![]() |
Anatomi diafragma |
Diafragma adalah struktur berbentuk kubah yang memisahkan rongga
toraks dengan rongga abdomen. Diafragma merupakan otot respirasi utama,
disyarafi oleh nervus frenikus, cabang nervus cervical C3-C5. Aktivitas mekanik
diafragma paling baik diketahui dengan mempelajari anatomi dan kaitannya dengan
dinding dada.
Saat diafragma berkontraksi, isi rongga abdomen bergeser ke arah
kaudal, tekanan abdomen meningkat, tulang rusuk bagian bawah mengembang. Proses penyakit terjadi bila terjadi gangguan pada persyarafan,
kemampuan kontraksi, dan hubungan
mekanik terhadap dinding dada.
Disfungsi diafragma akan menimbukan sesak napas, penurunan kemampuan latihan,
gangguan napas saat tidur, hipersomnia, penurunan kualitas hidup, atelektasis
dan gagal napas.
Disfungsi diafragma terdiagnosis karena keluhan dyspnea dan sebaiknya
selalu dipertimbangkan sebagai diagnosis banding pada semua sesak yang belum
bisa dijelaskan penyebabnya. Disfungsi diafragma bervariasi dari kehilangan
sebagian kemampuan membuat tekanan (kelemahan) sampai kegagalan total diafragma
(paralisis). Kelemahan atau paralisis diafragma bisa terjadi pada satu atau
kedua hemidiafragma’ dan bisa terlihat sebagai gangguan inflamasi atau
metabolik, setelah trauma atau pembedahan, selama ventilasi mekanik, massa
mediastinum, miopati, neuropati, atau penyakit yang menyebabkan hiperinflasi
paru.
Pasien dengan paralisis diafragma unilateral biasanya asimptomatik
namun mempunyai keluhan sesak saat aktifitas
berat dan ada keterbatasan aktivitas saat latihan. Kadang-kadang pasien dengan
paralisis diafragma unilateral mengeluh sesak saat mereka pada posisi supine. Keadaan yang menyertai seperti
obesitas, kelemahan sekelompok otot lainnya atau penyakit jantung dan paru
(seperti PPOK) akan memperberat sesak khususnya saat posisi supine. Jika tanpa keluhan, paralisis
diafragma unilateral bisa diremukan pada pemeriksaan radiologi toraks berupa
elevasi hemidiafragma.
Pasien dengan paralisis diafragma bilateral atau kelemahan diafragma
berat lebih mungkin mempunyai keluhan berupa sesak yang tidak bisa dijelaskan
penyebabnya atau gagal napas berulang. Mereka
bisa sesak berat saat istirahat, saat posisi supine, aktivitas berat, atau saat masuk dalam air dengan permukaan
air sampai ke pinggang. Mereka sering memerlukan sandaran tinggi saat tidur dan
menghindari renang atau aktivitas dengan posisi membungkuk. Riwayat pembedahan
toraks, manipulasi vertebra cervical, trauma leher, penyakit neuromuscular progresif
lambat, atau nyeri leher atau bahu akut harus dicari pada pasien dengan paralisis
diafragma, baik unilateral maupun bilateral.
Pasien paralisis diafragma bilateral berisiko lebih tinggi terhadap
gangguan tidur (sering terbangun) dan hipoventilasi selama tidur. Akibatnya,
keluhan awal bisa berupa kelelahan, hypersomnia, depresi, nyeri kepala pagi
hari, dan sering terbangun malam hari. Komplikasi lain paralisis diafragma
bilateral adalah atelektasis subsegmental dan infeksi saluran napas bawah.
Sumber: N Engl J Med 2012;366:932-42
Sumber: N Engl J Med 2012;366:932-42
Tidak ada komentar:
Posting Komentar