21 April 2014

Isoniazid, obat antituberkulosis (OAT)

Riwayat pengobatan tuberkulosis (TB) telah dimulai sebelum ditemukan kuman penyebab TB pada tahun 1882. Awalnya pengobatan hanya di sanatorium sebagai tempat pengobatan penderita TB, setelah itu usaha pembedahan dilakukan untuk menangani kavitas, dan pada tahun 1944 ditemukan obat streptomisin, kemudian isoniazid, pirazinamid, etambutol dan akhirnya pada tahun 1970-an ditemukan rifampisin.


Rumus bangun INH
Isoniazid atau INH adalah asam isonikotinat hidrazid, merupakan molekul sederhana yang kecil (berat molekul 137) dan larut dalam air. Rumus bangun INH adalah 1-isonic-otynil-2-isopropylhydrazide. INH menghambat pembentukan asam mikolat yang merupakan unsur penting dalam penyusunan dinding mikobakrerium. Asam mikolat memiliki sifat tahan asam yang penting bagi mikobakterium tersebut. Sifat tahan asam ini hilang setelah tercampur dengan INH.

INH mencapai konsentrasi yang sama baik di intraseluler maupun ekstraseluler mikobakterium. Obat ini bersifat bakterisidal dan bakteriostatik tergantung konsentrasi obat dan sensitifitas bakteri. Merupakan bakteriostatik untuk mikroorganisme yang sedang "istirahat" dan bakterisidal  pada mikroorganisme yang membelah dengan cepat. Obat ini secara nyata selektif untuk mikobakterium namun perlu konsentrasi yang lebih tinggi (500 u/mL) untuk menghambat mikroorganisme lain.

INH diabsorbsi dengan mudah dan cepat di saluran pencernaan. Pemberian dosis 5 mg/kgBB/hari mencapai konsentrasi puncak dalam plasma 3-5 ug/mL dalam 1-2 jam. INH segera berdifusi ke seluruh jaringan dan cairan tubuh, termasuk cairan serebrospinal. Obat ini dapat dideteksi dalam jumlah yang cukup dalam cairan pleura dan asites. Konsentrasi obat dalam cairan serebrospinal pada pasien dengan meningitis sama dengan kadar dalam plasma. INH terdapat juga dalam bahan kaseus. 

Sebagian besar biotransformasi metabolik INH terjadi saat antara absorbsi obat tersebut masuk ke dalam sirkulasi umum sampai dieliminasi melalui ginjal. Beberapa biotransformasi terjadi juga di dalam lumen usus dan dinding usus. Antara 75-95% INH diekskresi melalui urin dalam waktu 24 jam, seluruhnya dalam bentuk metabolit. Ekskresi terutama dalam bentuk asetil INH yang merupakan metabolit proses asetilasi, dan asam nikotinat yang merupakan metabolit proses hidrolisis. 

Hepatitis akibat INH (hepatitis imbas obat) adalah efek samping INH yang paling berat. Hal ini disebabkan metabolit toksik monoasetilhidrazin yang terbentuk selama metabolisme INH. Sekitar 1% penderita yang menerima INH menderita hepatitis secara klinis, sedangkan penderita hepatitis tanpa gejala klinis lebih dari 10%. Kejadian hepatitis pada pasien yang mendapatkan INH berhubungan dengan usia. Usia kurang dari 20 tahun jarang terjadi, 1,5% pada usia 30-50 tahun dan 2,5% pada usia tua. Risiko hepatitis lebih tinggi pada alkoholik. 


Tidak ada komentar: