Kanker paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru,
mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri dan keganasan yang berasal
dari luar paru. Dalam pengertian sehari-hari, yang dimaksud dengan kanker paru
adalah tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus, yakni karsinoma bronkus.
Data epidemiologik memperlihatkan prevalensi yang terus meningkat baik
pada laki-laki maupun perempuan. Buruknya
prognosis penyakit ini mungkin berkaitan erat dengan jarangnya penderita datang
ke dokter ketika penyakitnya masih berada dalam stadium awal penyakit.
Hasil penelitian pada penderita kanker paru pascabedah menunjukkan bahwa, rerata angka tahan hidup 5 tahunan stage I sangat jauh berbeda dengan mereka yang dibedah setelah stage II, apalagi jika dibandingkan dengan staging lanjut yang diobati adalah 9 bulan.
Hasil penelitian pada penderita kanker paru pascabedah menunjukkan bahwa, rerata angka tahan hidup 5 tahunan stage I sangat jauh berbeda dengan mereka yang dibedah setelah stage II, apalagi jika dibandingkan dengan staging lanjut yang diobati adalah 9 bulan.
Menurut
konsep masa kini kanker adalah penyakit gen. Sebuah sel normal dapat menjadi
sel kanker apabila oleh berbagai sebab terjadi ketidak seimbangan antara fungsi
onkogen dengan gen tumor suppresor
dalam proses tumbuh dan kembangnya sebuah sel. Perubahan atau mutasi gen yang menyebabkan
terjadinya hiperekspresi onkogen dan/atau kurang/hilangnya fungsi gen tumor suppresor menyebabkan sel tumbuh
dan berkembang tak terkendali. Perubahan ini berjalan dalam beberapa tahap atau
yang dikenal dengan proses multistep carcinogenesis. Perubahan pada
kromosom, misalnya hilangnya heterogeniti kromosom atau LOH juga diduga sebagai
mekanisme ketidaknormalan pertumbuhan sel pada sel kanker.
DIAGNOSIS
Tujuan diagnosis adalah untuk menentukan jenis histopatologi kanker, lokasi
tumor dan stadium yang diperlukan untuk menentukan strategi pengobatan.
Anamnesis
Gejala penyakit ini tidak spesifik, seperti batuk darah, batuk kronik,
berat badan menurun dan gejala lain yang juga dapat dijurnpai pada jenis
penyakit paru lain. Penernuan dini penyakit ini berdasarkan keluhan saja jarang
terjadi, biasanya keluhan yang ringan terjadi pada mereka yang telah memasuki
stage II dan III. Dengan rneningkatnya kesadaran masyarakat tentang penyakit
ini, disertai dengan meningkatnya pengetahuan dokter dan peralatan diagnostik
maka pendeteksian dini seharusnya dapat dilakukan.
Sasaran untuk deteksi dini terutama ditujukan pada subyek dengan risiko
tinggi yaitu:
• Laki -laki, usia lebih dari 40 tahun, perokok
• Paparan industri tertentu
dengan satu atau lebih gejala: batuk darah, batuk kronik, sesak napas,nyeri
dada dan berat badan
menurun.
Pada keadaan lanjut dapat ditemukan metastasis, yang paling sering dijumpai
pada paru kontralateral, hati, tulang dan otak, sedang pada organ lain jarang
dijumpai. Keadaan umum diukur dengan penilaian tampilan (performance status),
menurut skala Karnofsky atau WHO. Penentuan tampilan ini sangat penting untuk
tindak lanjut pengobatan misalnya untuk pemberian kemoterapi dibutuhkan
tampilan yang lebih baik, sebab dengan tampilan yang buruk akan memperberat
keadaan penderita. Skala Karnofsky menggunakan skala 10 – 100, makin besar
angka menunjukkan keadaan penderita yang semakin baik. Berbeda dengan tampilan
skala WHO menggunakan skore angka dari 0 – 4, semakin kecil angka menunjukkan
keadaan penderita yang semakin baik.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan jasmani harus dilakukan secara menyeluruh dan teliti. Hasil
yang didapat sangat bergantung pada kelainan saat pemeriksaan dilakukan. Tumor
paru ukuran kecil dan terletak di perifer dapat memberikan gambaran normal pada
pemeriksaan. Tumor dengan ukuran besar, terlebih bila disertai atelektasis
sebagai akibat kompresi bronkus, efusi pleura atau penekanan vena kava akan
memberikan hasil yang lebih informatif. Pemeriksaan ini juga dapat memberikan
data untuk penentuan stage penyakit, seperti pembesaran KGB atau tumor diluar
paru. Metastasis ke organ lain juga dapat dideteksi dengan perabaan hepar,
pemeriksaan funduskopi untuk mendeteksi peninggian tekanan intrakranial dan
terjadinya fraktur sebagai akibat metastasis ke tulang.
Pemeriksaan
radiologis
Hasil pemeriksaan radiologis adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang
mutlak dibutuhkan untuk menentukan lokasi tumor primer dan metastasis, serta
penentuan stadium penyakit berdasarkan sistem TNM. Pemeriksaan radiologi paru
yaitu foto toraks PA/lateral, bila mungkin CT-scan toraks, bone scan, bone survey, USG abdomen dan Brain-CT
dibutuhkan untuk menentukan letak kelainan, ukuran tumor dan metastasis.
Foto toraks : Pada pemeriksaan foto toraks
PA/lateral akan dapat dilihat bila masa tumor dengan ukuran tumor lebih dari 1
cm. Tanda yang mendukung keganasan adalah tepi yang ireguler, disertai identasi
pleura, tumor satelit, dll. Pada foto tumor juga dapat ditemukan telah invasi
ke dinding dada, efusi pleura, efusi perikardium dan metastasis intrapulmoner.
Sedangkan keterlibatan KGB untuk menentukan N agak sulit ditentukan dengan foto
toraks saja.
CT-Scan toraks : Tehnik pencitraan ini dapat
menentukan kelainan di paru secara lebih baik daripada foto toraks. CT-scan dapat mendeteksi tumor
dengan ukuran lebih kecil dari 1 cm secara lebih tepat. Demikian juga
tanda-tanda proses keganasan juga tergambar secara lebih baik, bahkan bila
terdapat penekanan terhadap bronkus, tumor intra bronkial, atelektasis, efusi
pleura yang tidak masif dan telah terjadi invasi ke mediastinum dan dinding
dada meski tanpa gejala. Lebih jauh lagi dengan CT-scan, keterlibatan KGB yang
sangat berperan untuk menentukan stage juga lebih baik karena pembesaran KGB
(N1 s/d N3) dapat dideteksi. Demikian juga ketelitiannya mendeteksi kemungkinan
metastasis intrapulmoner.
Pemeriksaan radiologik lain : Kekurangan dari
foto toraks dan CT-scan toraks adalah tidak mampu mendeteksi telah terjadinya
metastasis jauh. Untuk itu dibutuhkan pemeriksaan radiologik lain, misalnya
Brain-CT untuk mendeteksi metastasis di tulang kepala / jaringan otak, bone
scan dan/atau bone survey dapat mendeteksi metastasis diseluruh jaringan tulang
tubuh. USG abdomen dapat melihat ada tidaknya metastasis di hati, kelenjar
adrenal dan organ lain dalam rongga perut.
Pemeriksaan khusus
Bronkoskopi adalah pemeriksan dengan tujuan
diagnostik dan bisa juga untuk terapi. Dengan bronkoskopi kita dapat mengambil
jaringan atau bahan untuk memastikan ada tidaknya sel ganas. Pemeriksaan ada
tidaknya masa intrabronkus atau perubahan mukosa saluran napas, seperti
terlihat kelainan mukosa tumor berbenjol-benjol, hiperemis, atau stenosis
infiltratif dan mudah berdarah. Tampakan yang abnormal sebaiknya diikuti dengan
tindakan biopsi tumor/dinding bronkus, bilasan, sikatan atau kerokan bronkus.
Pemeriksaan lain:
-
biopsi aspirasi jarum
-
transbronchial needle aspiration
-
transbronchial lung biopsi
-
biopsi transtorakal
-
biopsi jarum halus
-
torakoskopi medik
-
sitologi sputum
Semua bahan yang diambil dengan pemeriksaan tersebut di atas harus dikirim
ke laboratorium Patologi Anatomik untuk pemeriksaan sitologi/histologi. Bahan
berupa cairan harus dikirim segera tanpa fiksasi, atau dibuat sediaan apus,
lalu difiksasi dengan alkohol absolut atau minimal alkohol 90%. Semua bahan
jaringan harus difiksasi dalam formalin 4%.
Pemeriksaan invasif lain
Pada kasus kasus yang rumit terkadang tindakan invasif seperti torakoskopi
dan tindakan bedah mediastinoskopi, torakoskopi, torakotomi eksplorasi dan
biopsi paru terbuka dibutuhkan agar diagnosis dapat ditegakkan. Tindakan ini
merupakan pilihan terakhir bila dari semua cara pemeriksaan yang telah dilakukan,
diagnosis histologis / patologis tidak dapat ditegakkan. Semua tindakan
diagnosis untuk kanker paru diarahkan agar dapat ditentukan :
1. Jenis histologis.
2. Derajat (staging).
3. Tampilan (tingkat tampil, "performance status").
Sehingga jenis pengobatan dapat dipilih sesuai dengan kondisi penderita.
Jenis histologis
Untuk menentukan jenis histologis dipakai klasifikasi histologi menurut WHO
tahun 1980, ada 4 jenis utama kanker paru:
1.
karsinoma sel
skuamosa (karsinoma epidermoid/squamous cell carcinoma)
2.
karsinoma sel kecil
(small cell carcinoma)
3.
adenokarsinoma
(adenocarcinoma)
4.
karsinoma sel besar
(large cell carcinoma)
PENGOBATAN
Pengobatan kanker paru adalah combined
modality therapy (terapi multi-modaliti). Kenyataanya pada saat pemilihan
terapi, sering bukan hanya diharapkan pada jenis histologis, derajat dan
tampilan penderita saja tetapi juga kondisi non-medis seperti fasiliti yang
dimiliki rumah sakit dan ekonomi penderita juga merupakan faktor yang amat
menentukan. Untuk menetapkan pengobatan, perlu ditentukan lebih dahulu:
-
jenis histologi
-
derajat/stage/stadium
kanker
-
tampilan (tingkat
tampilan / performance status)
Pembedahan
Tindakan bedah yang dianjurkan adalah reseksi paru disertai reseksi
kelenjar getah bening diikuti dengan pemetaan kelanjar yang terlibat.
Pembedahan dianjurkan untuk derajad I dan II, serta stadium III pada keadaan
khusus.
Radioterapi
Radioterapi dapat diberikan pada semua stadium, pra/pascabedah dalam
kombinasi dengan modaliti lain atau tersendiri. Dosis tergantung tujuan terapi,
kondisi pasien dan terpenuhinya syarat-syarat radioterapi. Pada karsinoma sel
kecil radioterapi diberikan dalam kombinasi dengan kemoterapi ditambah radiasi
otak untuk pencegahan metastasis bila respons kemoterapi sudah lengkap.
Kemoterapi
Kemoterapi diberikan sebagai pengobatan pada semua kasus karsinoma sel
kecil. Kemoterapi juga dapat diberikan kepada kanker paru jenis karsinoma bukan
sel kecil yang memenuhi syarat. Pada kasus stadium III dapat diberikan
kemoterapi neoajuvan (terapi
neoajuvan: pemberian kemoterapi atau radiasi dengan maksud menurunkan staging
tumor, sedang terapi ajuvan adalah pemberian kemoterapi atau radioterapi
pascabedah).
Imunoterapi
Semua penderita dapat diberikan imunoterapi.
Pengamatan lanjut
Penderita yang telah menjalani terapi baik pembedahan, kemoterapi maupun
radioterapi atau kombinasi, dianjurkan untuk kontrol teratur minimal 1-3 bulan
setelah tindakan terapi selesai diberikan. Sebaiknya dilakukan kontrol teratur
setiap tahun (pemeriksaan foto toraks maupun CT scan toraks) untuk memantau
perjalanan penyakitnya.
2 komentar:
terima kasih sharingnya , cukup membantu sekali ..
oya untuk referensi yang lain mungkin bisa juga baca2 artkel di halaman berikut ini http://www.tanyadok.com/tekno/memastikan-kanker-dengan-biopsi-jaringansemoga bisa membantu dan melengkapi halaman postingan ini
Halaman yang disarankan informatif dan praktis, terima kasih atas kunjungannya.
Posting Komentar