Semula, rokok yang dijual secara komersial tersusun atas tembakau (nicotiana tabacum), kertas dan penyaring atau sering dikenal dengan filter. Rokok yang beredar sekarang, tidak hanya terdiri atas tembakau saja, namun juga dutambah zat lain (zat adiktif). Zat adiktif tersebut antara lain gliserol, sorbitol, propilen glikol, kalium sorbat, asam benzoat, natrium benzoat, cengkeh, menthol, cokelat, vanila dan zat-zat lainnya.
Pada saat rokok dibakar, terjadi reaksi kimia dan fisika yang dibagi menjadi 2 zona yaitu combustion zone (zona pertama) dan pyrolisis/ distillation/ pyrosynthesis zone (zona kedua). hasil reaksi di zona pertama meliputi karbon dioksida, karbon monoksida dan hidrogen, sedangkan zona kedua menghasilkan sekitar 4700 senyawa kimia diantaranya polisiklik hidrokarbon aromatik (PHA), nitrosamin (TSNAs), fitosterol, 1,3-butadien, formaldehid, asetaldehid, akrolien, benzen, hidrogen sianida dan logam.
Asap pada batang rokok terbagi atas dua bagian yaitu mainstrame smoke (asap utama) yang dihisap langsung oleh perokok dan sidestream smoke (asap sampingan) yang terdapat pada ujung bagian rokok. Sebagian besat komponen yang dihasilkan oleh proses pembakaran, telah diidentifikasi oleh International Agency for Research on Cancer (IARC) sebagai zat yang telah terbukti karsinogen.
Komponen asap rokok yang paling luas dikenal adalah tar, nikotin dan karbon monksida (CO). Tar merupakan bagian partikel dalam asap rokok sesudah kandungan nikotin dan uap air dikeluarkan. Tar mengandung kumpulan senyawa PHA yang bersifat karsinogenik.
Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke rongga mulut sebagain uap padat asap rokok. Setelah dingan akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran pernapasan dan paru. Pengendapan ini bervariasin antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar dalam rokok berkisar 24-45 mg. Rokok yang menggunakan filter akan mengalami penurunan 5-15 mg.
Gas karbon monoksida adalah gas yang tidak memiliki bau. senyawa ini dihasilkan oleh pembakaran unsur karbon (C) yang tidak sempurna dan bersifat toksik.
Nikotin merupakan senyawa alkaloid alami dalam daun tembakau yang bersifat basa (pH >7) dan mudah larut dalam air dan lemak. Nikotin menimbulkan efek psikoaktif dan adiktif, dan efeknya pada manusia LEBIH KUAT dari kokain dan morfin. Nikotin akan berpindah ke dalam asap sewaktu rokok dibakar. Ribuan komponen asap lainnya telah diketahui terkandung dalam asap rokok termasuk hidrogen sianida, nitrogen oksida, logam berat seperti timbal, kadmium dan arsenik.
Asap rokok juga mengandung bahan radikal. Setiap satu hisapan asap rokok, terdapat 1017 radikal dalam asap yang didominasi oleh radikal oksigen, nitrid oksid, peroksil dan semikuinon. Secara kimia, radikal oksigen dan nitrid oksid ini akan bereaksi dengan cepat membentuk peroksilnitrit yang sangat reaktif dan akan berikatan dengan epitelial lining fluid (ELF) saluran napas dan menghasilkan reactive oxugen species (ROS).
Radikal semikuinon dapat bereaksi dengan radikal oksigen membentuk radikal hidroksil dan peroksida membentuk superoksida. RAdikal ini akan memicu sel untuk menghasilkan peroksida secara terus menerus dan mengakibatkan kerusakan sel sistem pernapasan.
Sumber: BERHENTI MEROKOK, pedoman penatalaksanaan untuk dokter di Indonesia, PDPI 2011
Sumber: BERHENTI MEROKOK, pedoman penatalaksanaan untuk dokter di Indonesia, PDPI 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar