Batuk dan sesak adalah dua keluhan tersering kelainan respirasi. kali ini kita akan bahas yang pertama, batuk. Batuk adalah mekanisme pertahanan
tubuh untuk mengeluarkan sekret
atau benda asing dari saluran napas. Bila berlangsung lama dan terus menerus
maka akan sangat mengganggu penderita. Batuk merupakan salah satu keluhan medis
yang paling banyak membawa pasien mencari pertolongan. Berdasarkan lamanya
batuk terbagi menjadi 3 yaitu batuk akut (kurang dari 3 minggu), subakut (3-8
minggu) dan batuk kronik bila berlangsung lebih dari 8 minggu.
Reflex batuk
Terdiri atas 3 bagian utama yaitu komponen sensoris, kontrol sentral dan
komponen efektor/eferen. Reseptor
batuk terletak dalam epitel respiratorik, tersebar di seluruh saluran napas dan
sebagian kecil ada di luar saluran napas. Lokasi laring, trakea, karina dan
bronkus utama. Reseptor lain berlokasi di cabang bronkus, liang telinga tengah,
pleura, diafragma, sinus
paranasal, perikardium dan lambung. Ujung saraf aferen tidak ditemukan di
bronkiolus hingga parenkim paru. Iritasi salah satu ujung saraf sensoris nervus
vagus di laring, trakea, bronkus utama atau serat aferen cabang nervus
glossofaringeus dapat menimbulkan batuk.
Sensitiviti terjadinya batuk
tergantung pada tempat dan tipe rangsangan. Makin proksimal saluran napas makin
sensitive terhadap rangsangan mekanis (mechanosensitive) oleh karena reseptor
mekanosensitif lebih tersebar di saluran napas besar atau proksimal dan makin
ke distal jalan napas makin sensitive terhadap rangsangan kimia
(chemosensitive).
Mekanisme batuk
Batuk akan timbul bila terdapat rangsangan pada reseptor batuk
kemudian, melalui saraf aferen, impuls diteruskan ke pusat batuk yang tersebar
difus di medulla oblongata. Selanjutnyya impuls dari pusat batuk, melalui saraf
eferen, diteruskan ke efektor batuk yaitu berbagai otot pernapasan. Efektivitas
batuk bergantung pada kemampuan pengeluaran udara atau gas dengan kecepatan
linear yang tinggi di dalam saluran napas serta interaksi yang efektif antara
gas dan mucus dalam saluran napas. Peristiwa tersebut bergantung pada kemampuan
dan kapasitas otot pernapasan dalam meningkatkan tekanan intratoraks dan menekan saluran napas secara dinamik.
Mekanisme batuk menghasilkan respons klasik yang terdiri atas 4 fase yaitu fase
inspirasi, kompresi, ekpirasi dan relaksasi.
Komplikasi
Tekanan, kecepatan dan energi yang dihasilkan selama batuk yang kuat merupakan cara yang efektif untuk membersihkan saluran nafas dari benda asing atau sekret yang berlebihan. Namun batuk yang tidak efektif akan menyebabkan retensi sputum, sumbatan saluran napas, atelektasis, infeksi dan gagal napas. Batuk bisa menimbulkan komplikasi pada organ paru, kardiovaskular, otot rangka, genitourinaria, gastrointestinal, neurologi, mata, kulit dan penurunan kualitas hidup.
Tekanan, kecepatan dan energi yang dihasilkan selama batuk yang kuat merupakan cara yang efektif untuk membersihkan saluran nafas dari benda asing atau sekret yang berlebihan. Namun batuk yang tidak efektif akan menyebabkan retensi sputum, sumbatan saluran napas, atelektasis, infeksi dan gagal napas. Batuk bisa menimbulkan komplikasi pada organ paru, kardiovaskular, otot rangka, genitourinaria, gastrointestinal, neurologi, mata, kulit dan penurunan kualitas hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar