderita sekret menjadi lebih kental.Sekret yang kental perlu latihan untuk membuangnya. latihan membuang sekret sebagai berikut:
  • Batuk yang benar. Diawali dengan tarik napas panjang, tahan sejenak, kemudian keluarkan napas,
    Postural drainage
    tarik napas lagi, lalu ... batukkan yang keras 2 kali. Batuk yang pertama diharapkan bisa melepas sekret dari dinding saluran napas. Batuk yang kedua mengeluarkan dahak dari saluran napas le luar.
  • Postural drainage, yaitu usaha mengalirkan sekret yang ada di saluran napas dengan memanfaatkan hukum gaya berat (gravitasi). Posisi pasien diatur sedemikian rupa sehingga karena gaya berat sekret dapat mengalir dari saluran napas ke luar. 

Sumber: Info asma edisi 10. 2010


Tidak ada komentar: