Bisinosis, disebut juga brown
lung disease atau Monday fever,
merupakan penyakit paru kerja yang disebabkan oleh paparan debu kapas darti
suatu lingkungan kerja dengan ventilasi yang tidak adekuat. Bisinosis telah
dikenal lebih dari 100 tahun namun bahan spesifik yang menyebabkan bisinosis
sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Teori tentang mekanisme debu
kapas dapat menimbulkan gangguan saluran napas
antara lain teori alergi atau
imunologi, teori pelepasan histamine dan mediator lainnya, mekanisme
kemotaktik, aktivasi endotoksin serta teori enzim. Etiologi maupun pathogenesis
bisinosis mungkin disebabkan multikomponen berbagai agen yang saling
memperberat satu sama lain, mencakup aspek farmakologis, fisiologis dan
imunologis.
Gejala klinis
Debu kapas dapat menyebabkan iritasi saluran napas dengan keluhan
berupa batuk kering yang awalnya masih dapat hilang bila pekerja dipindahkan
dari tempat berdebu kapas. Gejala lain adalah rasa berat atau sempit di dada
(chest tightness), batuk dan sesak napas saat hari pertama kembali masuk kerja setelah istirahat akhir
pekan, mill fever dan weaver cough yang bisa terjadi
sendiri-sendiri atau bersamaan. Mill
fever atau factory fever ditandai
dengan meriang, batuk, lemah dan pilek pada pajanan debu kapas pertama kali.
Gejala biasanya ringan dan hilang dalam beberapa jam tetapi dapat juga
berlangsung beberapa hari dan hilang meskipun pajanan tetap berlangsung. Weaver cough adalah gejala seperti asma
reaksi lambat tetapi disertai panas dan lemah, terjadi pada penenun yang
menggunakan kanji.
Derajat bisinosis
Schilling membagi bisinosis
berdasarkan gejala klinis:
-
Derajat C 0
|
Tidak ada keluhan dada terasa berat atau sesak napas
|
-
Derajat C ½
|
Kadang timbul perasaan dada tertekan atau keluhan akibat iritasi
saluran napas pada hari pertama kembali bekerja
|
-
Derajat C 1
|
Keluhan timbul setiap hari pertama bekerja
|
-
Derajat
C 2
|
Keluhan timbul pada hari pertama kembali bekerja dan hari kerja
lainnya
|
-
Derajat C 3
|
Derajat C 2 disertai gangguan atau penurunan fungsi paru yang
menetap
|
Sedang WHO membuat klasifikasi bisinosis sebagai berikut:
-
Derajat B 1
|
Rasa tertekan di dada dan atau sesak napas pada hari pertama kembali
bekerja
|
-
Derajat B 2
|
Rasa tertekan di dada dan atau sesak napas pada hari pertama kembali
bekerja dan pada hari-hari bekerja selanjutnya
|
Pengobatan
Pengobatan awal adalah
bronkodilator untuk mengatasi penyempitan saluran napas. Apabila kelainannya
berlanjut menjadi bronkhitis
atau emfisema maka penatalaksanaan yang diberikan seperti penyakit paru
obstruktif pada umumnya. Tindakan yang paling penting adalah memindahkan mereka
yang terkena bisinosis dari pabrik tekstil atau setidaknya memindahkan dari
bagian pabrik yang terkena pajanan debu kapas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar