Asma merupakan masalah kesehatan di seluruh
dunia, bisa menyerang siapa saja tanpa memandang ras, jenis kelamin, pendidikan
maupun usia. Dalam beberapa dekade terakhir kejadian asma makin meningkat di banyak
negara, terutama pada anak-anak. Manifestasi asma sangat bervariasi, dari
keadaan sangat ringan yang tidak terdeteksi sampai muncul dalam kondisi yang
sangat berat. Bila tidak terkontrol penyakit ini bisa mengganggu aktivitas
sehari-hari bahkan bisa berakibat fatal.
Asma adalah penyakit kronik saluran napas yang
menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa
berat dan batuk-batuk terutama malam dan/atau dinihari. Episodik tersebut
berhubungan dengan penyempitan saluran napas dan umumnya sembuh kembali dengan
atau tanpa pengobatan. Saluran napas pasien asma bersifat hiper-reaktif yaitu memberikan reaksi berlebihan jika terpajan
dengan faktor pencetus (lihat box faktor pencetus). Anak dengan asma biasanya
disertai riwayat atau bakat alergi pada diri atau keluarganya.
Apa yang terjadi pada saluran napas penderita
asma? Ada tiga
peristiwa yang saling menguatkan satu dengan lainnya, yaitu otot dinding
saluran napas mengkerut, dinding
saluran napas membengkak dan saluran
napas terisi banyak lendir. Ketiga
peristiwa tersebut menyebabkan saluran napas menyempit. Penyempitan
saluran napas inilah yang menyebabkan gejala asma berupa batuk (grok-grok,
krok-krok atau krek-krek), frekuensi napas menjadi cepat, napas berbunyi ngiik
… ngiiik … (mengi), sesak napas, sakit dada, anak gelisah atau kebiruan di
mulut dan sekitarnya.
Pengobatan asma
bertujuan mendapatkan kondisi asma yang terkontrol (lihat box tujuan pengobatan
asma) yaitu keadaan optimal yang menyerupai orang sehat sehingga penderita
dapat melakukan aktivitas harian seperti orang normal dan ini berarti
meningkatkan kualitas hidup penderita. Keberhasilan penatalaksanaan asma
ditentukan oleh berbagai faktor, Tiga faktor terpenting adalah faktor tenaga
medis, faktor penderita dan faktor obat-obatan. Tenaga medis berperan dalam
memastikan penyakit asma, menentukan obat yang sesuai dengan beratnya penyakit
dan melakukan edukasi tentang asma kepada pasien dan keluarganya. Faktor
penderita pada pasien asma anak lebih banyak diperankan oleh orang tua atau keluarga
(lihat box peran orang tua). Pada asma anak, peran orang tua jauh lebih penting
daripada peran dokter. Sayangnya orang tua sering mempunyai pandangan yang
salah tentang penyakit anaknya. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa mereka
sering underestimate mengenai
beratnya penyakit asma dan sebaliknya mereka overestimate mengenai terkontrolnya penyakit asma anaknya. Karena
itu perlu dikembangkan kerjasama antara dokter, anak yang asma dan keluarganya
sehingga terjadi komunikasi, informasi dan edukasi tentang asma secara optimal.
Faktor pencetus
- Alergen
- Debu rumah
- Tungau debu rumah
- Bulu binatang: anjing, kucing, ayam, burung.
- Kecoa
- Kapuk
- Makanan
- Dingin
- Coklat
- Kacang tanah
- Tomat
- Rambutan
- Mengandung MSG
- Asap
- Rokok
- Obat nyamuk: dibakar, disemprot, listrik/elektrik
- Dapur
- Hairspray
- Deodorant
- Bau yang tajam
- Pengharum ruangan
- Pembakaran sampah
- Infeksi saluran napas akut (ISNA) :
- ISNA Atas, sering karena virus
- ISNA Bawah, sering karena virus
- Influenza
- Sinusitis
- Perubahan cuaca
- Permulaan musim hujan
- Akhir musim hujan
- Dingin, hujan terus
- Dan lain-lain
- Polusi udara luar :
- SO2
- Asap kendaraan: Diesel, Asap pabrik
- Kegiatan jasmani
- Berlari
- Naik sepeda
- Berenang
- Dan lain-lain
- Naiknya isi lambung ke esofagus / gastroesofageal refluks (GER) terjadi bila penderita tidur datar
- Psikis
10. Kombinasi
Tujuan pengobatan asma:
• Tidur anak tidak terganggu
• Dapat aktif termasuk olah raga seperti anak sebayanya
• Gejala siang/malam tidak ada atau sesedikit mungkin
• Fungsi atau kerja paru-paru seoptimal mungkin
• Pemberian obat seperlunya
• Mencegah efek samping obat
• Anak dapat tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan potensi genetiknya
Peran orang tua:
• Mencari dan mengendalikan pencetus serangan asma dan hal-hal yang dapat memberatkan asma
• Penyediaan obat dan pemberian obat yang waktu, cara dan lamanya tepat
• Pengenalan tanda-tanda awal serangan
• Mengetahui kapan harus membawa anaknya ke dokter, RS atau UGD
• Menjaga kesehatan pada umumnya
• Membina suasana keluarga
• Memantau kemajuan/kemunduran keadaan asma anak
Tips anggota
keluarga menyikapi anak asma
- Pastikan sesak anak karena asma karena tidak semua mengi pada anak balita disebabkan oleh asma
- Anak asma tidak harus dari keluarga asma
- Faktor pencetus serangan asma pada setiap anak bisa berbeda dengan anak lain maka faktor pencetus serangan asma pasien lain harus dibuktikan dulu sebelum dihindari
- Faktor pencetus serangan asma bisa lebih dari satu.
- Pengendalian lingkungan memang tindakan yang tidak gampang, tetapi sangat penting dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam penanggulangan asma.
- Kenali obat asma dengan baik, ada dua kelompok obat dengan fungsi yang berbeda. Obat pelega digunakan kalau diperlukan, saat serangan asma datang. Obat pengendali digunakan secara rutin, umumnya 2 kali sehari. Sekarang sudah ada kombinasi obat yang bisa digunakan baik untuk pelega maupun pengendali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar