26 April 2013

FLU BURUNG, sejarah

Saat ini sedang berkembang virus flu burung jenis baru (H7N9) yang menulari lebih dari 100 orang dan menewaskan 22 orang diantaranya, terjadi di 7 propinsi dan kota di China. Saat ini belum cukup bukti bahwa virus tersebut bisa menular antar manusia dengan mudah. Virus ini lebih mudah menular dari unggas ke manusia dibandingkan tipe H5N1 (WHO).
Saat ini virus H7N9 belum ditemukan di Indonesia, namun kita perlu waspada karena saat pancaroba terjadi migrasi burung-burung besar melewati Indonesia. Ada kemungkinan virus flu burung jenis baru tersebut terbawa oleh burung yang melewati Indonesia.

Karena virus baru, banyak faktor yang belum diketahui, seperti sumber virus, mutasi virus, patogenitas, virulensi, migrasi, gejala klinis dan situasi epidemiologi virus, sehingga langkah-langkah pencegahan dan penatalaksanaan masih diragukan ektifitasnya. Kali ini kita akan bahas virus flu burung tipe sebelumnya. 

Flu burung atau Avian Influenza (AI) dilaporkan pertama kali tahun 1997. Virus ini menginfeksi anak laki-laki umur 3 tahun di Hongkong dengan keluhan demam, nyeri tenggorok dan batuk. Dalam 2 minggu, anak mengalami perburukan dan meninggal dengan penyebab kematian pneumonia virus. Aspirasi trakea yang dilakukan oleh 3 laboratorium menemukan varian baru virus influensa A pada manusia yaitu H5N1.

Di Asia Tenggara, kasus influensa A (H5N1) pada manusia ditemukan seiring dengan meningkatnya kasus H5N1 pada burung. Kasus terbanyak ditemukan di Vietnam dan orang pertama yang meninggal dari Indonesia. Kejadian AI di Indonesia pertama kali dilaporkan pada bulan Juli 2005, menyerang seorang anak perempuan usia 8 tahun dari Tangerang dengan keluhan demam, diare, dan batuk. pasien meninggal 20 hari setelah onset penyakit. Kejadian serupa terjadi pada adik (1 tahun) dan ayahnya (32 tahun). Keduanya meninggal 10 hari setelah onset penyakit dengan hasil serologi positif H5N1. 

Penyebaran secara luas virus H5N1 melalui binatang ternak dan burung serta meningkatnya risiko penularan terhadap manusia milai terjadi sejak akhir tahun 2003. Agustus 2007, WHO melaporkan 622 penduduk dunia terinfeksi vvirus H5N1. Beberapa pasien mengalami perburukan secara cepat ditemukan acute respiratory distress syndrome (ARDS) dan kegagalan multiorgan. Kasus fatal mencapai 60%.


Tidak ada komentar: