Berkurangnya aktivitas sehari-hari pasien PPOK menyebabkan penurunan fungsi otot skeletal. Imobilisasi selama 4-6 minggu menyebabkan penurunan kekuatan otot, diameter serat otot, penyimpangan energi , dan aktivitas enzim metabolik. Berbaring di tempat tidur dalam waktu lama menyebabkan penurunan ambilan oksigen dan kendali kardiovaskuler.
Sebagai bagian dari rehabilitasi pasien PPOK, latihan jasmani berguna untuk memperbaiki efisiensi dan kapasitas sistem transportasi oksigen. Latihan jasmani pada PPOK terbagi menjadi dua kelompok yaitu latihan untuk meningkatkan otot pernapasan dan latihan ketahanan (endurance exercise).
Latihan untuk meningkatkan otot pernapasan
Latihan ini direncanakan bagi pasien PPOK yang mengalami kelelahan otot pernapasan sehingga tidak mampu menghasilkan tekanan inspirasi yang cukup untuk mencapai ventilasi maksimal yang dibutuhkan. Latihan khusus pada otot pernapasan akan meningkatkan kemampuan ventilasi maksimal, memperbaiki kualitas hidup dan mengurangi sesak napas.
Latihan otot pernapasan ini besar manfaatnya pada pasien yang tidak mampu melakukan endurance exercise (latihan ketahanan), namun hasilnya akan lebih baik bila pasien bisa melakukan kedua latihan tersebut. Bentuk latihan pada pasien PPOK bersifat individual. Bila ditemukan kelelahan otot pernapasan maka porsi latihan otot pernapasan diperbesar. Sebaliknya bila ditemukan pCO2 darah meningkat dan peningkatan ventilasi pada waktu latihan, maka latihan endurance yang diutamakan.
Endurance exercise
Respons kardiovaskuler tidak sepenuhnya dapat terjadi pada pasien PPOK. Peningkatan curah jantung dan transportasi oksigen tidak seperti orang sehat. Latihan jasmani pada PPOK akan meningkatkan toleransi latihan karena meningkatnya kapasitas kerja maksimal dan turunnya konsumsi oksigen. Perbaikan toleransi latihan merupakan hasil efisiensi pemakaian oksigen di jaringan dan toleransi terhadap asam laktat.
Sesak napas bukan merupakan satu-satunya keluhan yang menyebabkan pasien PPOK menghentikan latihannya. Faktor lain yang juga mempengaruhi adalah kelelahan otot kaki. Pada pasien PPOK berat, kelelahan kaki mungkin merupakan faktor utama yang menghentikan latihannya.
Program latihan
Perencanaan latihan selama 15-30 menit setiap hari selama 4-7 hari. Pemeriksaan denyut nadi, lama latihan dan keluhan subjektif dicatat. Pernyataan keberhasilan latihan oleh pasien lebih penting daripada hasil pemeriksaan subjektif atau obyektif. Pemeriksaan ulang di laboratorium setelah latihan 6-8 minggu dapat memberi informasi yang obyektif tentang beban latihan yang sudah dilaksanakan.
Latihan fisik bagi penderita PPOK dapat dilakukan di rumah maupun di rumah sakit. Dua bentuk latihan dinamik yang cocok untuk pasien di rumah adalah ergometri dan berjalan-joging. Latihan dimulai selama 2-3 menit yang cukup untuk mencapai 40% denyut nadi maksimal (220 dikurangi umur [tahun]). Setelah itu dapat ditingkatkan sampai mencapai 60-70% denyut nadi maksimal selama 10 menit. Selanjutnya diikuti dengan 2-4 menit istirahat. Setelah beberapa minggu, latihan ditingkatkan sampai 20-30 menit/hari selama 5 hari per minggu.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum latihan:
- jangan makan 2-3 jam sebelum latihan
- berhenti merokok 2-3 jam sebelum latihan
- pakaian longgar dan ringan
- latihan segera dihentikan bila dijumpai angina, gangguan mental, gangguan koordinasi, atau pusing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar