27 September 2014

Nonrebreathing mask

Terapi oksigen tambahan secara umum dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu pemberian oksigen dengan aliran cepat dan lambat. Beberapa metode pemberian oksigen dengan aliran lambat yaitu kanula nasalsimple facemask, partial rebreating mask dan  nonrebreathing mask. Kali ini akan kita bahas tentang nonrebreathing mask. 


Nonrebreathing mask menggunakan alat yang serupa dengan partial rebreathing mask, ada kantong penampung, namun pada alat ini juga terpasang dua katup satu arah (one-way valves). Katup pertama antara kantong penampung dan masker, katup kedua pada pintu keluar di kedua sisi masker. Tujuan kedua katup tersebut adalah agar gas yang dihembuskan tidak masuk ke kantong penampung saat ekspirasi, dan mencegah udara luar masuk ke masker saat inspirasi.  

Saat inspirasi, katup di kedua sisi masker tertutup sedang katup antara kantong penampung dengan masker terbuka, sehingga oksigen 100% (dari sumber dan kantong penampung) bisa masuk ke masker dan selanjutnya terhirup. Sebaliknya saat ekspirasi, katup pada kedua sisi masker terbuka sedang katup antara kantong penampung dengan masker tertutup, sehingga udara napas yang dihembuskan akan keluar melalui lubang kanan kiri masker dan tidak bisa masuk ke kantong penampung.

Kecepatan aliran udara diatur sedemikian rupa sehingga kantong penampung udara tidak kolaps saat inspirasi. Jika kecepatan aliran oksigen diatur dengan benar dan masker terpasang pas (tidak bocor), maka secara teoritis FiO2 yang dihasilkan 1,0. Namun kenyataannya, FiO2 yang didapat berkisar antara 0,8 - 0,9, karena biasanya ukuran masker jarang yang benar-benar pas dengan muka pasien, sehingga udara ruangan bisa tercampur dengan udara dalam masker.


Pada beberapa rumah sakit, salah satu katup di sisi masker dilepas dengan alasan keamanan, misalnya bila aliran oksigen terhenti (dengan / tanpa sengaja) pasien masih bisa menghirup udara kamar. Keputusan tersebut akan menurunkan FiO2 yang dihasilkan, karena dengan dilepaskannya katup maka lebih banyak udara luar yang masuk ke dalam masker.

Kelebihan
  • Didapatkan FiO2 > 80% oksigen untuk pasien hipoksemia berat, jika tidak ada fasilitas atau kompetensi untuk pemasangan endotracheal tube atau sengaja menunda intubasi.
Kekurangan
  • Terasa tidak nyaman bila masker terpasang ketat di muka, dengan kemungkinan perasaan claustrophobia
  • Keterbatasan akses ke mulut untuk makan, minum dan pengeluaran dahak
  • Kemungkinan katup menempel, sehingga lubang tidak bisa terbuka
  • Iritasi mata akibat aliran oksigen yang cepat dan pemasangan masker yang kurang tepat. 
Sumber: Administration of oxygen, humidification, and aerosol therapy. In: Pierce LNB. Mechanical ventilation and intensive respiratory care. WB saunders Co.1995. p. 92-121

Tidak ada komentar: