13 Januari 2013

STRATEGI DOTS, perlukah untuk pengobatan TB?


Directly-observed treatment short-course chemotherapy (DOTS) adalah nama suatu strategi yang dilaksanakan di pelayanan kesehatan dasar di dunia untuk mendeteksi dan menyembuhkan tuberkulosis. Kunci utama keberhasilan DOTS adalah keyakinan bahwa penderita TB meminum obatnya sesuai dengan yang telah ditetapkan dan tidak lalai atau putus berobat. Hal tersebut baru dapat dipastikan bila ada orang lain yang mengawasi saat penderita minum obat.

Strategi DOTS terdiri atas 5 komponen:
1.  Dukungan politik para pimpinan wilayah di setiap jenjang, dari tingkat negara hingga daerah, terhadap program tuberkulosis nasional yang permanen dan terintegrasi dalam pelayanan kesehatan primer, dengan pimpinan teknis dari suatu unit pusat. Dengan keterlibatan pimpinan wilayah, TB akan menjadi salah satu prioritas utama dalam program kesehatan dan akan tersedia dana yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan strategi DOTS. Selain itu, kepemimpinan teknis yang efektif membutuhkan tim multidisiplin dan keahlian dalam perancangan dan penerapan peraturan dan perundangan yang diperlukan untuk pelaksanaannya.

2.  Mikroskop merupakan komponen utama untuk mendiagnosis penyakit TB melalui pemeriksaan dahak penderita tersangka TB. Biakan dapat juga digunakan sebagai alat bantu diagnostik tambahan. Perlu diingat bahwa mikroskop baru berguna bila ada keahlian dalam menggunakannya (perlu orang yang berpengalaman).

3.  Pengawas menelan obat (PMO) akan ikut mengawasi penderita minum seluruh obatnya. Keberadaan PMO ini untuk memastikan penderita telah benar minum obat dan bisa diharapkan akan sembuh pada saat akhir pengobatan. PMO merupakan orang yang dikenal dan dipercaya baik oleh penderita maupun petugas kesehatan. Penderita TB yang dirawat di RS, yang bertindak sebagai PMO (pengawas minum obat) adalah petugas rumah sakit. Pada penderita yang berobat  jalan, bertindak sebagai PMO bisa dokter, petugas kesehatan, suami/istri/ keluarga/orang serumah, atau orang lain seperti kader kesehatan, kader PPTI, kader PKK dll yang memenuhi persyaratan PMO yaitu bersedia dengan sukarela membantu penderita TB sampai sembuh selama 6 bulan. PMO ditetapkan sebelum pelaksanaan DOT dilakukan, dan harus hadir di pusat pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelatihan singkat tentang DOTS.
4.  Pencatatan dan pelaporan merupakan bagian dari sistem surveillance penyakit TB untuk mendeteksi kasus dan keberhasilan pengobatan. Dengan rekam medik yang dicatat dengan baik dan benar, akan bisa dipantau kemajuan pengobatan penderita, mulai sejak ditegakkan diagnosis TB, pengobatan, pemeriksaan dahak, pemantauan dan penderita dinyatakan sembuh atau selesai pengobatan.

5.  Paduan obat jangka pendek yang benar termasuk dosis dan jangka waktu pengobatan yang tepat, sangat penting dalam keberhasilan pengobatan penderita. Kelangsungan persediaan obat jangka pendek harus selalu terjamin. OAT esensial adalah INH, rifampisin, pirazinamid, streptomisin, dan etambutol. Pengadaan obat-obat tersebut harus harus terintegrasi dalam program obat esensial. Perencanaan distribusi dengan jumlah yang cukup pada waktu yang tepat. Yang paling pentiing adalah tersedianya obat dengan harga terjangkau atau bebas biaya yang diusahakan Departemen Kesehatan RI dalam bentuk Kombipak, atau sering dikenal oleh penderita sebagai obat Program.

Penelitian menunjukkan bahwa angka keberhasilan DOTS mencapai 94,5% atau dengan kata lain hanya 5,5% yang gagal, dibandingkan dengan 21% pada pemberian OAT sendiri (self-administered treatment). Dari 21% tersebut 29% menjadi resistensi obat ganda (multi-drug resistant) dibandingkan 16% pada 5,5% pasien program DOTS yang tidak sembuh. Resistensi ganda ini merupakan masalah yang serius karena sangat sulit diobati, dengan angka keberhasilan pengobatan hanya sekitar 50%, sedangkan biaya pengobatan bisa meningkat sampai 100 kali lipat lebih mahal. Oleh karena itu dukungan politik dan penyuluhan terhadap penderita dan PMO menjadi sangat penting untuk meyakinkan penderita agar menjalani DOTS dengan baik.

Tidak ada komentar: