Hari tanpa tembakau sedunia diperingati setiap tanggal 31 Mei, dicetuskan oleh WHO pada tahun 1987. Gerakan ini menyerukan agar para perokok berpuasa tidak merokok selama 24 jam di seluruh dunia, sehingga satu hari ini tidak ada asap rokok yang mengepul di sekitar kita. Bagi orang yang tidak merokok, asap tembakau selalu tidak menyenangkan.
Asap rokok berbau, terasa mencekik di tenggorokan, mengiritasi hidung dan mata serta membuat napas menjadi berat.
Ternyata, banyak penelitian dalam 25 tahun terakhir menunjukkan bahwa menghirup asap rokok orang lain juga sangat berbahaya. Tidak hanya orang dewasa di sekitar perokok yang berisiko, namun juga bayi yang belum lahir dan anak-anak yang orang tuanya merokok. Meskipun risiko orang yang bukan perokok tidak setinggi risiko perokok, jenis penyakit dan kelainan yang timbul ternyata serupa, yaitu kanker, penyakit jantung dan stroke, serta gangguan pernapasan seperti asma.
Pada tahun 2004, IARC menyatakan bahwa seorang bukan perokok yang tinggal bersama perokok mempunyai risiko peningkatan terjadi kanker paru sebesar 24% pada perempuan dan 37% pada laki-laki. Penelitian lain mendapatkan bahwa risiko terkena penyakit jantung koroner meningkat hingga 30% pada seseorang yang terpajan asap rokok lingkungan dibandingkan dengan seseorang yang tidak terpajan oleh asap rokok lingkungan.
Flouris pada tahun 2009 dalam penelitiannya mendapatkan bahwa pajanan selama 1 jam oleh pajanan asap rokok lingkungan dapat meyebasbkan perubahan fungsi paru dan peningkatan faktor inflamasi. Penelitian lain menyimpulkan bahwa anak yang orang tuanya merokok di rumah mempunyai risiko asma dan gangguan pernapasan di kemudian hari. Pajanan asap rokok lingkungan mempunyai risiko 5 kali lebih tinggi menderita tuberkulosis.
Berikut ini beberapa dampak yang terjadi pada anak bila orang tuanya merokok, dampaknya akan lebih berat bila ibunya merokok.
- keguguran, lahir mati dan kelainan bawaan sering terjadi
- bayi lahir prematur dan berat badan lahir rendah, keduanya meningkatkan risiko kematian bayi
- anak berbadan lebih kecil dan pencapaian akademiknya lebih rendah baik pada masa anak-anak maupun setelah dewasa
- bayi kurang 6 bulan, 3 kali lebih tinggi mengalami infeksi pernapasan akut
- batuk kronik, dahak dan mengi, 2 kali lebih banyak pada bayi dan 50% lebih tinggi pada anak usia sekolah
- kasus baru asma, 50-100% lebih tinggi bila oranmg tuanya merokok
- penyakit telinga tengah sering terjadi
Seorang perokok akan termotivasi untuk berhenti bila mengetahui dampak asap rokok terhadap kesehatan dirinya, dan motivasi tersebut akan jauh lebih tinggi setelah seorang perokok menyadari bahwa asap rokok lingkungan yang dihasilkannya ternyata berdampak buruk terhadap orang-orang yang (harusnya) disayanginya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar