Tanggal 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia, bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap wabah AIDS di seluruh dunia akibat penyebaran virus HIV. Perkembangan epidemi HIV di Indonesia, termasuk yang tercepat di kawasan Asia. Epidemi HIV di Indonesia merupakan tantangan bagi keberhasilan penanggulangan tuberkulosis (TB) dan sebaliknya TB merupakan penyebab utama kematian pada seorang dengan HIV AIDS.
Indonesia sekarang berada pada ranking kelima negara dengan beban TB tertinggi di dunia. Estimasi prevalensi TB semua kasus adalah sebesar 660,000 (WHO, 2010) dan estimasi insidensi berjumlah 430,000 kasus baru per tahun. Jumlah kematian akibat TB diperkirakan 61,000 kematian per tahunnya.
Kolaborasi
kegiatan bagi kedua program merupakan keharusan agar mampu menanggulangi kedua
penyakit tersebut secara efektif dan efiisien. Epidemi HIV menunjukkan
pengaruhnya terhadap peningkatan epidemi TB di seluruh dunia yang berakibat
meningkatnya jumlah penderita TB di tengah masyarakat. Pandemi ini merupakan tantangan
terbesar dalam pengendalian TB dan banyak bukti menunjukkan bahwa pengendalian TB
tidak akan berhasil dengan baik tanpa keberhasilan pengendalian HIV. Sebaliknya
TB merupakan penyebab utama kematian pada ODHA.
Perkembangan epidemi HIV di
Indonesia, termasuk yang tercepat di kawasan Asia meskipun secara nasional
angka prevalensinya masih termasuk rendah, diperkirakan pada tahun 2006 sekitar
0,16% pada orang dewasa. Dengan estimasi ini, maka pada tahun 2006 di Indonesia
diperkirakan ada 193.000 ODHA (169.000 - 216.000). Penggunaan jarum suntik
merupakan cara transmisi HIV yang terbanyak (53%) diikuti dengan transmisi
heteroseksual (42%). Salah satu faktor yang berpengaruh dalam epidemiologi HIV
di Indonesia adalah variasi antar wilayah, baik dalam hal besarnya masalah
maupun faktor-faktor yang berpengaruh. Epidemi HIV di Indonesia berada pada
kondisi epidemi terkonsentrasi dengan kecenderungan menjadi epidemi meluas pada
beberapa propinsi.
Tiap tahun diperkirakan
terjadi 239 kasus baru TB per 100.000 penduduk dengan estimasi prevalensi HIV
diantara pasien TB sebesar 0,8% secara nasional (WHO Report 2007). Survei yang
dilaksanakan oleh Balitbang Depkes (2003) menunjukkan bahwa pasien dengan
koinfeksi TB-HIV pada umumnya ditemukan di RS dan Rutan/Lapas di beberapa
propinsi dan TB ditemukan sebagai infeksi oportunis utama pada pasien AIDS di
RS.

Tujuan umum kolaborasi TB HIV adalah memberikan
arah dalam pelaksanaan kolaborasi TB-HIV untuk mengurangi beban TB dan HIV pada
masyarakat akibat kedua penyakit ini. Sedang tujuan khusus pelaksanaan kolaborasi
TB-HIV adalah:
A.
Membentuk mekanisme kolaborasi antara program TB dan HIV/AIDS
B.
Menurunkan beban TB pada ODHA
C.
Menurunkan beban HIV pada pasien TB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar