28 April 2013

FLU BURUNG SUBTIPE H5N1, diagnosis

Masa inkubasi virus flu burung subtipe H5N1 kemungkinan lebih lama daripada massa inkubasi influenza pada manusia tipe lain yang selama ini dikenal. Sebagian besar kasus muncul pada 2-4 hari setelah pajanan dan diperkirakan 8-17 hari akan muncul gejala jika ada kemungkinan kpontak denghan binatang yang terinfeksi atau lingkungan yang berkaitan. 


Dalam proses diagnosis flu burung, seseorangbbisa masuk kedalam salah satu dari 4 kriteria yang telah ditetapkan yaitu: investigasi, suspek, probabel dan terkonfirmasi H5N1.

1. Seseorang dalam investigasi
Seseorang yang telah diputuskan oleh dokter setempat untuk diinvestigasi terkait kemungkinan infeksi H5N1. Kegiatan yang dilakukan berupa surveilans semua kasus ILI (influenza like illness) dan pneumonia di RS serta mereka yang kontak dengan pasien flu burung di RS.

2. Kasus suspek H5N1
Seseorang yang menderita demam dengan suhu > 38 oC disertai satu atau lebih gejala di bawah ini: 

  • Batuk
  • Sakit tenggorokan
  • Pilek
  • Sesak napas

DAN DISERTAI
Satu atau lebih dari pajanan di bawah ini dalam 7 hari sebelum mulainya gejala:

  • Kontak erat (jarak 1 meter), seperti merawat, berbicara atau bersentuhan dengan pasien suspek, probabel atau kasus H5N1 yang sudah konfirmasi.
  • Terpajan (misalnya memegang, menyembelih, mencabuti bulu, memotong, mempersiapkan untuk konsumsi) dengan ternak ayam, unggas liar, bangkai unggasatau terhadap lungkungan yang tercemar oleh kotoran unggas itu dalam wilayah di mana infeksi dengan H5N1 pada hewan atau manusia telah dicurigai atau dikonfirmasi dalam bulan terakhir.
  • Mengkonsumsi produk unggas mentah atau yang tidak dimasak dengan sempurna di wilayah yang dicurigai atau dipastikan terdapat hewan atau manusia yang terinfeksi H5N1 dalam 1 bulan terakhir.
  • kontak erat dengan binatang lain (ternak unggas atau unggas liar), misalnya kucing atau babi yang telah dikonfirmasi terinfeksi H5N1.
  • Memegang atau menangani sampel (hewan atau manusia) yang dicurigai mengandung virus H5N1 dalam suatu laboratorium atau tempat lainnya
  • Ditemukan leukopeni
  • Ditemukan titer antibodi terhadap antihen H5 dengan pemeriksaan uji HI menggunakan eritrosit kuda atau uji ELISA untuk influenza A tanpa subtipe
  • Foto toraks menggambarkan pneumonia yang cepat memburuk pada serial foto.
3. Kasus probabel H5N1
Kriteria kasus suspek ditambah satu atau lebih keadaan di bawah ini:
  • ditemukan kenaikan titer antibodi terhadap H5 minimum 4 kali lipat, dengan pemeriksaan uji HI menggunakan eritrosit kuda atau uji ELISA
  • hasil laboratorium terbatas untuk Influenza H5 (terdeteksinya antibodi spesifik H5 dalam spesimen tunggal) menggunakan  uji netralisasi (dikirim ke laboratorium rujukan)
ATAU

Seseorang yang meninggal karena suatu penyakit saluran napas akut yang tidak bisa dijelaskan penyebabknya secara epidemiologis berkaitan dengan aspek waktu, tempat, dan pajanan terhadap suatu kasus probabel atau suatu kasus H5N1 yang terkonfirmasi. 

4. Kasus H5N1 terkonfirmasi
Seseorang yang memenuhi kriteria kasus suspek atau probabel

DAN DISERTAI

Satu dari hasil positif berikut ini yang dilaksanakan dalam laboratorium influenza nasional, regional atau internasional yang hasil pemeriksaan H5N1-nya diterima oleh WHO sebagai konfirmasi:
  • Isolasi virus H5N1
  • Hasil PCR H5N1 positif
  • Peningkatan > 4 kali lipat titer antibodi netralisasi untuk H5N1 dari spesimen konvalesen dibandingkan dengan spesimen akut (diambil < 7 hari setelah awitan gejala penyakit), dan titer antibodi netralisasi konvalesen harus pula > 1/80
  • Titer antibodi mikronetralisasi  H5N1 > 1/80 pada spesimen serum yang diambil pada hari ke > 14 setelah awitan (onset penyakit) disertai hasil positif uji serologi lain, misalnya titar HI sel darah merah kuda > 1/60 atau Western Blot spesifik H5 positif.

Tidak ada komentar: