Pada dasarnya penatalaksanaan flu burung sama dengan influenza yang disebabkan oleh virus patogen pada manusia. Tulisan kali ini akan membahas tentang terapi pencegahan menggunakan oseltamivir pada flu burung subtipe H5N1. Kemungkinan terjadinya penularan dari manusia ke manusia perlu diwaspadai, namun penggunaan profilaksis oseltamivir sebelum terpajan tidak dianjurkan.
Rekomendasinya adalah, oseltamivir diberikan kepada petugas yang terpajan dengan pasien yang terkonfirmasi dengan jarak < 1 meter tanpa menggunakan APD (alat pelindung diri). Bagi petugas yang terpajan lebih dari 7 hari sebelumnya, profilaksis tidak dianjurkan.
Kelompok risiko tinggi yang mendapatkan terapi profilaksis adalah:
- petugas kesehatan yang kontak erat dengan pasien suspek atau konfirmasi H5N1, misalnya pada saat intubasi atau melakukan suction trakea, memberikan obat dengan nebulisasi, atau menangani cairan tubuh pasien tanpa APD yang memadai. Termasuk juga petugas laboratorium yang tidak menggunakan APD dalam menangani sampel yang mengandung virus H5N1.
- anggota keluarga yang kontak erat dengan pasien konfirmasi terinfeksi H5N1. Dasar pemikirannya adalah kemungkinan mereka juga terpajan terhadap lingkungan atau unggas yang menularkan penyakit.
Profilaksis diberikan obat oseltamivir 1 x 75 mg sampai 7-10 hari setelah pajanan terakhir. Penggunaan profilaksis jangka panjang dapat diberikan maksimal sampai 6-8 minggu sesuai dengan profilaksis musiman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar