Emfisema merupakan diagnosis
patologis berupa pembesaran abnormal permanen saluran udara sebelah distal
bronkiolus terminalis, disebabkan oleh destruksi dinding alveoli dan tanpa
fibrosis. Keadaan ini menyebabkan penurunan drastis permukaan alveoli yang
merupakan tempat pertukaran gas antara alveoli dengan pembuluh darah.
Secara morfologis, emfisema dibedakan menjadi 3 tipe yaitu centriacinar, panacinar dan paraseptal
- Emfisema centriacinar, kelainan berawal dari bronkiolus respiratorius dan menyebar ke perifer. Disebut juga emfisema centrilobular, bentuk ini berhubungan dengan riwayat merokok jangka lama dan kelainan predominan pada setengah paru bagian atas.
- Emfisema panacinar menghancurkan seluruh alveolus dengan pola yang seragam dan predominan pada setengah paru bagian bawah. Emfisema tipe ini umumnya ditemukan pada pasien dengan defisiensi alfa-1 antitripsin (AAT) homozigot. Pada seorang perokok, emfisema panacinar lokal di dasar paru dapat menyertai emfisema centriacinar.
- Emfisema paraseptal¸ juga dikenal sebagai
emfisema asinar distal, terutama merusak struktur saluran napas distal, duktus
alveolaris dan sakus alveolaris. Proses penyakit terlokalisir di sekitar septa
paru atau pleura. Meskipun aliran udara biasanya tetap lancar, namun bula di
apeks paru bisa menyebabkan pneumotoraks spontan. Giant bullae kadang-kadang menyebabkan kompresi yang berat terhadap
jaringan paru di sekitarnya.
![]() |
Emfisrma tipe centriacinar dan panacinar |
Pada emfisema terjadi inflamasi
yang menyebabkan perubahan patologi berupa peningkatan sel inflamasi di
sebagian besar bagian paru meliputi saluran napas proksimal, saluran napas
perifer dan parenkim paru. Pada saluran napas proksimal (trakea dan bronkus
berdiameter > 2 mm) terjadi peningkatan sel inflamasi yaitu makrofag,
limfosit CD 8+ (sitotoksik), sedikit neutrofil dan eosinofil. Selain
itu terjadi peningkatan jumlah sel goblet dan pembesaran kelenjar submukosa,
keduanya menyebabkan hipersekresi.
Pada saluran napas perifer
(bronkiolus dengan diameter < 2 mm) terjadi peningkatan sel-sel inflamasi
seperti pada saluran napas proksimal, ditambah limfosit B, folikel limfoid, dan
fibroblast.
![]() |
Emfisema tipe paraseptal |
Kelainan pada parenkim paru
berupa kerusakan bronkiolus dan alveolus. Kerusakan pada dinding alveolus menyebabkan
mereka bergabung seperti sekelompok anggur menjadi kantong udara yang lebih
besar, bentuk tidak teratur dan ada celah di antara alveoli tersebut. Struktur
demikian menyebabkan berkurangnya luas permukaan dinding alveoli yang kontak
dengan kapiler darah, sehingga jumlah oksigen yang masuk ke pembuluh darah juga
berkurang.
Emfisema secara perlahan juga
menghancurkan jaringan elastik yang berfungsi menjaga saluran napas kecil
sampai alveoli agar mereka tetap terbuka. Bila jaringan elastik berkurang atau
menghilang maka tidak ada lagi yang menahan agar saluran napas tetap terbuka,
sehinngga saluran napas menyempit dan bisa kolaps, akibatnya sisa udara dalam alveoli
tidak bisa keluar. Penyempitan saluran napas terjadi saat ekspirasi karena saat
itu volume rongga thoraks berkurang sehingga tekanan dalam jaringan paru
meningkat. Sebaliknya saat inspirasi, volume rongga toraks meningkat, tekanan
rongga toraks relatif berkurang sehingga saluran napas tetap terbuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar