26 November 2013

Asidosis respiratorik

Asidosis respiratorik terjadi apabila terjadi gangguan ventilasi yang mengganggu pengeluaran karbondioksida sehingga terjadi peningkatan PaCO2 (hiperkapnia). Pada tahap awal sistem bufer masih dapat mengatasi, namun bila gagal selanjutnya terjadi penurunan pH. Peningkatan PaCO2 akan merangsang kemoreseptor yang terdapat pada medula dan badan karotis. Respon kemoreseptor di medula berupa peningkatan ventilasi paru. 


Pada keadaan normal, perubahan PCO2 dikendalikan oleh kemoreseptor pusat yang terletak di medula. Saat terjadi hiperkapnia atau hipoksia kronik, kemungkinan telah terjadi supresi kemoreseptor pusat seperti pada pasien PPOK. Pada keadaan tersebut, ventilasi akan dipertahankan oleh kemoreseptor pada badan karotis sebagai rspons rhadap perubahan PO2 dan perubahan pH. Bila keadaan berlanjut dan kemoreseptor gagal memberikan respons maka pH akan turun dan timbul asidosis respiratorik akut. 

Asidosis respiratorik bisa disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
           1.       Inhibisi pusat pernapasan
a.       Obat yang menimbulkan depresi pusat pernapasan: sedative, obat anestesi
b.      Henti napas sentral (central sleep apnea)
c.       Kelebihan O2 pada hiperkapnia atau hipoksemia kronis
           2.       Penyakit neuromuskular
a.       Neurologik: poliomyelitis, sindrom Guilain Barre
b.      Muskular: hipokalemia, muscular dystrophy
           3.       Obstruksi saluran napas
a.       Asma bronkial
b.      Penyakit paru obstruksi kronis (PPOK)
c.       Spasme laring
d.      Aspirasi
e.      Obstructive sleep apnea (OSA)
           4.       Kelainan restriktif
a.       Penyakit pleura: efusi pleura, empiema, pneumotoraks, fibrotoraks
b.      Kelainan dinding dada: kifoskoliosis, obesitas
c.       Kelainan restriktif paru: fibrosis pulmoner, pneumonia, edema paru,
           5.       Ventilasi mekanik
           6.       Over feeding

Tidak ada komentar: