30 Januari 2013

ANALISIS GAS DARAH (AGD)


Blood gas analysis
Pemeriksaan AGD (Astrup) adalah pemeriksaan beberapa gas yang terlarut dalam darah arteri, bertujuan untuk mengetahui keseimbangan asam basa, kadar oksigen, kadar karbondioksida dan sebagainya dalam tubuh. Darah arteri biasanya diambil dari arteri radialis, brachialis atau femoralis.


Pemeriksaan gas darah arteri memungkinkan kita untuk mengetahui pH (dan juga keseimbangan asam basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan atau kekurangan basa. Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan sebagai pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat baik yang akut maupun menahun. Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan penunjang yang dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari penilaian analisis gas darah dan keseimbangan asam basa saja. Karena itu hasil AGD harus dihubungkan dengan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium lainnya.

Pada dasarnya pH atau derajat keasaman darah tergantung pada konsentrasi ion H+ dan dapat dipertahankan dalam batas normal melalui 3 faktor, yaitu mekanisme penyangga kimia, pernapasan dan ginjal. Mekanisme pernapasan bekerja dengan menahan dalam darah atau melepas ke udara CO2 melalui ekspirasi.

Proses perubahan pH darah ada dua macam, yaitu proses perubahan yang bersifat metabolik (adanya perubahan konsentrasi bikarbonat [HCO3-] yang disebabkan gangguan metabolisme) dan yang bersifat respiratorik (adanya perubahan tekanan parsial CO2 yang disebabkan gangguan respirasi). Perubahan PaCO2 dan/atau HCO3- akan menyebabkan perubahan pH darah. Asidosis (pH turun di bawah normal) akan terjadi jika PaCO2 meningkat dan/atau bikarbonat menurun, sedangkan alkalosis terjadi bila sebaliknya.

Asidosis ada dua macam yaitu asidosis akut dan asidosis kronik, demikian juga halnya dengan alkalosis. Penggolongan asidosis atau alkalosis akut berdasarkan kejadiannya belum lama dan belum ada upaya tubuh untuk mengkompensasi perubahan pH darah, sedangkan kronik jika kejadiannya telah melampaui 48 jam dan telah ada upaya tubuh untuk mengkompensasi perubahan pH.

KESEIMBANGAN ASAM BASA
Satuan derajad keasaman adalah pH, nilainya berkisar antara 1,00 (asam) sampai 14,00 (basa) dengan nilai normal atau netral sebesar 7,00. Dalam ilmu kimia, nilai pH di bawah 7 disebut asidosis dan di atas 7 disebut alkalosis. Dalam tubuh manusia nilai normal pH berkisar antara 7,35 – 7,45, sedikit berbeda dengan ilmu kimia yang memasukkan nilai tersebut sebagai alkalosis. Disebut nilai normal pada tubuh karena pada kisaran pH tersebutlah segala proses dalam tubuh manusia bisa berjalan dengan normal. Agar pH bisa dipertahankan tetap dalam kisaran normal maka keseimbangan asam basa dalam darah perlu dikendalikan dengan akurat karena perubahan yang sangat kecilpun dapat memberikan efek yang serius pada organ atau sistem.

Ada 3 mekanisme dalam tubuh kita yang berperan mengendalikan keseimbangan asam basa.
  1. Ginjal berperan membuang kelebihan asam, sebagian besar dalam bentuk amonia. Ginjal mampu menentukan jumlah asam atau basa yang dibuang, biasanya berlangsung beberapa hari.
  2. Tubuh memanfaatkan penyangga (buffer) pH dalam darah sebagai pelindung terhadap perubahan pH yang terjadi mendadak. Penyangga pH yang paling penting adalah bikarbonat. Bikarbonat (komponen basa) berada dalam keseimbangan dengan CO2 (komponen asam). Jika lebih banyak asam yang masuk ke dalam darah, maka akan dihasilkan lebih banyak bikarbonat dan lebih sedikit CO2. Sedang jika lebih banyak basa yang masuk ke aliran darah maka proses sebaliknya yang terjadi.
  3. Pembuangan CO2. Proses metabolisme memproduksi CO2 yang akan dibawa darah menuju paru untuk dibuang. Pusat pernapasan di otak mengatur jumlah CO2 yang diekspirasi dengan cara mengendalikan kecepatan dan kedalaman pernapasan. Jika jumlah CO2 yang dibuang bertambah, kadar CO2 darah akan menurun dan selanjutnya pH menjadi basa. Proses sebaliknya akan terjadi jika jumlah CO2 yang dibuang berkurang dan pH bergeser ke arah asam. Pengaturan pengeluaran CO2 mampu mengatur pH darah dalam hitungan menit.

Bila terjadi kelainan pada satu atau lebih dari ketiga mekanisme tersebut maka pH darah akan bergeser dan keluar dari nilai normal menjadi asidosis atau alkalosis. Asidosis terjadi bila dalam darah terlalu banyak asam atau terlalu sedikit basa sehingga pH berkurang, bila terjadi sebaliknya akan terjadi alkalosis. Asidosis dan alkalosis bukan penyakit, namun akibat dari beberapa penyakit. Terjadinya pergeseran pH merupakan petunjuk adanya masalah metabolisme atau respirasi yang serius.

Asidosis dan alkalosis dikelompokkan menjadi metabolik dan respiratorik, tergantung pada penyebab utamanya. Kelainan pH metabolik disebabkan oleh ketidakimbangan pembentukan dan pembuangan asam dan basa oleh ginjal, sedang kelainan pH respiratorik disebabkan oleh gangguan di paru atau saluran napas. 

Tidak ada komentar: