Berhenti merokok merupakan pengalaman emosional yang tidak atau kurang menyenangkan secara psikologis pada sebagian besar perokok. Beberapa kendala yang mengganggu seorang berhenti merokok misalnya adiksi nikotin, efek putus nikotin, faktor psikologis dan lingkungan sosial. Sebagian perokok ternyata belum tahu apakah keuntungan berhenti merokok. Banyak sekali manfaat yang akan didapat apabila seorang berhenti merokok, baik dari aspek kesehatan, sosial, mental maupun ekonomi.
1. Manfaat dari segi kesehatan
Berhenti merokok akan menurunkan risiko kematian jauh lebih besar dibandingkan penurunan kolesterol atau penurunan tekanan darah. Umumnya orang berusaha dengan berbagai cara untuk menurunkan tekanan darah dan kolesterol, namun tidak untuk berhenti merokok. Penurunan fungsi paru akan melambat pada seorang yang berhenti merokok dibandingkan yang tetap merokok. Semakin dini seorang berhenti, merokok maka usia harapan hidupnya akan lebih panjang.
Manfaat berhenti merokok sudah tampak sejak 20 menit pertama, karena itu kapanpun seorang memutuskan berhenti merokok tetap bermanfaat dan harus didukung untuk dapat berhenti merokok selamanya. Gambaran manfaat kesehatan berhenti merokok secara umum bisa dilihat pada gambar berikut.
2. Manfaat dari segi mental dan sosial
Manfaat berhenti merpokok secara mental dan sosial sangat dirasakan oleh mantan perokok. Penelitian di Inggis dan Amerika Serikat menunjukkan seorang mantan perokok lebih dihormati dibanding perokok, baik oleh perokok maupun non perokok. Penelitian lain menunjukkan mantan perokok dipandang lebih dewasa, lebih menarik dan lebih diinginkan oleh responden non perokok.
3. Manfaat dari segi ekonomi
Kebiasaan merokok akan menurunkan kemampuan ekonomi keluarga miskin, mereka membelanjakan 11,5 % pengeluarannya untuk membeli rokok. Penelitian di Indonesia menunjukkan pengeluaran untuk rokok merupakan pengluaran nomor 2 setelah padi-padian, sebesar 10,4% atau 4 kali lipat pengluaran untuk membeli daging, telor dan susu.
Pengeluaran untuk rokok 3 kali lebih tinggi dari biaya pendidikan dan hampir 4 kali biaya kesehatan. Ini berarti terjadi disvestasi di rumah tangga perokok, karena pengeluaran untuk membeli rokok yang sifatnya pemborosan dan merusak kesehatan lebih besar dari pengeluaran untuk investasi.Berhenti merokok dapat memberikan peluang lebih besar mengalokasikan keuangannya untuk menyediakan makanan yang bergizi, pendidikan dan upaya memperoleh pelayanan kesehatan. Biaya kesehatan di Indonesia 5 hingga 7,5 kali lebih besar dibanding penerimaan cukai rokok tahun 2001 dan 2005.
Sumber: Berhenti merokok, Pedoman penatalaksanaan untuk dokter di Indonesia, PDPI 2011
Sumber: Berhenti merokok, Pedoman penatalaksanaan untuk dokter di Indonesia, PDPI 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar