Udara masuk ke dalam sistem respirasi melalui hidung atau mulut. Udara yang masuk melaui hidung akan disaring, dihangatkan sesuai suhu tubuh dan dilembabkan pada saat melalui hidung dan konka nasalis. Selain itu juga terjadi mekanisme proteksi, akan dibahas tersendiri. Udara yang dihirup melalui hidung akan masuk ke saluran napas melewati nasofaring, sedangkan yang melalui mulut akan melewati orofaring.
Udara tersebut selanjutnya melalui glotis, laring dan akhirnya masuk percabangan trakeobronkial yang berujung pada alveoli.
Udara tersebut selanjutnya melalui glotis, laring dan akhirnya masuk percabangan trakeobronkial yang berujung pada alveoli.
Saluran napas
Setelah melewati hidung atau mulut, faring, laring (saluran napas atas), udara masuk ke cabang trakeobronkial. Sejak dari trakea, udara dapat melewati 10 - 23 generasi, atau percabangan, sebagai jalan udara tersebut sampai ke alveoli. Percabangan trakeobronkial dan sistem penamaannya bisa dilihat pada gambar berikut.
Enam belas generasi (percabangan) awal saluran napas, disebut zone konduksi, tidak didapatkan alveoli dan secara anatomis tidak mungkin terjadi pertukaran gas dengan darah vena, disebut juga sebagai anatomic dead space. Alveoli mulai ada pada percabangan bronkus ke 17 sampai 19, pada bronkiolus respiratorius, disebut transitional zone. Cabang bronkus generasi 20 sampai 22 dindingnya penuh dengan alveoli, berupa duktus alveolaris atau sakus alveolaris, merupakan ujung cabang trakeobronkial, disebut sebagai respiratory zone.
Skema percabangan saluran napas manusia, digambar oleh Weibel, 1963 |
Struktur saluran napas
Struktur saluran napas sangat bevariasi, tergantung pada lokasinya dalam percabangan trakeobronkial. Trakea tabung fibromuskular yang didukung oleh kartilago berbentuk huruf C posisi ventrolateral yang diteruskan pada bagian belakang oleh otot polos. Kartilago pada bronkus utama bentuknya semusirkuler, mirip pada trakea, namun bronkus utama yang masuk ke paru, cincin kartilago menghilang digantikan oleh pelat-pelat kartilago berbentuk ireguler. Pelat tersebut membantu menjaga cabang bronkus tetap berbentuk silinder. Makin ke distal saluran napas, pelat tersebut secara bertahap makin jarang dan akhirnya hilang pada saluran napas dengan diameter sekitar 1 mm. Cabang bronkus yang tidak mempunyai kartilago disebut bronkiolus. Karena bronkiolus dan duktus alveolaris tidak didukung oleh kartilago, maka bisa kolaps bila mengalami kompresi. Ketika plate kartilago terdistribusi tidak merata di distal saluran napas, posisinya digantikan oleh otot yang melingkari saluran napas. Dinding otot bercampur dengan jaringan elastik. Pada posisi bronkiolus melanjut menjadi alveoli, dinding otot menjadi lebih tipis, meskipun otot polos masih kita dapatkan di dinding duktus alveolaris.
Unit alveolar kapiler
Unit alveolar-kapiler merupakan tempat pertukaran gas dalam paru. Alveoli, diperkirakan berjumlah 300
juta, hampir semuanya ditutupi oleh kapiler pulmonal. Sebanyak 280 triliun kapiler pulmonal, atau hampir 1000 kapiler pulmonal pada setiap alveolus. Jumlah Alveoli dan kapiler pulmonal yang banyak tersebut menghasilkan luas permukaan kontak keduanya sekitar 50-100 m2, merupakan area permukaan tempat terjadinya difusi gas. Diameter alveoli sekitar 250 um.
Permukaan Alveolus
Permukaan alveolus terutama disusun oleh satu lapis tipis sel epitel skuamous, disebut sel epitel tipe I. Di atanata sel-sel tersebut diselingi oleh sel kuboid yang lebih besar, disebut sel alveolar tipe II, yang memproduksi cairan yang melapisi permukaan alveoli. Meskipun jumlah sel alveolar tipe II jumlahnya dua kali lipat sel alveolar tipe I pada paru manusia, sel tipe I terbentang 90-95% permukaan alveoli, karena rerata permukaan sel tipe I lebih luas daripada rerata luas permukaan sel tipe II. Sel tipe ketiga, makrofag alveolar, didapatkan dalam jumlah yang bervariasi pada lapisan ekstraseluler permukaan alveoli. Sel tersebut berpatroli di permukaan alveoli dan mem-fagositosis partikel yang terhirup seperti bakteri.
Endotel kapiler
Potongan melintang kapiler pulmonal yang dilihat dengan mikroskop elektron terlihat pada gambar berikut. Sebuah eritrosit (EC) tampak pada potongan melintang di dalam lumen kapiler. Kapiler terbentuk oleh selembar sel epitel skuamous yang bersambungan membentuk tabung. Nukleus salah satu sel endotel kapiler (EN) tampak pada mikroskop.
Tahanan terhadap pertukaran gas antara alveoli dan kapiler pulmonal tampak pada tanda panah di gambar tersebut. Tahanan tersebut terdiri dari epitel alveoli, endotel kapiler dan ruang interstisial antara keduanya. Gas juga harus menembus cairan yang melapisi permukaan alveolar (tidak tampak pada gambar) dan plasma dalam kapiler. Ketebalan barier atau tahanan biasanya 0,2-0,5 um.
Struktur saluran napas sangat bevariasi, tergantung pada lokasinya dalam percabangan trakeobronkial. Trakea tabung fibromuskular yang didukung oleh kartilago berbentuk huruf C posisi ventrolateral yang diteruskan pada bagian belakang oleh otot polos. Kartilago pada bronkus utama bentuknya semusirkuler, mirip pada trakea, namun bronkus utama yang masuk ke paru, cincin kartilago menghilang digantikan oleh pelat-pelat kartilago berbentuk ireguler. Pelat tersebut membantu menjaga cabang bronkus tetap berbentuk silinder. Makin ke distal saluran napas, pelat tersebut secara bertahap makin jarang dan akhirnya hilang pada saluran napas dengan diameter sekitar 1 mm. Cabang bronkus yang tidak mempunyai kartilago disebut bronkiolus. Karena bronkiolus dan duktus alveolaris tidak didukung oleh kartilago, maka bisa kolaps bila mengalami kompresi. Ketika plate kartilago terdistribusi tidak merata di distal saluran napas, posisinya digantikan oleh otot yang melingkari saluran napas. Dinding otot bercampur dengan jaringan elastik. Pada posisi bronkiolus melanjut menjadi alveoli, dinding otot menjadi lebih tipis, meskipun otot polos masih kita dapatkan di dinding duktus alveolaris.
Unit alveolar kapiler
Unit alveolar-kapiler merupakan tempat pertukaran gas dalam paru. Alveoli, diperkirakan berjumlah 300
Unit alveolar-kapiler |
Permukaan Alveolus
Permukaan alveolus, dibentuk oleh
sel pneumosit tipe I dan tipe II
|
Endotel kapiler
Potongan melintang kapiler pulmonal yang dilihat dengan mikroskop elektron terlihat pada gambar berikut. Sebuah eritrosit (EC) tampak pada potongan melintang di dalam lumen kapiler. Kapiler terbentuk oleh selembar sel epitel skuamous yang bersambungan membentuk tabung. Nukleus salah satu sel endotel kapiler (EN) tampak pada mikroskop.
Tahanan terhadap pertukaran gas antara alveoli dan kapiler pulmonal tampak pada tanda panah di gambar tersebut. Tahanan tersebut terdiri dari epitel alveoli, endotel kapiler dan ruang interstisial antara keduanya. Gas juga harus menembus cairan yang melapisi permukaan alveolar (tidak tampak pada gambar) dan plasma dalam kapiler. Ketebalan barier atau tahanan biasanya 0,2-0,5 um.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar