7 April 2013

SESAK NAPAS, identifikasi dan macamnya

Sesak napas diartikan sebagai sensasi atau rasa tidak nyaman dalam bernapas, berbeda dengan sensasi-sensasi yang lain karena jalan saraf yang mendasarinya belum diketahui dengan pasti. Ujung saraf bebas mentransmisikan sinyal nyeri ke sistem saraf pusat, tapi tidak ada reseptor khusus untuk sesak napas. Demikian pula untuk identifikasi lokasi, walaupun daerah auditori, visual, olfaktori, somatosensori telah diketahui lokasinya di korteks serebri, akan tetapi daerah yang memproses informasi berkaitan dengan sesa napas pada korteks serebri masih belum dapat diidentifikasi.


Penelitian tentang sesak napas menjadi sulit karena kesukaran dalam mendefinisikan rangsang fisik yang tepat yang dapat menimbulkan sesak napas. Pada saat seseorang menyentuh benda panas, diketahui rasa nyeri timbul dari rangsang panas. Namun pada saat seorang dengan PPOK mengalami sesak napas karena jalan mendaki atau naik tangga, tidak diketahui dengan pasti apakah sesak napas yang timbul akibat kerja metabolik, akibat peningkatan tahanan jalan napas, karena kelelahan, karena otot-otot pernapasan mengalami kelelahan secara mekanik atau karena perubahan asam basa atau karena penyebab lainnya. Jadi sulit untuk mendefinisikan rangsang apa yang menyebabkan sesak napas, berbeda dengan rangsang nyeri saat menyentuh benda panas. Pada sesak napas, seringkali rangsang penyebabnya tidak tunggal dan kadang tidak mudah diidentifikasi.

Berbagai bentuk sesak napas

  • Orthopnea yaitu distress pernapasan yang terjadi saat berbaring terlentang, sehingga perlu segera duduk tegak, merupakan gejala khas untuk gagal jantung kiri. ada juga beberapa penyakit lain yang mempunyai keluhan serupa, misalnya penyakit obstruksi saluran napas, paralisis diafragma bilateral, dan penyakit perikardial
  • Paroxysmal nocturnal dyspnea,  sesak napat timbul erutama pada malam hari (saat tidur), berkaitan dengan orthopnea, namun dengan penekanan pada keadaan hilang timbul dan pada malam hari
  • Platypnea yaitu rasa sersak napas pada posisi tegak dan akan mereda pada posisi berbaring terlentang, terjadi pada shunt intracardiac, shunt vaskuler paru
  • Trepopnea. Rasa sesak napas hanya terbatas pada satu posisi lateral tetapi tidak pada posisi lainnya. Terjadi pada penyakit paru unilateral, efusi pleura unilateral, obstruksi saluran napas unilateral
  • Dyspnea D'effort   yaitu sesak napas yang timbul saat melakukan aktivitas namun tidak terjadi saat istirahat
  • Psichogenic dyspnea biasanya tidak berkaitan dengan kegiatan, lebih sering terjadi pada perempuan dan umumnya terjadi pada dekade ketiga atau ke empat. Hiperventilasi menyebabkan penurunan PaCO2 sehingga aliran darah ke otak menurun, muncul gejala sakit kepala bila melihat cahaya, gangguan penglihatan, kesemutan, rasa gelisah yang tidak jelas dan pingsan.

Tidak ada komentar: