Edema paru adalah keadaan
terdapatnya cairan ekstravaskuler yang berlebihan dalam paru. Edema paru
nonkardiogenik disebabkan oleh perubahan permeabilitas membran kapiler pulmonal
sebagai akibat langsung maupun tidak langsung proses patologi. Penyakit ini
merupakan kumpulan penyakit dari yang paling ringan (cedera paru akut/acute
lung injury) sampai berat (acute respiratory distress syndrome /ARDS).
Fisiologi
Ruang alveolus dibatasi oleh sel epitel tipe I yang menutupi 98% permukaan
alveolus dan sel epitel tipe II berbentuk polygonal yang tersebar di antaranya.
Kedua bentuk sel tersebut bersama-sama membentuk dinding epitel yang akan
menghalangi perpindahan cairan dan protein menembus alveolus. Cairan akan
keluar dari kapiler jika perbedaan tekanan hidrostatik antara kapiler dan
interstisial lebih besar daripada perbedaan tekanan onkotik antara kapiler dan
interstisial.
Patofisiologi
Mekanisme kerusakan paru akibat edema paru nonkardiogenik belum diketahui. Kaskade kompleks mediator inflamasi dicetuskan oleh suatu keadaan akut yang menyebabkan aktivasi dan rekruitmen makrofag, netrofil dan limfosit. Sebagai tambahan dilepas juga mediator sitotoksik, oksigen radikal bebas, protease dan metabolit asam arakidonat sehingga terjadi kerusakan sel endotel dan epitel. Hasilnya adalah terjadi peningkatan cairan dan protein yang menembus barier alveolokapiler.
Mekanisme kerusakan paru akibat edema paru nonkardiogenik belum diketahui. Kaskade kompleks mediator inflamasi dicetuskan oleh suatu keadaan akut yang menyebabkan aktivasi dan rekruitmen makrofag, netrofil dan limfosit. Sebagai tambahan dilepas juga mediator sitotoksik, oksigen radikal bebas, protease dan metabolit asam arakidonat sehingga terjadi kerusakan sel endotel dan epitel. Hasilnya adalah terjadi peningkatan cairan dan protein yang menembus barier alveolokapiler.
Volume cairan ekstravaskular
dalam paru pada keadaan normal kurang dari 500 ml. Meskipun penumpukan cairan melebihi 500 ml
kita sebut abnormal (menurut definisi) namun gejala dan kelainan fungsi paru
biasanya belum terjadi sampai cairan ekstravaskuler melebihi 75-100% volume normal.
Cadangan fifiologis tersebut diperankan oleh jaringan interstisial.
Edema paru nonkardiogenik terjadi
karena kerusakan luas unit alveolokapiler yang diikuti meningkatnya
permeabiliti endotel kapiler dan epitel alveoli terhadap molekul besar seperti
protein. Edema ini sering disebabkan oleh infeksi, trauma, aspirasi cairan atau
gas toksik
Diagnosis
Meskipun mekanismenya berbeda, penampilan klinis edema paru nonkardiogenik bisa mirip dengan edema paru kardiogenik. Karena itu sangat penting untuk menentukan yang dominan dari kedua mekanisme tersebut sebagai pedoman pengobatan.
Meskipun mekanismenya berbeda, penampilan klinis edema paru nonkardiogenik bisa mirip dengan edema paru kardiogenik. Karena itu sangat penting untuk menentukan yang dominan dari kedua mekanisme tersebut sebagai pedoman pengobatan.
Anamnesis sangat jarang
didapatkan riwayat penyekit jantung, dapat diperkirakan bila terdapat riwayat
terpajan gas toksik, kimia, obat-obatan, trauma, luka bakar, sepsis, trauma
multiple dll. Pemeriksaan fisik tidak
didapatkan gallop pada S2, distensi vena jugularis dan edema
ekstremitas bawah. Untuk meyakinkan maka perlu dipasang kateter Swan-Ganz untuk
membedakan edema paru kardiogenik dengan nonkardiogenik. Jika tekanan baji
(wedge) arteri pulmonal lebih dari 18 cmH2O maka berhubungan dengan
kardiogenik sedang bila di bawah 15 cm H2O berhubungan dengan
nonkardiogenik. Namun nilai tersebut cenderung subjektif pada tiap pasien,
karena itu tidak digunakan sebagai kriteria tunggal untuk membedakan kedua
edema tersebut.
Tatalaksana
Pengobatan edema paru meliputi pengobatan suportif yang baik diikuti pengobatan spesifik terhadap kelainan atau faktor-faktor yang menyebabkan edema. Pengobatan suportif yaitu suplementasi oksigen dan pengurangan cairan paru ekstravaskular. Pada edema paru nonkardiogenik sebaiknya dikelola penyakit yang mendasari, pertahankan faal paru dan pertimbangkan penggunaan antiinflamasi nonsteroid.
Pengobatan edema paru meliputi pengobatan suportif yang baik diikuti pengobatan spesifik terhadap kelainan atau faktor-faktor yang menyebabkan edema. Pengobatan suportif yaitu suplementasi oksigen dan pengurangan cairan paru ekstravaskular. Pada edema paru nonkardiogenik sebaiknya dikelola penyakit yang mendasari, pertahankan faal paru dan pertimbangkan penggunaan antiinflamasi nonsteroid.