Indikasi utama pemasangan chest tube adalah pneumotoraks, hemotoraks, efusi pleura, empyema, efusi parapneumonia dengan komplikasi, efusi pleura ganas, dan chylothorax. Keputusan pemasangan chest tube pada setiap pasien bisa berbeda bergantung pada kasus dan mempertimbangan untung ruginya.
Apakah chest tube selalu dipasang pada setiap pneumotoraks?
Tidak. Jika pneumotoraks kurang dari 20% dari volume paru pada foto toraks dan hemodinamik pasien stabil, maka tatalaksananya adalah memantau dengan ketat, melakukan foto toraks serial, chest tube dipasang pada saat yang tepat. Jika volume pneumotoraks lebih besar atau pasien tidak stabil, kemungkinan perlu ventilasi mekanik, atau direncanakan untuk anestesi umum, maka chest tube sebaiknya dipasang. Demikian juga bila serial foto toraks sulit dilakukan, atau kita tidak yakin pasien tidak bisa dipantau dengan ketat, chest tube sebaiknya dipasang.
Pada keadaan bagaimana pasien efusi pleura harus menjalani pemasangan chest tube?
Hampir semua pasien efusi pleura dapat ditangani dengan pungsi pleura (thoracentesis) dan mengobati masalah yang mendasarinya. Sering efusi tidak muncul lagi setelah dilakukan satu kali pungsi. Chest tube dipasang pada efusi yang menyebabkan gejala respirasi atau membahayakan hemodinamik, empyema, efusi parapneumonia dengan komplikasi dan efusi pleura ganas yang memerlukan skleroterapi.
Berapa ukuran chest tube yang akan dipasang?
Ukuran chest tube bervariasi dari 12 sampai 42 Fr. Pemilihan ukuran tergantung pada indikasi pemasangan:
- ukuran 12 - 22 Fr: untuk pneumotoraks spontan
- ukuran 28 Fr : untuk drainase cairan pleura dengan viskositas rendah
- ukuran 32 Fr atau lebih besar: untuk cairan pleura dengan viskositas lebih tinggi, seperti empyema
- ukuran 36 - 40 Fr: untuk pasien trauma toraks disertai pneumotoraks, hemotoraks atau hemopneumotoraks
Dimana lokasi pemasangan chest tube?
Lokasi pemasangan ditentukan dengan melihat foto toraks dan perkusi dada untuk menentukan tinggi cairan pleura. Biasanya pada sela iga kelima atau keenam sepanjang linea aksilaris anterior sampai krista iliaka superior dan anterior muskulus latisimus dorsi. Jarang sekali chest tube dipasang di bawah sela iga sembilan. Pada kasus pneumotoraks, pilihan lokasi lain adalah interkostal kedua linea midklavikula, namun masuknya tube melalui jaringan dada dan otot membuat teknik ini lebih sulit. hati hati bila memasukkan tube dari anterior untuk mencegah cedera arteri mamaria interna yang terletak medial lokasi tube.
Bagaimana dan kapan chest tube dilepas?
Chest tube dipertimbangkan untuk dicabut setelah drainase cairan yang keluar kurang dari 150 ml/24 jam. Pada kasus pneumotoraks, paru harus mengembang sempurna, tidak ada udara yang terperangkap dalam 24 jam terakhir. Bila sudah diputuskan untuk mencabut chest tube, tube dilepaskan dari penyedot (suction) dan diklem beberapa jam (ada yang 24 jam) untuk memastikan pasien stabil sebelum dicabut. Saat melepas chest tube posisi pasien lateral dekubitus dengan posisi tube di atas. Kasa dan benang yang mengikat tube dilepas dan pasien diminta untuk tarik napas dalam. Pada saat pasien tahan napas atau saat keluar napas perlahan (dari inspirasi maksimal), tube dicabut cepat dengan satu gerakan lembut. Lubang bekas tube dijahit, selanjutnya dilakukan foto toraks untuk evaluasi apakah ada udara dalam rongga pleura. Jika pasien stabil, pneumotoraks kecil biasanya kita pantau dengan observasi ketat.
Sumber: Ost D, Corbridge T. Chest tubes. In: Parson PE, Heffner JE. Pulmonary / respiratory therapy secrets. p 67-72
Sumber: Ost D, Corbridge T. Chest tubes. In: Parson PE, Heffner JE. Pulmonary / respiratory therapy secrets. p 67-72
Tidak ada komentar:
Posting Komentar