20 Februari 2013

UJI LATIH JANTUNG PARU


Uji latih jantung paru atau uji latih kardiopulmoner memberikan penilaian secara lengkap tentang respons latihan yang melibatkan paru, kardiovaskuler, hematopoetik, neuropsikologis dan sistem musculoskeletal yang tidak cukup tercermin melalui pengukuran masing-masing fungsi sistem organ. Dengan pemeriksaan yang relatif noninvasif ini, gambaran fisiologis dinamis melalui penilaian respons latihan baik submaksimal maupun puncak akan memberikan informasi yang relevan bagi dokter untuk membuat keputusan klinis.
Pemeriksaan fungsi paru dan jantung saat istirahat tidak dapat dipercaya untuk meramalkan penampilan saat latihan dan kapasitas fungsional. Selain itu status kesehatan secara keseluruhan lebih berhubungan dengan toleransi latihan daripada dengan pengukuran-pengukuran saat istirahat. Dua cara latihan yang sering dilakukan dalam uji latih jantung paru yaitu treadmill dan sepeda statis ergometer. Jumlah variable yang diukur selama uji latih jantung paru tergantung pada alasan pemeriksaan tersebut dilakukan, diantaranya:

Ambilan oksigen (oxygen uptake / VO2)
Yaitu jumlah oksigen yang diambil dari udara saat inspirasi dalam periode waktu tertentu, dinyatakan dalam ml/menit atau liter/menit. Faktor yang mempengaruhi antara lain kapasitas darah mengangkut oksigen (Hb, saturasi O2 arteri dan kurva dissosiasi), fungsi jantung (frekuensi jantung, isi sekuncup), redistribusi aliran darah perifer dan pengambilan oleh jaringan (kepadatan kapiler, fungsi dan kepadatan mitokondria, kecukupan perfusi dan difusi jaringan. Dalam keadaan normal, VO2 akan meningkat bersamaan dengan beban kerja (external work rate yang meningkat). External work rate diukur secara akurat dengan sepeda ergometer dan hanya dapat diperkirakan bila menggunakan latihan treadmill, dinyatakan dalam watt atau kilopond meter (kpm) per menit.
VO2 max (ambilan oksigen maksimal) adalah jumlah ambilan oksigen tertinggi yang dapat dilakukan tubuh sewaktu latihan/aktivitas yang ditandai dengan ambilan oksigen yang tetap / tidak berubah (plateau) walau beban kerja terus meningkat. VO2 max merupakan petunjuk terbaik kapasitas aerobik dan gold standard untuk menilai kemampuan kardiorespirasi.

CO2 output
 CO2 output (VCO2) adalah jumlah CO2 yang dikeluarkan dari tubuh per satuan waktu, dinyatakan dalam ml/menit. VCO2 selama latihan dipengaruhi oleh faktor yang sama dengan yang mempengaruhi ambilan oksigen yaitu kardiak output, kapasitas darah membawa CO2 dan pertukaran gas di jaringan merupakan penentu utama. Selama latihan berdurasi singkat, glikogen digunakan oleh otot sebagai sumber energi utama, dan hubungan antara konsumsi oksigen dan produksi CO2 hampir sebanding. Jika terjadi metabolism anaerob, karena beban kerja bertambah, VCO2 meningkat sebagai hasil reaksi kimia antara ion hydrogen (dari laktat) dan CO2 terlarut.

Respiratory exchange ratio (RER)
RER atau R merupakan perbandingan keluaran CO2 terhadap ambilan oksigen per satuan waktu dengan persamaan RER= VCO2/VO2. RER lebih besar daripada 1,0 dapat disebabkan oleh CO2 yang berasal dari asam laktat atau akibat hiperventilasi.

Ambang anaerob (Anaerobic threshold/AT)
Ambang anaerob/ambang laktat/ambang ventilasi adalah keadaan dimulainya produksi energi secara anaerob untuk membantu memasok pembentukan energi yang sebelumnya dapat dipenuhi oleh metabolisme aerobik. Ambang anaerob pada posisi VO2 saat terjadi perubahan tersebut dan dinyatakan dalam persentase nilai prediksi VO2 max (%VO2 max predicted).