Adiksi nikotin merupakan salah satu faktor kendala berhenti merokok dari aspek biologis dan fisiologis. Dibandingkan dengan 4 zat lain penyebab adiksi seperti kokain, morfin, kafein, dan alkohol, ternyata nikotin menempati urutan pertama penyebab kematian, adiksi dan tingkat kesulitan untuk tidak menggunakannya lagi. Adiksi nkotin dapat membuat pasien kembali merokok meskipun telah mengalami berbagai penyakit,
terbukti, 60% pasien infark myokard, 50% pasien pasca laringektomi, dan 50% pasien pasca pneumektomi yang telah sembuh ternyata kembali pada kebiasaan merokok kembali.
Nikotin mempengaruhi perasaan, pikiran, dan fungsi pada tingkat seluler. Nikotin dalam asap rokok dapat mencapai otak dalam waktu 4-10 detik setelah seorang perokok menghisap sebatang rokok. Konsentrasi nikotin meningkat 10 kali dalam sirkulasi arteri sistemik setiap hisapan rokok.
Saat seorang menghisap asap rokok, nikotin terekstraksi dari tembakau, terbawa masuk ke dalam sirkulasi arteri dan bergerak cepat menuju otak. Nikotin berdifusi secara cepat ke dalam jaringan otak dan terikat dengan reseptor asetilkolin nikotinik (nAChRs) subtipr alfa-4 beta-2 dan melepaskan dopamin yang memberikan rasa nyaman. Perokok regular memicu peningkatan jumlah reseptor tersebut sebanyak 3 kali lipat. Kadar nikotin akan turun dalam 2 jam selanjutnya kadar dopamin juga turun sehingga terjadi gejala putus nikotin. Perokok ingin mengulangi rasa nyaman tersebut kembali dengan merokok lagi.
Reseptor kolinergik subtipe alfa-4 beta-2 merupakan reseptor asetilkolin nikotinik yang terdapat pada otak dan berperan pada ketergantungan nikotin dan akan menginduksi pelepasan berbagai macam neurotransmiter yang menimbulkan berbagai efek fisiologis. Efek fisiologis inilah yang seringkali membuat seorang perokok ingin merokok kembali. Aktivasi reseptor kolinergik oleh nikotin akan menyebabkan pelepasan berbagai neurotranmiter sebagai berikut:
- Dopamin, menimbulkan perasaan nyaman dan menekan nafsu makan
- Norefinefrin, menyebabkan eksitatori dan menekan nafsu makan
- Asetilkolin, menyebabkan eksitatori dan peningkatan kognitif
- Glutamat, menyebabkan peningkatan belajar dan memori
- Serotonin, menyebabkan peningkatan suasana hati, dan penekanan nafsu makan
- Beta endorfin, menyebabkan pengurangan ansietas dan ketegangan
- GABA, menyebabkan pengurangan ansietas dan ketegangan
Sumber: Berhenti merokok, pedoman penatalaksanaan untuk dokter di Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar