31 Maret 2013

SLEEP APNEA, berbahayakah terhadap kardiovaskular?

Sleep apnea adalah terhentinya aliran udara melalui hidung dan mulut secara berulang yang berhubungan dengan terbangun dari tidur dan desaturasi oksigen. Sleep apnea terbagi atas

  • Obstructive sleep apnea (OSA) yaitu usaha napas tetap ada sementara saluran napas orofaring tertutup
  • Central sleep apnea (CSA) yaitu tidak ada usaha napas dan tidak ada aliran udara
  • Mixed apnea yaitu tidak ada usaha bernapas dan aliran udara terhenti diikuti dengan usaha napas yang awalnya tidak berhasil.
Hambatan saluran napas atas dapat disebabkan gabungan beberapa faktor yaitu:
  • Diskoordinasi dan relaksasi otot bukal dan faring 
  • Kolaps dinding faring dan terdorongnya lidah ke belakang oleh inaktivasi otot genioglossus
  • Faktor anatomis, seperti pembesaran tonsil dan adenoid dan penyempitan karena obesitas
Jumlah kejadian per jam dinyatakan dengan  respiratory disturbance index (RDI). Gangguan ringan bila RDI 5 - 15 kali/jam, sedang 15 - 30 kali/jam dan berat bila > 30 kali/jam. Apnea dan hipopnea  umumnya berhubungan dengan desaturasi oksigen dan diakhiri dengan terbangun. kejadian berulang tersebut menyebabkan perubahan pada sistem simpatis dan tekanan intratorakal yang mempengaruhi fungsi kardiovaskular. Selama episode ini Pa O2 dapat turun sampai 20-25 mmHg dengan saturasi < 50%. Tekanan arteri pulmonal dan sistemik meningkat dalam setiap episode disertai isi sekuncup, denyut nadi dan curah jantung menurun. Tekanan arteri pulmonal meningkat secara progresif sepanjang malam dan puncak hipertensi pulmonal terjadi pada pagi hari. Tekanan akan turun sepanjang siang namun meningkat kembali pada malam berikutnya. Hipoksemia, hiperkapnia dan hipertensi pulmonal akhirnya menjadi permanendan berangsur-angsur bertambah berat.

Tidak ada komentar: