KPT tidak bisa diukur dengan spirometri, karena tidak mungkin mengeluarkan semua udara dari dalam paru. Ada dia metode untuk mengukur KPT yaitu Multiple breath helium dilution dan Whole-body plethysmography. KPT sekitar 6 liter pada dewasa, dengan kontribusi 53% pada paru kanan dan 47% paru kiri.
KPT sering meningkat pada kelainan obstruksi paru. Pada emfisema, peningkatan adaptasi (compliance) paru menyebabkan otot inspirasi memanjang sehingga volume paru menjadi lebih besar daripada keadaan normal. KPT bisa meningkat sementara saat serangan asma, kembali ke nilai normal beberapa minggu setelah serangan pada masa interval.
Penurunan nilai KPT berarti terjadi kelainan restriksi. Penyebab penurunan nilai KPT bisa dikelompokkan menjadi penyakit pada paru dan kelainan dinding toraks.
A. Penyakit pada paru yang menyebabkan restriksi
- Extrinsic allergic alveolitis, contoh: Farmer's lung, bird fancier's lung
- Pneumokoniosis, contoh: Coal worker's pneumoconiosis, asbestosis
- Penyakit vaskular kolagen, contoh: skleroderma, reumatoid, polimiositis, Sjorgren's syndrome
- Sarkoid
- Cryptogenic fibrosing alveolitis
- Toksin, contoh: menghirup paraquat
- Akibat obat, contoh: amiodaron, methotrexate, bleomycin
- Radioterapi
- Pascabedah, contoh: pneumektomi, lobektomi
- Space-occupying lesion, contoh: hernia hiatus, gross cardiomegaly, efusi pleura
B. Kelainan dinding toraks yang menyebabkan restriksi
- Penyakit Pleura, penebalan pleura (misalnya pascaempyema)
- Tulang, contoh: ankylosing spondylitis, torakoplasti
- Obesitas, sering menyebabkan restriksi ringan
- Kelainan neuromuskular, contoh: motor neurone disease, Guillain-Barre's Syndrome, paralisis diafragma bilateral, distrofi muskular, miopati.
- Penyakit kulit berat, contoh: Skleroderma, circumferential burns
Tidak ada komentar:
Posting Komentar