Asidosis respiratorik terjadi apabila terjadi gangguan ventilasi yang mengganggu pengeluaran karbondioksida sehingga terjadi peningkatan PaCO2 (hiperkapnia). Pada tahap awal sistem bufer masih dapat mengatasi, namun bila gagal selanjutnya terjadi penurunan pH. Peningkatan PaCO2 akan merangsang kemoreseptor yang terdapat pada medula dan badan karotis. Respon kemoreseptor di medula berupa peningkatan ventilasi paru.
Pada keadaan normal, perubahan PCO2 dikendalikan oleh kemoreseptor pusat yang terletak di medula. Saat terjadi hiperkapnia atau hipoksia kronik, kemungkinan telah terjadi supresi kemoreseptor pusat seperti pada pasien PPOK. Pada keadaan tersebut, ventilasi akan dipertahankan oleh kemoreseptor pada badan karotis sebagai rspons rhadap perubahan PO2 dan perubahan pH. Bila keadaan berlanjut dan kemoreseptor gagal memberikan respons maka pH akan turun dan timbul asidosis respiratorik akut.
Asidosis respiratorik bisa disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
1.
Inhibisi pusat
pernapasan
a.
Obat yang
menimbulkan depresi pusat pernapasan: sedative, obat anestesi
b.
Henti napas
sentral (central sleep apnea)
c.
Kelebihan
O2 pada hiperkapnia atau hipoksemia kronis
2.
Penyakit neuromuskular
a.
Neurologik:
poliomyelitis, sindrom Guilain Barre
b.
Muskular:
hipokalemia, muscular dystrophy
3.
Obstruksi saluran
napas
b.
Penyakit paru
obstruksi kronis (PPOK)
c.
Spasme laring
d.
Aspirasi
e.
Obstructive sleep apnea (OSA)
4.
Kelainan restriktif
b.
Kelainan dinding
dada: kifoskoliosis, obesitas
5.
Ventilasi mekanik
6. Over
feeding
Tidak ada komentar:
Posting Komentar