30 April 2013

FLU BURUNG subtipe H5N1, langkah diagnostik

GEJALA KLINIS
Umumnya gejala klinis flu burung yang sering ditemukan adalah demam > 38 oC, batuk dan nyeri tenggorok. Gejala lain yang mungkin ditemukan adalah pilek, sakit kepala, nyeri otot, infeksi selaput mata, diare dan gangguan saluran cerna. Bila ditemukan gejala sesak, merupakan tanda terdapat kelainan saluran napas bawah yang berisiko terjadi perburtukan.
Jika telah terjadi kelainan saluran napas bawah, pada pemeriksaan auskultasi akan ditemukan ronki di paru dan bila penyakit semakin berat maka frekuensi napas akan semakin cepat.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Setiap pasien yang datang dengan gejala klinis seperti di atas dianjurkan untuk sesegera mungkin dilakukan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan darah rutin (Hb, leukosit, trombosit, hitung jenis leukosit), spesimen serum, aspirasi nasofaringeal, apus hidung dan tenggorok untuk konfirmasi diagnostik.

Diagnosis flu burung dibuktikan dengan:
1. Uji RT-PCR (Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction) untuk H5
2. Biakan dan identifikasi virus Influenza Asubtipe H5N1
3. Uji serologi:
  • Peningkatan > 4 kali lipat titer antibodi netralisasi untuk H5N1 dari spesimen konvalesen dibandingkan dengan spesimen akut (diambil < 7 hari setelah awitan gejala penyakit), dan titer antibodi netralisasi konvalesen harus pula > 1/80
  • Titer antibodi mikronetralisasi  H5N1 > 1/80 pada spesimen serum yang diambil pada hari ke > 14 setelah awitan (onset penyakit) disertai hasil positif uji serologi lain, misalnya titar HI sel darah merah kuda > 1/60 atau Western Blot spesifik H5 positif.
Pemeriksaan lain dilakukian untuk mengarahkan diagnostik ke arah kemungkinan flu burung dan menentukan berat ringannya derajat penyakit. 

Pemeriksaan Hematologi
Hemoglobin, leukosit, trombosit, hitung jenis leukosit, dan limfosit total. Umumnya ditemukan leukopeni, limfositopeni dan trombositopeni.

Pemeriksaan kimia darah
Umumnya dijumpai penurunan albumin, peningkatan SGOT dan SGPT, peningkatan ureum dan kreatinin dan peningkatan kreatin kinase. Analisis gas darah bisa normal maupun abnormal. Kelainan laboratorium sesuai perjalanan penyakit dan komplikasi yang terjadi.

PEMERIKSAAN RADIOLOGIK
Pemeriksaan foto toraks PA dan lateral harus dilakukan pada setiap tersangka flu burung. Gambaran infiltrat di paru menunjukkan bahwa kasus ini adalah pneumonia. Pemeriksaan lain yang dianjurkan adalah CT scan toraks untuk kasus dengan gejala klinik flu burung tetapi hasil foto toraks normal sebagai langkah diagnosis dini.

PEMERIKSAAN POSTMORTEM
Pada pasien yang meninggal sebelum diagnosis flu burung ditegakkan, dianjurkan untuk mengambil sediaan post mortem dengan cara biopsi pada mayat (necropsi), spesimen dikirim untuk pemeriksaan patologi anatomi dan PCR.

Tidak ada komentar: