PPOK merupakan salah satu gangguan pernapasan yang akan
semakin sering dijumpai di masa mendatang di Indonesia, mengingat makin
bertambahnya rerata umur orang Indonesia, bertambahnya jumlah perokok dan
bertambahnya polusi udara.
DEFINISI
PPOK adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh
hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progresif nonreversibel
atau reversibel parsial. PPOK terdiri atas bronkitis kronis dan emfisema atau
gabungan keduanya. Bronkitis kronis adalah
kelainan saluran napas yang ditandai oleh batuk kronik berdahak minimal 3 bulan
dalam setahun, sekurang-kurangnya dua tahun berturut-turut, tidak disebabkan
penyakit lainnya. Emfisema adalah
kelainan anatomis paru yang ditandai oleh pelebaran rongga udara distal
bronkiolus terminal, disertai kerusakan dinding alveoli.
FAKTOR RISIKO
Kebiasaan merokok merupakan satu-satunya penyebab
terpenting, jauh lebih penting dari penyebab lainnya. Penyebab lain adalah
riwayat terpajan polusi udara (lingkungan dan tempat kerja), hipereaktiviti
bronkus, riwayat infeksi saluran napas bawah berulang, defisiensi alfa-1 anti
tripsin, jenis kelamin laki-laki dan ras (kulit putih lebih berisiko).
PATOGENESIS
Pada bronkitis kronis terdapat pembesaran kelenjar mukosa bronkus,
metaplasia sel goblet, inflamasi, hipertrofi otot polos pernapasan dan distorsi
akibat fibrosis. Pada emfisema ditandai oleh pelebaran rongga udara distal
bronkiolus terminal disertai kerusakan dinding alveoli. Obstruksi saluran napas pada PPOK bersifat ireversibel dan terjadi karena
perubahan struktural pada saluran napas kecil yaitu inflamasi, fibrosis,
metaplasi sel goblet dan hipertropi otot polos penyebab utama obstruksi jalan
napas.
DIAGNOSIS
Gejala dan tanda PPOK sangat bervariasi mulai dari tanpa
gejala, gejala ringan hingga gejala berat. Diagnosis PPOK ditegakkan dengan
melakukan pemeriksaan yang terarah dan sistematis meliputi gambaran klinis
(anamnesis dan pemeriksaan fisis) dan pemeriksaan penunjang baik yang bersifat
rutin maupun pemeriksaan khusus.
Anamnesis
·
Riwayat merokok atau
bekas perokok dengan atau tanpa gejala pernapasan
·
Riwayat terpajan zat
iritan yang bermakna di tempat kerja
·
Riwayat penyakit
emfisema pada keluarga
·
Terdapat faktor
predisposisi pada masa bayi/anak, misalnya berat badan lahir rendah (BBLR),
infeksi saluran napas berulang, lingkungan asap rokok dan polusi udara
·
Batuk berulang dengan
atau tanpa dahak
·
Sesak dengan atau
tanpa bunyi mengi
Pemeriksaan fisis
Pemeriksaan fisis pasien PPOK dini umumnya tidak ditemukan kelainan. Pada
inspeksi didapatkan:
· Purse-lips breathing,
yaitu sikap seseorang yang bernapas dengan mulut mencucu dan ekspirasi yang
memanjang. Sikap ini terjadi sebagai mekanisme tubuh untuk mengeluarkan retensi
CO2 yang terjadi pada
gagal napas kronik
·
Barrel chest (diameter toraks anteroposterior
sebanding dengan diameter transversal)
·
Penggunaan otot bantu
napas
·
Hipertrofi otot bantu
napas
·
Pelebaran sela iga
·
Terlihat denyut vena
jugularis dan edema tungkai (bila telah terjadi gagal jantung)
Pada emfisema pemeriksaan palpasi didapatkan sela iga melebar dan fremitus
melemah; pemeriksaan perkusi terdengar hipersonor, batas jantung mengecil,
letak diafragma rendah dan hepar terdorong ke bawah
Pemeriksaan auskultasi didapatkan:
·
suara napas vesikuler
normal atau melemah
·
terdapat ronki dan
atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa
·
ekspirasi memanjang
·
bunyi jantung
terdengar jauh.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan yang rutin dikerjakan untuk menegakkan diagnosis PPOK adalah
uji faal paru sedang pemeriksaan darah rutin (Hb, Ht, Leukosit) dan foto toraks
untuk menyingkirkan penyakit paru lain. Pemeriksaan spirometri dilakukan untuk
memeriksa VEP1, KVP dan VEP1/KVP. VEP1 merupakan parameter yang paling umum
dipakai untuk menilai beratnya PPOK dan memantau perjalanan penyakit. Disebut
obstruksi apabila %VEP1 (VEP1/VEP1 prediksi) <80% atau VEP1% (VEP1/KVP) <
75%. Apabila spirometri tidak tersedia atau tidak mungkin dilakukan, bisa
dilakukan pemeriksaan APE (arus puncak ekspirasi), dengan memantau variabiliti
harian pagi dan sore tidak melebihi 20%.
DIAGNOSIS BANDING
1.
Asma
2.
SOPT (sindroma
obstruksi pascatuberkulosis)
3.
Pneumotoraks
4.
Gagal jantung
5.
Penyakit paru dengan
obstruksi saluran napas lainnya misalnya bronkiektasis, destroyed lung dll.
Asma dan PPOK adalah penyakit obstruksi saluran napas yang sering ditemukan
di Indonesia, karena itu diagnosis yang tepat harus ditegakkan karena terapi
dan prognosisnya berbeda.
Asma
|
PPOK
|
|
Timbul pada usia muda
|
++
|
-
|
Sakit mendadak
|
++
|
-
|
Riwayat merokok
|
+/-
|
+++
|
Riwayat atopi
|
++
|
+
|
Sesak dan mengi berulang
|
+++
|
+
|
Batuk kronik berdahak
|
+
|
++
|
Hipereaktiviti bronkus
|
+++
|
+
|
Reversibiliti obstruksi
|
++
|
-
|
Variabiliti harian
|
++
|
+
|
Eosinofili sputum
|
+
|
-
|
Neutrofil sputum
|
-
|
+
|
Makrofag sputum
|
+
|
-
|
PENATALAKSANAAN
PPOK merupakan penyakit paru kronik progresif dan nonreversibel, sehingga
penatalaksanaan PPOK terbagi atas penatalaksanaan pada keadaan stabil dan
penatalaksanaan pada eksaserbasi akut.Tujuan umum penatalaksanaan PPOK adalah
untuk mengurangi gejala, mencegah eksaserbasi berulang, memperbaiki dan
mencegah penurunan faal paru serta meningkatkan kualiti hidup penderita.
Penatalaksanaan meliputi edukasi, obat-obatan, terapi oksigen, ventilasi
mekanik, nutrisi dan rehabilitasi.
Edukasi
Edukasi merupakan hal penting dalam pengelolaan jangka panjang pada PPOK
stabil. Edukasi pada PPOK berbeda dengan edukasi pada asma. Karena PPOK adalah
penyakit kronik yang ireversibel dan progresif, inti dari edukasi adalah
menyesuaikan keterbatasan aktiviti dan mencegah kecepatan perburukan fungsi
paru. Tujuan edukasi adalah supaya pasien PPOK mengenal perjalanan penyakit,
melaksanakan pengobatan yang maksimal, mencapai aktiviti optimal dan
meningkatkan kualiti hidup.
Obat-obatan
· Bronkodilator
diberikan secara tunggal atau kombinasi sesuai dengan klasifikasi derajad
beratnya penyakit. Diutamakan bentuk obat inhalasi, nebulisasi tidak dianjurkan
pada penggunaan jangka panjang. Pada derajat berat diutamakan pemberian obat
lepas lambat (slow release) atau obat berefek panjang (long acting)
· Ekspektoran dan
mukolitik. Air minum adalah ekspektoran yang baik, pemberian cairan yang cukup
akan mengencerkan sekret. Obat ekspektoran dan mukolitik dapat diberikan
terutama pada saat eksaserbasi. Antihistamin secara umum tidak diberikan karena
dapat menimbulkan kekeringan saluran napas sehingga sekret sukar dkeluarkan
·
Antibiotik diberikan
bila ada infeksi sehingga dapat mengurangi keadaan eksaserbasi akut.
· Antioksidan dapat
mengurangi eksaserbasi dan memperbaiki kialiti hidup, digunakan N-asetilsistein.
Dapat diberikan pada PPOK dengan eksaserbasi yang sering, tidak dianjurkan
sebagai terapi rutin.
·
Kortikosteroid
pemberiannya masih kontroversial, hanya bermanfaat pada serangan akut.
·
Antitusif diberikan
dengan hati-hati.
Terapi oksigen
Pada PPOK terjadi hipoksemia progresif berkepanjangan yang menyebabkan
kerusakan sel dan jaringan. Pemberian terapi oksigen merupakan hal yang sangat
penting untuk mempertahankan oksigenasi seluler dan mencegah kerusakan sel baik
di otot maupun organ-organ lainnya. Terapi oksigen bermanfaat untuk mengurangi
sesak napas, hipertensi pulmoner, vasokonstriksi pembuliuh darah paru,
hematokrit dan memperbaiki kualiti dan fungsi neuropsikologik.
Ventilasi mekanik
Ventilasi mekanik pada PPOK digunakan pada eksaserbasi dengan gagal napas
akut, gagal napas akut pada gagal napas kronik atau pada pasien PPOK derajat
berat dengan gagal napas kronik. Ventilasi mekanik dapat digunakan di rumah sakit
di ruang ICU atau di rumah Ventilasi mekanik dapat dilakukan dengan intubasi maupun
tanpa intubasi.
Ventilasi mekanik tanpa intubasi digunakan pada PPOK dengan gagal napas kronik
dan dapat digunakan selama di rumah. Bentuk ventilasi mekanik tanpa intubasi
adalah NIPPV (noninvasive intermitten positive pressure) atau NPV (negative pressure
ventilation). NIPPV bila digunakan dengan terapi oksigen terus menerus
(LTOT/long term oxygen therapy) akan memberikan perbaikan bermakna pada AGD,
kualitas dan kuantitas tidur serta kualiti hidup. NIPPV dapat diberikan dengan
tipe ventilasi volume control, pressure control dan BiPAP (bilevel positive
airway pressure) dan CPAP (continuous positive airway pressure).
Ventilasi mekanik dengan intubasi. Pasien PPOK
dipertimbangkan untuk menggunakan ventilasi mekanik di rumah sakit bila
ditemukan keadaan sebagai berikut:
-
Gagal napas yang
pertama kali
-
Perburukan yang belum
lama terjadi dengan penyebab yang jelas dan dapat diperbaiki (misalnya
pneumonia)
-
Aktivitas sebelumnya
tidak terbatas.
Ventilasi mekanik sebaiknya tidak dilakukan pada pasien PPOK dengan kondisi
sebagai berikut:
-
PPOK derajat berat
yang telah mendapat terapi maksimal sebelumnya
-
Terdapat ko-morbid
yang berat, misalnya edema paru, keganasan
-
Aktiviti sebelumnya
terbatas meskipun terapi sudah maksimal
Nutrisi
Malnutrisi sering terjadi pada PPOK, kemungkinan karena bertambahnya
kebutuhan energi akibat kerja muskulus respirasi yang meningkat karena
hipoksemia kronik dan hiperkapni menyebabkan terjadi hipermetabolisme. Kondisi
malnutrisi akan menambah mortaliti PPOK karena berkolerasi dengan derajat
penurunan fungsi paru dan perubahan analisis gas darah. Mengatasi malnutrisi
dengan pemberian makanan yang agresif tidak akan mengatasi masalah, karena
gangguan ventilasi pada PPOK tidak dapat mengeluarkan CO2 yang terjadi akibat
metabolisme karbohidrat. Komposisi nutrisi yang seimbang dapat berupa tinggi
lemak rendah karbohidrat. Kebutuhan protein seperti pada umumnya, protein dapat
meningkatkan ventilasi semenit oxigen comsumption dan respons
ventilasi terhadap hipoksia dan hiperkapni. Tetapi pada PPOK dengan gagal napas
kelebihan pemasukan protein dapat menyebabkan kelelahan. Diperlukan
keseimbangan antara kalori yang masuk dengan kalori yang dibutuhkan. Dianjurkan
pemberian nutrisi dengan komposisi seimbang, yakni porsi kecil dengan waktu
pemberian yang lebih sering, bila perlu nutrisi dapat diberikan secara terus
menerus (nocturnal feedings) dengan pipa nasogaster.
Rehabilitasi
·
Fisioterapi bertujuan
memobilisasi sputum dan membuat pernapasan lebih efektif serta mengembalikan
kemampuan fisik penderita ke tingkat optimal.
·
Rehabilitasi psikis.
Penderita PPOK sering merasa tertekan dan cemas sehingga perlu pendekatan
psikis untuk mengurangi perasaan tersebut.
·
Rehabilitasi
pekerjaan,. Menganjurkan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya.
KOMPLIKASI PPOK
·
Pneumotoraks spontan
sekunder
·
Infeksi paru
·
Gagal napas.
Anjuran bacaan:
1. Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD), update 2013
2. GOLD Pocket Guided, update 2013
Anjuran bacaan:
1. Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD), update 2013
2. GOLD Pocket Guided, update 2013
78 komentar:
saya sebegai penderita PPOK terdeteksi sejak nopember 2011,sejak saat itu memakai obat isap yaitu SPIRIVA,Alhamdulillah sy merasa enekan namun semenjak ASKES beralih ke BPJS obat tsbt sy dapatkan lg krn tdk ditanggung oleh BPJS.sekarang ini sy mengalami sesak napas krn tdk ada lg obat.syamsul alam gowa sulsel
Salah satu tatalaksana PPOK adalah pengobatan dengan pelonggar napas kerja lama. Obat yang tersedia di Indonesia saat ini adalah Tiotropium bromide (Spiriva) dan Indacaterol (Onbrez). Sementara obat tersebut belum didukung (oleh BPJS), sebaiknya bapak tetap menggunakan obat pelonggar napas lain. Bapak bisa konsultasi ke dokter (kalau memungkinkan dokter paru) untuk menentukan obat yang paling tepat sebagai pengganti Tiotropium. Terima kasih atas komentarnya.
Kalo obat obucort swinghaler dgn spiriva bagus mana ya?
Tidak bisa dibandingkan, karena penggunaannya untuk tujuan yang berbeda. Obucort (budesonide 200 ug/dosis) merupakan obat pengontrol untuk penyakit asma, sedang Spiriva (Tiotropium bromide 18 ug/caps) merupakan obat pelega napas untuk PPOK. Terima kasih atas kunjungannya
Ayah sya di diagnosa PPOK sejak Juli 2013,,, dan sejak saat itu ketergantungan oksigen... spiriva dan obat lainnya... maret 2014 kondisinya smkin memburuk.. oksigen tdk lagi bnyak membantu... setiap hari 3 - 4 kali harus di nebu... bagaimana membaikan kondisi ini... berapa maksimal penggunaan nebu dalam sehari....
Kenapa dokter paru saya bilang saya kena ppok sedangkan sebelumnya dokter deteksi asma. Apakah asma yang lama akan membuat jadi ppok? Saya tidak pernah merokok.
Mbak Dini, fungsi paru seseorang mencapai puncaknya pada umur 20-30 tahun, setelah itu fungsinya perlahan-lahan akan menurun. Seorang dengan PPOK, penurunan fungsi paru akan lebih cepat. Apalagi bila sering terjadi infeksi saluran napas atas/bawah dan tidak segera diobati sampai sembuh. Karena bekerja lokal, obat nebu jauh lebih aman dan bisa diberikan berkali-kali dalam sehari. Namun bila dalam sehari sudah diberikan sekitar 6 kali dan tidak ada perbaikan yang berarti, sebaiknya konsultasi dokter untuk dievaluasi.
Pak Irwan, meskipun penyebab dan mekanisme terjadinya asma dan PPOK berbeda, namun gejala dan keluhan kedua penyakit ini seringkali mirip. Apalagi kalau informasi yang disampaikan pasien terbatas dan dokter tidak bisa melakukan pemeriksaan penunjang. Sebagian besar penyebab PPOk memang asap rokok, namun bisa juga karena polusi udara lain dan faktor genetik (kekurangan enzim alfa-1 antitripsin).
Saya Sukamto, umur 63 thn, alamat Jln Pemuda Gang Melati II No. 37 Kendal, JawaTengah. Awal tahun 2012 saya di diagnose PPOK, diberikan obat hisap Spiriva 1 kali hisap sehari sehari, dan seretide diskus 250 mcg 2 kali hisap sehari. Dengan obat ini saya merasa enjoy-enjoy saja. Bulan Maret 2014 saya di spirometri hasilnya normal, sehingga seretide dihentikan diganti dengan berotec (dihisap bila terjadi serangan/sesak napas). Dengan hanya Spiriva ini hasilnya tidak memuaskan, sering sesek danharus hisap berotec. Bulan Aprilini kami kembali diberikan Seretide 500 mcg, hasilnya kembali enjoy-enjoy saja. Pertanyaannya. 1. Apa bedanya Spiriva dengan seretide? 2. Apa obat seharusnya bagi pasien PPOK, (mengapa kami harus hisap spiriva dan seretide)?. 3.. Dengan hanya spiriva ternyata masih sesek, bagaimana kalau hanya dengan seretide (efeknya terhadap PPOK).
Bapak Sukamto yg baik, pengobatan umum PPOK adalah menghindari faktor pencetus, pelonggar napas kerja singkat bila diperlukan (misalnya Berotec, Ventolin, Meptin, dll), dan vaksinasi influenza. Pada derajad yang lebih berat kadang diperlukan obat pelonggar napas kerja lama (misalnya Spiriva, Onbrez, dll). Pada sebagian pasien responsnya lebih bagus bila ditambah dengan kombinasi obat pelonggar napas kerja lama plus steroid (misalnya Seretide, Symbicort, dll). Salah satu tujuan pengobatan PPOK adalah mengirangi gejala. Tujuan tersebut bisa dicapai tanpa obat, dengan satu macam obat atau kadang lebih. Yang penting tujuan pengobatan tercapai dengan obat yang aman sehingga kualitas hidup meningkat. Semoga keterangan ini berguna, terima kasih.
PPOK apa bedanya sama bronkitis/KP mas,,,,saya heran ko tiap pagi batuk dahak bening mulu yahh,tapi pas agak siangan,ngilang tuh batuk !!
trus berat badan saya 53.kg dari dulu ga naek"bingung saya mas ??
penyakit atau bukan sih ??
mohon pencerahanya nyaa :D
Ketiga penyakit tersebut berbeda. PPOK adalah kelainan paru yang menyebabkan hambatan aliran udara yang perjalanannya progresif irreversibel atau reversibel parsial, Penyebabnya adalah merokok, polusi lingkungan, infeksi saluran napas bawah berulang dll. Bronkitis akut adalah infeksi saluran napas karena kuman, virus, dan jamur. Bronkitis yang berulang-ulang atau bronkitis kronis bisa menjadi PPOK. KP adalah sebutan lain untuk TB paru atau TBC paru.
apakah sakit PPOK ini harus minum obat seumur hidup dok? ayah saya 79 th sakit PPOK dan diberi obat salbutamol 3x1/2tab, aminophilin 3x1/2 tab dan menghisap seretide diskus 2xsehari
Ya, diminum seumur hidup agar penurunan fungsi paru bisa direm selambat mungkin. Karena dikonsumsi jangka panjang, sebaiknya obat minum (salbutamol, aminofilin, dll) hanya digunakan sebagai pilihan terakhir. Pilihan pertama adalah obat2 yang hanya bekerja lokal di paru, seperti tiotroprium (Spiriva) dan indacaterol (Onbrez)
spiriva ditanggung BPJS ga?
Dokter, ibu saya terdiaknosa kena PPOK, ada jalan gak selain konsumsi banyak obat
Diagnosis PPOK sebaiknya berdasarkan pemeriksaan Spirometri, selain memastikan ada tidaknya PPOK juga bisa diketahui derajat keparahan PPOK. Jika ibunda hanya menderita PPOK, biasanya hanya menggunakan satu atau dua macam obat hirup yang digunakan jangka panjang. Sengaja dipilih obat hirup agar bisa bekerja optimal di saluran napas dan tidak mengganggu organ lain. Obat-obat lain bisa saja diberikan (jangka pendek) sesuai dengan keluhan yang dirasakan. Hal lain selain obat yang perlu diperhatikan adalah nutrisi yang baik dan olahraga sesuai kondisi ibunda.
Ayah saya didiagnosis PPOK sejak tahun 2011, sejak saat itu beliau rutin mengkonsumsi obat dan rutin cek ke dokter, update terakhir menyatakan bahwa paru2 ayah saya memanjang sekitar 2 iga sejak terakhir diperiksa. Pertanyaan saya apakah paru-paru yang memanjang ini merupakan phase PPOK? dan sejauh mana phase fatal untuk penderita PPOK?
Terima kasih sebelumnya .
Maly
dulu saya di agnosa broncitis cronis setelah 5 tahun saya periksa lagi ternyata saya di diagnossa terkena empisema,apakah empisema penyakit yang lebih berat dari pada broncitis cronis,atau apakah empisema peningkatan dari broncitis cronis.
8 bulan lalu ayah saya di diagnosis dokter menderita tbc hanya lewat hasil rontgen,krn ayah saya batuk berdahak tapi susah keluar dahaknya.selama 8 bulan ini di terapi dgn rimstar/rifampicin dan obat lainnya,tapi setelah melihat hasil rontgen yang ke 3,kata dokter ayah saya menderita ppok.apakah ppok dengan tbc itu penyakit yg sama?apakah ppok bisa menular dok??
Anonim: bronkitis kronis dan emfisema adalah penyakit yang berbeda, meskipun keduanya berperan untuk terjadinya PPOK. Namun ada keadaan yang merupakan kombinasi (overlaping) kedua penyakit tersebut, kemungkinan Anda dalam kelompok tersebut.
Atinto Lagarusu: Beda, TBC adalah penyakit akibat kuman yang ditulari pasien lain, sedang PPOK adalah kelainan struktur paru, sering disebabkan oleh polusi udara (terutama asap rokok). PPOK tidak menular.
apakah ada jenis jenis PPOK
Berdasarkan perjalanan penyakitnya, PPOK dibedakan berasal dari bronkitis kronik dan emfisema yang menyebabkan sesak napas. Akhir-akhir ini muncul istilah baru yaitu ACOS (asthma COPD overlap syndrome) yaitu suatu keadaan yang merupakan kombinasi asma dan PPOK.
Apkah ppok bisa mnyebabkan gagal jantung ?
Dok saya dulu di diagnosa dokter sepesialis penyakit dalam tahun 2014 terkena penyakit PPOK. Padahal umur saya waktu itu baru 21 tahun, apakah penyakit ini berbahaya dok. Soalnya saya mengikuti terapi dengan obat selama 6 bulan tapi belum sempat tuntas. Apa efek terapi penyakit PPOK yg tidak tuntas ? apakah berbahaya dok ?
Anonim: salah satu komplikasi PPOK adalah terjadinya Korpulmonale, yaitu gangguan struktur dan fungsi ventrikel kanan akibat kelainan primer di paru. Korpulmonale yang tidak terkontrol bisa menyebabkan gagal jantung kanan.
Petrus Kamiar: PPOK biasanya terjadi pada usia di atas 40 tahun dengan riwayat polusi udara (terutama rokok) sebelumnya. Namun tidak menutup kemungkinan terjadi pada umur yang lebih muda, biasanya PPOK karena defisiensi alfa 1 anti tripsin.
Pengobatan PPOK biasanya jangka panjang (seumur hidup) dengan obat hirup. Bila pengobatan selama 6 bulan dengan obat minum, kemungkinan bukan PPOK (TB?)
dok, saya wanita usia 21 tahun. saya pernah didiagnosa bronkitis kronis pada usia 16 tahun (tahun 2011), menurut dokter saya dulu penyebabnya asap rokok (karena ayah saya perokok) dan karena waktu usia 16 tahun, rumah saya sedang di renov sehingga banyak debu.
saat pertama kali didiagnosis, yang saya rasakan ada demam sangat tinggi, benar-benar tidak mampu bernafas, suara ngik2, dan gejala bronkitis pada umumnya.
yang saya sayangkan dok, kenapa sudah slama 5 tahun ini (2011-2015), bronkitis saya sering sekali kambuh walau gejalanya tidak separah seperti pertama kali di diagnosa.
saya kurang mengerti kenapa sering kambuh dok. yang jelas, jika ada orang flu di sekitar saya, pasti saya langsung tertular dan bronkitis kumat lagi. tidak ada yang flu pun sering kumat dok.
biasanya diawali dengan radang tenggorokan, flu, meler dan batuk kering, lalu di hari ketiga biasanya langsung demam di sore hari, pusing, dada berat dan batuk dahak kental kuning kehijauan.
saya lelah dok jika terus2an seperti ini, masalahnya selalu kambuh SEBULAN SEKALI (saya selalu mencatat kapan kambuh) padahal saya sudah mencoba mengurangi kegiatan di luar rumah dan rajin berolahraga ringan. kebetulan sudah 3,5 tahun saya tidak tinggal lagi bersama ayah saya yang perokok.
biasanya bronkitis saya yang diawali gejala flu seperti ini bisa sembuh paling cepat 3 minggu dok :(
adakah solusi untuk saya? saya sudah bosan ke dokter tp tetap tidak pernah ada hasil memuaskan. ketika saya rotgen, dokter bilang paru2 saya tidak ada masalah, ketika saya pindah ke dokter lain, paru2 saya dikatakan infeksi.
yang paling saya khawatirkan adalah ketika nanti saya menikah dan hamil, masa setiap bulan sakit begini terus dok? kasian calon bayi saya..
terimakasih dok.
Selain diberi obat, saya sarankan juga untuk melakukan therapi seperti breathing exercise, breathing control, postural drainase, coughing exercise, huffing, FET, ekspansi thorax, purse lips breathing exercise, nebulizer/hidrasi yang mana tujuannya dapat meningkatkan volume paru, menurukan beban kerja pernapasan, pengeluaran sputum,meningkatkan ADL, dll. Therapy semacam ini biasanya dilakukan oleh prefesi fisioterapi yang khusus menangani dibidang kardiorespirasi dan pulmonal/pernapasan.
keluhan anda termasuk dalam kelompok penyakit batuk kronik berulang. Saya sarankan konsultasi ke dokter spesialis paru, kemungkinan akan diperiksa kultur sputum dan spirometri (dan lainnya). Kalau belum ada kemajuan, bisa juga konsultasi ke dokter spesialis THT.
Dok, apakah tidak semua bronkhitis kronis itu PPOK? Apakah PPOK merupakan lanjutan nya? Ibu saya sekitar 6 thn yll bronkhitis dan dirawat. 3 bln yll beliau dirawat lg karena bronkhitis kronis. Saat ini beliau sudah beraktivitas seperti biasa. Tp dokter paru yg menanganinya tidak menyuruh ibu saya minum obat seumur hidup. Ibu saya hanya diminta kontrol selama 3 bulan. Setelah itu boleh kontrol setahun sekali. Itupun tidak diberi obat yg dihirup. cm obat2an yg diminum. Itu bagaimana ya dok? Apakah boleh penderita bronkhitis kronis tidak meminum obat dlm jangka waktu setahun?
Dok, apakah tidak semua bronkhitis kronis itu PPOK? Apakah PPOK merupakan lanjutan nya? Ibu saya sekitar 6 thn yll bronkhitis dan dirawat. 3 bln yll beliau dirawat lg karena bronkhitis kronis. Saat ini beliau sudah beraktivitas seperti biasa. Tp dokter paru yg menanganinya tidak menyuruh ibu saya minum obat seumur hidup. Ibu saya hanya diminta kontrol selama 3 bulan. Setelah itu boleh kontrol setahun sekali. Itupun tidak diberi obat yg dihirup. cm obat2an yg diminum. Itu bagaimana ya dok? Apakah boleh penderita bronkhitis kronis tidak meminum obat dlm jangka waktu setahun?
kalo sering Naik sepeda malam tanpa memakain Jaket bisa menjadi salah satu faktor penyakit Paru-paru tidak dok ,,?
Mala: benar, tidak semua bronkitis kronis itu PPOK. Bila ada gambaran bronkitis pada foto dada namun tidak ada keluhan sesak napas (bisa dipastikan dengan pemeriksaan spirometri dengan hasil normal) maka pengobatannya hanya sebatas bronkitis kronis, tidak seperti PPOK yang seumur hidup.
Ahmad Fauzi Ghufron: Bila bersepeda malamnya kadang-kadang, cuaca lagi bagus dan kondisi tubuh fit ya nggak apa. Namun bila rutin sebaiknya mengenakan jaket dan bila perlu masker.
Dok mau tanyak, kenapa ppok seringnya terjadi pada usia tua ya? Kalo iya, bearti yang muda aman dengan ppok ya. Terimakasih
Dok,ayah saya punya penyakit PPOK.. Pertanyaan saya apa penyakit ini menular dok?
Terimakasih
Vini Hadyanti: PPOK tidak menular. Sebagian besar penyakit ini terjadi karena polusi lingkungan, terutama asap rokok (baik aktif maupun pasif)
Dok. Saya umur 19th. Dan skrg lg di opname. Kata dok. Sy terkena PPOK dan yg disebut dikomen yg diatas. Tpi sya dsni dbri antibiotik levofloksin infus, amino fluid infus, infus biasa, obat batuk, suntik, dan dexa dpd putih kecil. Tpi yg sya rsakn, dada berat, kepala berat, perut mual, pucat, kebes, keringat tangan n kaki, merinding pinggang, bab agak hitam. Adakah itu parah dok ? Bisakah saya pulih ? Brp lama sya harus diopname ? Bagus terapi atau opname dok ?
Ridho: Penyebab PPOK yang paling sering adalah polusi udara lingkungan, terutama asap rokok dalam waktu yang lama. Karena itu PPOK jarang terjadi pada usia di bawah 40 tahun. Tampaknya saat ini Anda lagi diserang infeksi sehingga diobati dengan antibiotik. Setelah sembuh dan pulang rawat, saran periksa spirometry untuk memastikan Anda terkena PPOK atau penyakit lainnya.
Artikel yang snagat bermanfat sekali buat saya dan menambah ilmu saya dan teman"semua.
Semoa saya, keluarga saya tidak terkena penyakit ini amin ... :)
Dok mau tanya ini saya positif ppok..apakah bisa d sembuhkan dok..trus apa saya harus keluar dari pekerjaan saya sekarang ..karena saya sekarang bekerja d pabrik pemintalan..trus setiap bulanya sering kambuh..demam dan bdan lemas...terima kasih
Tri Retno: PPOK dicurigai bila ada keluhan sesak, disertai riwayat polusi udara (rokok, asap dapur, asap kendaraan dll)dan sebab lainnya. Penyakit ini ditegakkan dengan pemeriksaan spirometri. Karena penyebabnya polusi udara, sebagian besar PPOK bisa dicegah. Dengan pengobatan yang tepat, PPOK bbisa dicegah untuk menjadi lebih berat, pada sebagian pasien keluhan sesak menjadi sangat minimal. Sebaiknya dipastikan dulu apakah keluhan tersebut pasti akibat PPOK, bukan yang lain. Apakah masih mungkin dibantu obat dan Anda menggunakan APD (alat pelindung diri) seperti masker. Bila masih gagal, ganti pekerjaan yang lebih aman merupakan pilihan.
hi dok, ayah saya di diagnosa ppok awal january 2013 dan selama ini ayah saya memakai oxygen therapy dan juga minum obat seperti spriva, nebu dan lain2. dok, tapi keadaanya menurubn 3 bulan terkahir ini dan dokter mengatakan dia harus pakai alat respirocnic yang dari philips untuk menekan co2 nya keluar.... karena co2nya kisaran di 70 and dok klo sesak. ayah saya sering sekali merasa lemas dan keluar masuk rumah sakit padahal sudah memakai alat tsb. saya bingung dok therapy apa lagi yg ayah saya harus lakukan agar dia bisa pulih kembali dan tidak gampang capek. saat ini dia berumur 64 tahun dok, terimakasih.
Novella: fungsi napas manusia mencapai puncaknya pada usia 20-30 tahun, setelah itu pelan-pelan akan makin menurun sesuai dengan bertambahnya umur. Pada PPOK grafik penurunannya akan lebih tajam. Pedoman penatalaksanaan umum adalah menjaga kesehatan denagn baik, hindari polusi udara (termasuk asap rokok, rutin olah raga (sesuai kemampuan, menjaga kecukupan nutrisi dan konsumsi obat sesuai derajat penyakit. Sekarang sudah lahir obat-obat generasi baru dan sebagian dikemas sebagai kombinasi dua obat. Silahkan konsultasi dengan dokter spesialis Paru dan Respirasi untuk mendapatkan obat yang sesuai.
Pak Dokter, saya Dian dari Bogor
Pak Dokter, bila fungsi napas manusia mencapai puncaknya pd usia 20-30 thn, maka apakah sebaiknya pada usia tsb manusia membangun kekuatan paru.paru sehat seoptimal mungkin, spt dg berolah raga rutin, konsumsi nutrisi bergizi, hindari asap polutan, dsb, krn di masa pasca 30 thn berbagai upaya di atas (spt olah raga rutin dll) lebih ke arah meminimalisir atau memperlambat penurunan fungsi paru.paru?
Mohon pencerahan, Pak Dokter.
Trims
Dian Arini: Tepat sekali, akan lebih bagus lagi kalau kebiasaan tersebut diteruskan pada umur yang lebih tua. Tentunya dengan intensitas yang sesuai dengan kemampuan.
Saya mau tanya dok. Saat ini usia saya 25 tahun. Dan saya juga mengidap penyakit asma. saya pun perokok.
Begini dok. 1 minggu lalu saya mengalami pilek parah, demam, sesak napas. Namun saat sakit itu saya tetap merokok. Sekarang setelah sembuh kok rasanya saluran pernapasan saya menyempit. bahkan untuk menguap pun tidak plong. saya pun juga tidak bisa sering menarik napas panjanh seperti biasany dan dada kanan saya agak nyeri. saya juga agak batuk berdahak dan saya merasa di dada saya ini banyak lendirnya.
apakah yang saya alami ini dok?
Saluran napas kita diciptakan untuk dilewati oleh udara wajar, tidak terlalu kotor dan tidak terlalu panas. Asap rokok adalah udara yang sangat kotor dan sangat panas, wajar kalau saluran napas kita jadi bermasalah. Apalagi kalau saat merokok kita dalam kondisi sakit tenggorokan. Saya yakin Anda sudah tahu solusi terbaiknya.
Ayah saya Perokok aktif yang sudah sangat lama dan mungkin pecandu berat dari rokok.
Tetapi karena pekerjaannya berjalan mungkin saat ini beliau masih sehat, yang saya khawatirkan penyakit akan ada pada anggota keluarga yang tidak merokok.
Semoga perokok bisa lebih bijak lagi untuk tidak merokok jika berada didekat orang.
Mastah: Anda benar, rokok akan mempengaruhi kesehatan perokok dan orang-orang di sekitar perokok (sebagai perokok pasif).
Dok, apakah seorang bisa divonis terkena ppok hanya melihat dari hasil rontgen nya saja?
Kepastian PPOK dengan pemeriksaan spirometri. Bila tidak ada fasilitas spirometri, PPOK bisa didiagnosis dengan pemeriksaan foto dada dan keluhan klinis. Apabila pengobatan memberikan respons perbaikan maka kemungkinan besar PPOK
Salam Dok. Saya seorang HIV+ dengan terapi ARV. Tes terakhir HIV saya undetected dan CD4 saya 200+. Belakangan (Sekitar 3 bulanan) saya mengalami batuk2 setiap pagi saat bangun tidur, rasanya seperti tersedak minuman. Dada sedikit nyeri, kadang disertai sedikit dahak. Apakah saya perlu cek Paru2 dok?
Kondisi Anda tampaknya cukup aman, ARV tetap rutin diminum. Tepat, sebaiknya segera konsultasi ke dokter paru untuk evaluasi kenapa hal tersebut terjadi. Karena Anda berisiko imunokompromis, sebaiknya segera dicari penyebab masalah tersebut.
Salam dok?
Saya mau bertanya
Apa arti diagnosa PPOK kategori D + TB paru dok??
Dan bagaimana rehabilitasinya dok??
Untuk menentukan penatalaksanaan, PPOK dibedakan menjadi 4 kategori, yaitu kategori, A, B, C dan D. Indikator yang digunakan adalah gejala (menggunakan skor mMRC atau CAT), risiko eksaserbasi (kambuh), dan pemeriksaan spirometri. Masuk kategori D bila skor gejala berat (mMRC >= 2 atau CAT >= 10) DAN eksaserbasi >=2 kali setahun atau pemeriksaan spirometri masuk derajat 3 dan 4.
TB paru berarti ada gejala TB dan/atau hasil pemeriksaan penunjang mendukung diagnosis TB paru. Silahkan lihat di http://www.klikparu.com/2013/01/tb-paru-jenis-tb-yang-paling-sering.html#more
Dok, kurang lebih tahun 2012 kadang saya suka merasakan sakit didada sebelah kiri setiap kali mearik napas, kalo lagi terasa.. dipaksakan menarik napas panjang bakal terasa semakin sakit seperti terhambat jalur udaranya...
Hal itu kadang terjadi, selama ini saya selalu mencari solusi dengan beristirahat dan mengatur napas.. dan Alahamdulillah, keluhan narik napas yang sakit jadi hilang...
Tapi, akhir Januari 2018 kemarin saya coba rontgen, dan hasil dokter spesialis Rontgen memberikan hasil seperti ini "Menyokong Emfisema pulmonum bilateral, diafraghma mendatar, sela iga melebar ec ppok"
Maksudnya ini apa ya, mohon penjelsannya...
sebagai catatan riwayat kesehatan saya, saya tidak mengalami keluhan seperti gejala-gejala batuk, dan yang lainnya.... maksudnya tidak ada keluhan sakit lain, selain kadang-kadang suka merasa nafas sakit dan tidak tentu waktu terjadinya, kadang lama baru terjadi.
Saya melakukan rontgen setelah beberapa minggu ke belakang kadang jantung saya berdebar kencang Dok,
Mohon penjelasaanya, terima kasih.
Jazakumullahu Kharian Katsiraa.
Berdasar uraian Anda, tahun 2012 kemungkinan ada masalah di Pleura (selaput tipis yang membungkus paru) dan sekarang Anda mungkin menderita PPOK. Sebaiknya segera konsultasi ke dokter Spesialis Paru untuk memastikan diagnosis, mencari penyebab penyakit dan segera menentukan pengobatan yang paling tepat.
Baik Dok, terima kasih.... Syukur Alhamdulillah, sampai hari ini saya tidak ada keluhan sakit dan gangguan pernapasan lainnya.
Tapi Insya Allah saya akan konsultasi terkait hasil rontgen dan gejala yang pernah saya alami.
Semoga kita semua selalu diberikan kesehatan. Aamin.
dok saya usia 29 tahun,saya beberapa minggu terakhir mengalami sesak nafas yg hebat. saya putuskan foto rontgen dan tes jantung. hasil foto rontgen saya bawa ke spesialis paru tp dokter ybs mengatakan saya mengidap bronkitis kronis krn rokok. saya khawatir saya terkena ppok,apalagi saya sering sekali gagal nafas dok. bisa dibilang dari 10 upaya nafas saya 5 diantaranya gagal. sehingga saya sering terengah2 dan ngos2an. saya juga sdh lama sekali tdk bs nafas normal lewat hidung,setelah saya periksakan ke dokter tht katanya ada pembengkakan didalam hidung saya sehingga mmg udara tdk bs msk lewat hidung shg sy tdk bs nafas lewat hidung. apakah keduanya berhubungan? tapi nafas lewat mulut pun sering saya gagal nafas dok. mhn bantuan pencerahannya,trm ksh.
anonim: mempertimbangakan keluhan, foto dada, dan ada riwayat merokok, kemungkinan ada masalah di saluran napas Anda, bisa bagian atas, bawah atau keduanya. Kemungkinan PPOK belum bisa disingkirkan. Saran: periksa fungsi napas Anda (dengan spirometri) untuk memastikannya.
Saya mengalami batuk berdahak lebih dari 3 bulan, sudah mengonsumsi antibiotik cefixime tetapi tdk sembuh juga, kemudian dokter menyarankan rontgen thorax yang kebetulan gambarnya nyaris sama seperti gambar rontgen pada artikel dokter ini, saya diberikan obat racikan yang mengandung codein, erdostein, methylprednisolon,dan noscapine, saya konsumsi selama 14 hari sampai obat habis, tetapi batuk berdahak saya masih tetap berlanjut, menurut dokter langkah apa yang harus saya ambil? apakah harus kembali ke dokter lagi atau kah ada obat tertentu yang dokter sarankan? terimakasih sebelumnya, semoga dokter berkenan menjawab.
Arlina: ada beberapa penyebab keluhan Anda. Saran: periksa spirometri untuk memastikan penyebabnya PPOK atau lainnya.
Dok saya wanita usia 24 tahun, sekitar tahun 2004 saya didiagnosis bronkitis dan berobat selama 6bulan dan diberikan obat yang tidak boleh 1 pun terlewat jika terlewat saya akan mengulang pengobatan tersebut dari awal dok. Ketika saya meminum obat buang air kecil saya berwarna merah (efek dari obat)saya lupa nama obatnya apa akan tetapi 1 obat yang aaya ingat yaitu rizen(lupa penulisannya) yg sekarang obat tersebut sudah tidak ada lagi diapotek2. Terkadang saya skrg jika alergi debu saya batuk tidak berdahak dan akan sembuh jika meminum obat 'woods batuk kering'. Apakah gejala batuk tersebut karena efek dari bronkitis saya tahun 2004 lalu dok? Akan tetapi sejauh ini alhamdulillah saya tidak merasakan gejala-gejala lain. Dan apakah penyakit bronkitis itu termasuk penyakit dalam yang berbahaya dok? Terimakasih
Kemungkinan batuk sekarang (akibat debu) tidak berhubungan dengan "bronkitis spesifik" dan telah diobati 6 bulan tersebut. Kemungkinan masuk kelompok penyakit alergi.
Dok saudara saya berumur 58thn,
Beliau mengalami gejala seperti PPOK,badan jadi kurus dan jalan brberapa meter sudah ngos2an..pas di rongsen katanya paru2nya ada cairan dan sebagian sudah mengeras, pertanyaanya sebenarnya apakah cairan yg mengeras itu menandakan kondisinya makin memburuk atau gimana dok?
Apakah lebih baik justru kalau cairanya lebih banyak.
Terimakasih dok.
Komang: cairan di paru ada dua kemungkinan, di dalam paru, atau di luar paru. cairan yang sudah mengeras, kemungkinan cairan di luar paru (efusi pleura) yang menyebabkan penebalan pleura. Sebaiknya segera konsultasi ke dokter spesialis paru, untuk memastiakn penyebabnya dan mendapatkan penanganan dengan tepat
DOK, ayah saya tadi malam berobat ke klinik dan diketerangan surat dokternya ada diagnosa seperti ini dok susp.Tb paru relaps dd/ sopt+ ppok ini maksudnya bagaimana ya dok? apakah parah? dan bagaimana cara pengobatan lanjutnya dok?
Syifaur Rahmah: Ayah Anda pernah sakit TB paru, saat ini kemungkinan kambuh lagi, ATAU saat ini sudah sembuh namun ada gejala sisa yang kadang menyertai seorang pasca pengobatan TB paru.Disamping itu ada kemungkinan juga menderita PPOK (biasanya pada perokok berat). Sebaiknya konsultasi ke dokter spesialis Paru untuk memastikan kondisinya dan selanjutnya menentukan pengobatan yang paling tepat
Halo dok, saya mau tanya : di dada saya terasa ada yang mengganjal rasanya stabil terus-terusan tidak terasa sakit tapi mengganjal sehingga mengganggu posisi berdiri, duduk, berbaring, gamjalan tidak terasa sewaktu tiduran miring ke kiri hampir selalu tidak terasa. Ini habis rawat inap lewat poli paru hari sabtu di foto ronsen hari rabu berikutnya juga difoto ronsen torax di keterangan pada normal. Kata dokter paru saya bagus.tapi ketika di oksigen dan diasapi rasa mengganjalnya tetap. Rasa mengganjalnya itu apa?
Yanto: jika ada keluhan dada terasa "mengganjal" namun foto dada kesannya normal, saran pemeriksaan yang lebih teliti, misalnya CT scan dada.
Masya Allah..jazakallah Khairan pak dokterats informasi n mau menjawab pertanyaan2..
Elvi Roza: Terima kasih, semoga bermanfaat.
Hallo Dok, saya mau bertanya, saya merasa sesak di dada dan saya ke dokter spesialis paru dan katanya saya kena PPOK, dan saya dikasih obat dan juga inhaler, setelah obatnya habis saya kembali ke dokter dan mengatakan bahwa saya sudah tidak sesak lagi dan kembali dokter memberikan obat yg Sama dan menyampaikan bahwa kalau obat ini sudah habis Dan tidak ada gangguan maka tidak perlu ke dokter lagi, nah yg jadi pertanyaan saya, kenapa dokter tsb tidak menyuruh saya rutin berobat padahal yg saya tau Bahwa penyakit ppok harus makan obat seumur hidup ? Apakah dokter nya salah mendiagnosa? Karena saat mendiagnosa dokter hanya menggunakan stateskop tanpa meminta saya utk rontgen, ct scan dan spirometri.mohon informasinya
Anonim: PPOK idealnya dipastikan dengan pemeriksaan spirometri, namun pemeriksaan ini berpotensi sebagai sumber aerosol, karena itu saat Pandemi Covid spirometri hanya dilakukan bila sangat diperlukan, karena memerlukan persiapan dan APD yang memadai. Derajad PPOK sangat bervariasi, pengobatannya juga bervariasi, dari penggunaan obat kalau ada keluhan sampai pengobatan rutin seumur hidup. Saya rasa Anda termasuk kategori yg ringan atau bukan PPOK, obat bisa dihentikan dan bila suatu ketika ada keluhan lagi bisa dilakukan pemeriksaan yang lebih lengkap.
Halo dok,
Saya wanita usia 43tahun,
Saya sudah 3x bergejala dada berdahak penuh lendir sehingga terdengar bunyi grok grok dari dada ketika bernafas, nafas berat tapi jarang sesak, batuk dan pilek, meriang.
Sakit pertama tahun 202, lalu terulang januari 2022 dan oktober 2022 dengan gejala yang sama.
Sakit kurang lebih 3 mingguan.
Dari hasil rontgen terbaca gambaran bronkitis,
Oleh dr penyakit dalam saya di diagnosa alergi bronkitis, diberikan obat racikan dan antibiotik,
Obat habis masih ada sedikit lendir didada, lalu saya ke dr paru, oleh dr paru katanya asma.
Dan diberikan obat diskus seretide ungu 50/250.
Selama pemakaian 1 bulan tak ada lagi lendir di dada, tak ada keluhan nafas sesak.
Oleh dr paru saya diberikan obat yang sama diskus seretide 50/250,
Pertanyaan saya dok,
penyakit saya masuk ke bronkitis atau asma ya dok, Mengingat saya sesak itu bila dada banyak lendir, dan sebelumnya tak pernah ada asma.
Bagaimana memastikan penegakan diagnosanya agar saya yakin penyakit saya ini.
Riwayat keluarga adik saya ada asma dok.
Yang kedua apakah obat seretide 50/250 harus dikonsumsi selama 3 bulan dok walau tak lagi ada keluhan apapun,
Bolehkah di bulan kedua saya kurangi dosisnya menjadi 50/100 dok?
Ataukah mungkinkah bila penggunaan seretide ini distop langsung tanpa pengurangan dosis.
?
Terima kasih dokter sebelum dan sesudahnya.
Posting Komentar