21 November 2017

Saya lagi hamil, amankah minum obat TBC..?

Pertanyaan di atas sering saya dapatkan, saat di ruang praktek, penyuluhan atau diskusi di media elektronik. Meskipun informasi keamanan obat TB sudah diketahui, namun masih ada keraguan menggunakan obat ini saat hamil dan menyusui, termasuk pada sebagian petugas kesehatan.
Secara umum, beberapa obat memang tidak boleh diminum atau perlu pengawasan apabila diberikan pada penyakit tertentu seperti  penyakit gula (diabetes melitus), lambung, stroke, darah tinggi, jantung, dan lain-lain.
Selain pertimbangan penyakit, pemakaian obat juga perlu memperhatikan kondisi seseorang seperti ras, jenis kelamin, usia dan kehamilan. Kali ini kita akan bahas pengaruh obat TB atau OAT (obat anti tuberkulosis) pada seorang yang sedang hamil.

Seorang ibu hamil tentu menginginkan dirinya tetap sehat selama hamil sampai saat melahirkan dan selanjutnya bisa menyusui bayinya. Selain itu ibu hamil dan keluarganya tentu menginginkan bayi yang dikandung tetap sehat dan tidak cacat sedikitpun baik fisik maupun perkembangan mentalnya. Untuk mencapai tujuan tersebut segala upaya dilakukan termasuk usaha yang mungkin tidak rasional. Salah satu upaya adalah membatasi macam dan jumlah obat yang diminum oleh ibu hamil.

Membatasi macam maupun jumlah obat yang dikonsumsi oleh ibu hamil merupakan langkah pencegahan yang baik namun tidak selalu benar, apalagi kalau tidak didukung informasi dari sumber yang tepat. Banyak tulisan di internet maupun media sosial yang melarang seorang ibu hamil minum obat tertentu hanya berdasarkan pengalaman pribadi atau beberapa orang, bukan berdasarkan penelitian atau buku yang bisa dipercaya. Akibatnya banyak keluhan dan penyakit yang terpaksa diderita oleh ibu hamil padahal sebenarnya bisa diatasi dengan minum obat. Bahkan, ada ibu yang organ tubuhnya rusak dan bayinya meninggal saat dalam kandungan atau setelah lahir karena ibu hamil takut minum obat dan enggan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.

Beberapa obat memang tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil karena terbukti berbahaya bagi janin yang dikandungnya. Sebagian obat yang lain belum ada data yang cukup untuk menjamin bahwa obat tersebut aman sehingga obat tersebut sebaiknya tidak dikonsumsi  ibu hamil kecuali manfaat pengobatan lebih banyak daripada risiko dan tidak ada pilihan dengan obat lain. Saat ini sebagian kecil obat aman dikonsumsi oleh ibu hamil karena sudah dibuktikan dengan penelitian.

Tidak ada alasan medis menggugurkan kandungan pada pasien TB dengan kehamilan. Banyak ibu yang menunda kehamilannya karena sedang menjalani pengobatan TB selama minimal 6 bulan. Sebagian ibu hamil lain menghentikan pengobatan TB setelah mengetahui bahwa dirinya hamil. Karena tidak minum obat TB, penyakitnya berkembang dan semakin parah, sehingga setelah melahirkan dan foto Rontgen dada maka akan tampak gambaran kerusakan paru yang cukup atau sangat luas. Padahal obat anti TB (OAT) lini pertama (Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid, dan Etambutol) aman digunakan selama kehamilan, kecuali Streptomisin.

Kesimpulan, tidak perlu ragu menggunakan obat anti TB pada kehamilan baik untuk TB paru maupun TB luar paru (kelenjar, usus, tulang, dll), dan tidak perlu menghentikan obat anti TB bila selama pengobatan ternyata hamil. Konsumsi obat anti TB selama kehamilan akan menyelamatkan ibu dan bayinya dari sakit TB. Selain itu juga akan membebaskan orang sekitar dari risiko tertular penyakit ini, karena penyakit ini menular melalui udara.

Tidak ada komentar: