Tekanan parsial CO2 dalam arteri dalam keadaan normal dipertahankan tepat atau mendekati nilai 40 torr (kisaran normal disepakati 35 sampai 45 torr) dengan mekanisme yang mengatur pernapasan. Sensor yang menerima rangsang dari aliran darah arteri dan cairan serebrospinal akan mempengaruhi pusat pengaturan napas untuk menjaga agar PCO2 arteri berada di kisaran 40 torr.
Beberapa perubahan jangka pendek (terjadi tanpa kompensasi ginjal) pada ventilasi alveolar yang menyebabkan peningkatan CO2 alveolar dan selanjutnya meningkatkan peningkatan PCO2 arteri dan menurunkan pH darah arteri, disebut asidosis respiratorik. Asidosis respiratorik umumnya disebabkan oleh kelainan berikut ini:
Depresi pusat pengatur respirasi
- Obat anestsi
- Obat sedasi
- Opiat
- Cedera atau penyakit pada otak
Kelainan neuromuskular
- Cedera pada sumsum tulang belakang
- Cedera pada nervus frenikus
- Poliomyelitis, Guillain-Barre Syndrome, dll
- Pemberian obat curarelike
- Penyakit yang menyerang otot respirasi
Restriksi dinding toraks
- Kifoskoliosis
- Obesitas berat
Restriksi paru
- Fibrosis paru
- Sarkoidosis
- Pneumotoraks, efusi pleura, dll
Penyakit parenkim paru
- Pneumonia
- Edema paru
Obstruksi saluran napas.
- PPOK
- Obstruksi saluran napas atas.
Ada juga penulis yang menguraikan penyebab asidosis respiratorik dengan pengelompokan yang berbeda, sebagaimana pernah kami tulis pada asidosis respiratorik.
Sumber: Levitszky MG. Pulmonary physiology. 5th ed. p 174-5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar