WHO memperkirakan di seluruh dunia tembakau tanpa asap (tembakau oral) dikonsumsi oleh hampir 400 juta orang dan menyebabkan sekitar 100.000 kematian per tahun pada laki-laki dan 50.000 pada perempuan. Tembakau tanpa asap mengandung lebih dari 2.000 zat kimia, suatu jumlah yang dapat menyebabkan kanker.
Jumlah nikotin tembakau oral sama banyaknya dengan tembakau yang dihisap, kendati lebih lambat diserap tubuh. kartena itu tembakau oral juga bersifat adiktif. Dampak terhadap kesehatan terjadi baik secara lokal pada mulut maupun secara keseluruhan dalam tubuh.
Jenis pemakaian
Serbuk tembakau dihirup melalui hidung, dipakau secara luas di Eropa dan Amerika Utara pada abad ketujuh belas dan delapan belas. Saat ini masih digunakan oleh masyarakat Bantu di Afrika Utara.
Pada masa lalu, tembakau sering dikunyah dalam bentuk bulatan atau susur, terutama oleh pelaut atau pekerja tambang. mengunyah tembakau berhubungan dengan kanker gusi atau mulut.
Bubuk lembab tembakau (moist snuff) dalam berbagai bentuk sudah lama digunakan secara tradisional di beberapa negara Asia tertentu. Akhir-akhir ini bahan ini diproduksi oleh pabrik di Amerika dan Swedia, yang dikemas dalam bungkusan kecil seperti kantung teh celup. Penggunaan bahan ini sering disebut snuff dipping. Dikemas dalam berbagai macam bentuk, bahan ini disimpan pada bagian tertentu dalam mulut (antara lidah dengan gusi, antara pipi dengan gusi, atau di bawah lidah) sampai beberapa jam dalam sehari.
Sugi sirih atau Betel quid (buah pinang dengan kapur dan beberapa bahan tambahan dibungkus dalam daun dengan atau tanpa tembakau) digunakan secara luas di negara-negara Asia Selatan. Ada bukti kuat bahwa hanya bahan yang mengandung tembakau yang berisiko tinggi menyebabkan kanker.
Di India dan Pakistan tembakau oral digunakan secara luasdi beberapa daerah pada semua golongan umur, pada laku-laki dan perempuan. Awalnya merupakan industri rumah tangga, tetapi kini tembakau oral diproduksi oleh pabrik dan diiklankan secara luas oleh perusahaan-perusahaan industri.
Sediaan tembakau yang dihisap lewat hidung (nasal stuff) digunakan secara luas oleh masyarakat Afrika Selatan dan beberapa daerah di Asia.
- Adiksi (ketagihan). Pemakai muda yang ketagihan tembakau tanpa asap pada kemudian hari dapat beralih ke rokok, yang lebih mematikan. Hendaknya jangan ada yang memberikan advokasi bahwa tembakau tanpa asap merupakan kebiasaan yang 'lebih aman.'
- Leukoplakia (bercak putih mulut) sering terjadi pada tempat di manatembakau ditempatkan. Bercak ini akan hilang setelah penggunaan tembakau dihentikan.
- Radang gusi (gingivitis). Peradangan pada gusi dan sekitar gigi akan meningkatkan karies gigi. Tepi gusi akan mengerut dan gigi menjadi berwarna. Kelainan ini tidak segera hilang bila penggunaan tembakau dihentikan.
- Fibrosis submukosa oral (jaringan parut dalam mulut). Jaringan fibrosis ini lama kelamaan dapat berkontraksi (berkerut). Pada kasus yang ekstrim, pasien hanya dapat membuka mulut untuk minum melalui sedotan. Keadaan ini berkembang dengan sangat cepat, tidak hilang setelah berhenti menggunakan dan belum diketahui cara pengobatannya.
- Kanker mulut. Risiko kanker mulut dalam berbagai penelitian bervariasi, namun ada penelitian di Amerika yang menemukan risiko kanker mulut sebanyak 4 kali lipat dibandingkan dengan yang bukan pengguna tembakau. Penelitian di Asia Tenggara, kanker mulut pada pemakai tembakau rutin ditemukan sepuluh kali lebih tinggi. Kanker mulut adalah penyakit kanker ketiga terbanyak di India. Sugi sirih tanpa tembakau mempunyai risiko jauh lebih rendah.
- Risiko kardiovaskular. Penelitian terhadap risiko kardiovaskular memberikan hasil bervariasi.
- Nasal stuff. Kebiasaan ini mungkin memberikan dampak buruk, namun belum diketahui dengan baik. Mungkin ada risiko terjadinya kanker dalam sinus maksilaris.
Sumber: buku Tembakau: Ancaman Global, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar