Hipoksemia adalah kondisi penurunan tekanan parsial oksigen dalam darah (PaO2). Nilai normal PaO2 adalah 80-100 mmHg, sedang nilai normal saturasi oksigen (SaO2) adalah > 95%. Dengan bertambahnya umur PaO2 akan menurun, setiap penambahan umur satu tahun pada usia di atas 60 tahun terjadi penurunan PaO2 sebesar 1 mmHg.
Pembagian derajat hipoksemia berdasarkan nilai PaO2 dan SaO2 bisa dilihat pada tabel berikut:
PaO2 (mmHg)
|
SaO2 (%)
|
|
Normal
|
97-100
|
95-97
|
Kisaran normal
|
> 80
|
> 95
|
Hipoksemia ringan
|
60-79
|
90-94
|
Hipoksemia sedang
|
40-59
|
75-89
|
Hipoksemia berat
|
< 40
|
< 75
|
Tingkat saturasi oksigen menunjukkan persentase hemoglobin yang tersaturasi dengan oksigen. Saturasi O2 darah arteri dengan PaO2 100 mmHg sekitar 97,5% sementara yang bercampur darah vena dengan PaO2 40 mmHg sekitar 75%. Afinitas hemoglobin terhadap oksigen dapat mempengaruhi pelepasan oksigen ada tingkat jaringan. Oksigen lebih mudah dilepaskan ke jaringan bila pH menurun, suhu tubuh meningkat, tekanan parsial arterial karbondioksida meningkat dan 2,3 DPG yang meningkat. Kondisi seperti ini bisa didapatkan pada latihan fisik.
Ketika hemoglobin memiliki afinitas yang lebih besar terhadap oksigen, oksigenasi jaringan menjadi berkurang. Kondisi seperti pH meningkat, penurunan suhu, penurunan tekanan partial karbon dioksida dan penurunan 2,3 DPG akan meningkatkan afinitas hemoglobin terhadap oksigen dan membatasi oksigenasi ke jaringan. Kondisi seperti ini sering didapatkan pada pendaki gunung.
Ada 4 tipe hipoksemia, yaitu:
- Hipoksia hipoksik (anoksia anoksik), ditandai dengan menurunnya PaO2
- Hipoksia anemik, PaO2 normal tetapi jumlah hemoglobin yang tersedia untuk mengangkut oksigen berkurang
- Hipoksia iskemik, ditandai dengan aliran darah ke jaringan sangat lambat sehingga oksigenasi jaringan berkurang walaupun PaO2 dan konsentrasi hemoglobin normal
- Hipoksia histotoksik, terjadi karena zat toksik sehingga sel-sel jaringan tidak dapat memakai oksigen yang tersedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar